Matamu.NET – Microstock adalah salah satu cabang usaha fotografi yang berkembang dengan pesat selaras dengan perkembangan dunia Internet dan Industri 4.0. Usaha ini adalah jasa yang mempertemukan antara fotografer dan pembeli foto dalam satu situs yang disebut sebagai situs Microstock.
Ciri-ciri utama dari Mikrostok ini ada tiga yakni
- Tempat jual beli produk fotografi dilakukan melalui situs online (internet)
- Melibatkan banyak fotografer yang tersebur dari seluruh penjuru dunia sehingga derivasi foto menjadi lebih beragam. Termasuk menerima foto dari fotografer amatir dan sekedar hoby.
- Skema penjualan foto dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Mulai dari harga murah untuk non lisensi yakni sekitar 0,2 $ sampai dengan foto berlisensi 200 $ (beberapa situs microstok bahkan berhasil menjual foto hingga 800$).
Selain berjualan foto, beberapa situs Mikrostock juga menjual vektor, Flash Animation dan Video Footage.
Daftar Isi
A. Sejarah Microstock
Situs Microstok yang paling pertama pertama berdiri adalah iStockphpoto yang beridri pada tahun 1999. Situs ini didirikan oleh Bruce Livingstone yang menjadi pioner dalam sejarah bisnis Microstock dan masih berdiri hingga saat ini.
Pada Februari tahun 2006, Getty Images, sebuah perusahaan internet raksasa membeli iStockphoto dengan harga 50 juta US dollar atau setara dengan 500 milliar rupiah (1 USD = 10.000 IDR pada saat itu). Setelah itu popularitas situs microstock semakin meningkat dan banyak pengusaha lain yang mendirikan situs microstok, beberapa situs besar diantaranya adalah Alamy, Fotolia, 123rf, Shutterstock, Dreamstime, Depositphotos, Bigstock, Picxy, Pond5, 500px, dan sejenisnya.
Banyaknya situs Microstock yang beridri membuat iklim jasa jual beli foto ini pun semakin meningkat, hasilnya Jupiterimage tertarik untuk membeli iStockphoto dari Getty Image dengan harga $96 juta pada tahun 2009. Hampir dua kali lipat dari totoal biaya yang mereka keluarkan saat membelinya dari Livingstone 3 tahun sebelumnya.
Metode pembeyaran fotopun mulai beragam tidak hanya menjual non-lisensi foto, beberapa metode pembayaran pun mulai dilakukan seperti pay-per-donwload yang artinya fotografer bisa mendapatkan lebih banyak uang setiap kali ada yang mendownload foto mereka karena bisa dijual berkali-kali. Skema ini pertama kali diperkenalkan oleh Shutterstock dan ternyata mendapatkan respon yang tinggi dari para pengguna jasa foto. Hasilnya ada banyak situs yang kemudian mengikuti jejak Shutterstock untuk skema Pay-per-Download.
Tahun 2011 sendiri menjadi tahun pertama situs-situs microstock mendapatkan banyak keuntungan dari internet. Situs seperti Shutterstock sendiri mengklaim bahwa mereka telah membayar 200 Juta dollar kepada seluruh contributor mereka di seluruh dunia dengan trafik transakasi yang terus meningkat. Perusahaan besar seperti Adobe pun akhirnya ikut ambil bagian dan mengakuisisi Fotolia dengan harga $ 800 juta pada tahun 2014.
1. Cara Membeli Foto dari Microstok
Cara membeli foto dari microstok pada umumnya sama, yakni calon pembeli mendaftar sebagai calon pembeli di situs kemudian menyiapkan metode pembayaran yang diinginkan namun pada umumnya menggunakan jasa Paypal. Setelah itu pembeli bisa memilih foto mereka untuk dibeli.
Metode dan harga jual dari foto juga tergantung dari aturan dari masing-masing situs Microstock. Misalnya metode pembayaran Print it Out, Pay-Per-Download, Licensed Purchased.
2. Cara Menjual Foto
Salah satu ciri-ciri dari situs Microstok adalah menerima karya dari seluruh fotografer baik itu profesional, Amatir atau hanya sekedar hoby. Tugas dari penjual foto dalam hal ini dsiebut sebagai contributor adalah mengupload foto di situs microstock dan lulus dari kurasi dari pada kurator.
Metode kurasi yang digunakan ada berbagai jenis tergantung dari situsnya. Ada yang sekali kurasi lolos seperti Shutterstock, ada juga yang harus melewati kurasi berlapis seperti Alamy dan 1X.
Ketika foto yang diupload oleh contributor lulus maka foto tersebut akan dipajang di gallery penjualan Microstock diman calon pembeli akan melihat-lihat foto yang mereka cari. Jika mereka suka dengan karya kamu maka mereka akan membeli foto tersebut.
Penghasilan Contributor didapatkan melalui Sharing Provit, yakni hasil dari penjualan foto ini kemudian dibagi sesuai dengan kebijakan masing-masing situs microstock. Ada yang kejam yang hanya memberikan 15 % penjualan ke contributor tapi mereka membantu foto kontributor laku dengan menginklankan foto mereka ada juga yang yang Royal seperti Shutterstock yang memberikan 60 % sampai 80 % penjualan ke Contributor mereka.
SCAM dan Penipuan – Dengan maraknya situs Microstock, banyak pihak yang tidak bertanggung jawab yang membuat situs Microstok namun dalam kategori SCAM dan penipuan. Terutama situs-situs kecil yang tidak jelas pembuatnya.
Situs-situs kategori ini tidak membayar para fotografer mereka sama sekali setelah foto tersebut laku atau semua keuntungan foto diembat sendiri. Oleh karena itu jika kalian berminat untuk jualan foto di Microstock, pilih situs yang benar-benar sudah terpercaya dan membayar para kontributor mereka.
Situs-situs yang terpercaya sudah membayar Contributor mereka seperti yang telah disebutkan diatas yakni Alamy, Fotolia, 123rf, Shutterstock, Dreamstime, Depositphotos, Bigstock, Picxy, Pond5, 500px dan sejenisnya. Saya sendiri sebagai penulis sudah beberapa kali Pay-Out di Shutterstock dan dikirim melalui akun Paypal.
Untuk lebih detailnya silahkan baca informasi detailnya di 5 Situs Microstock yang Terpercaya. Ulasan ini pun berdasarkan pengalaman Pribadi.
Nah buat kalian yang ingin coba-coba jualan foto silahkan daftar disini.
Tidak perlu khawatir. Mereka tidak mewajibkan kamera profesional kok karena kamera Smartphone saja sudah cukup asal foto yang kalian hasilkan baik. Ingat fotografi tidak hanya memiliki sisi tehnis saja tapi juga memiliki sisi seni yang tinggi.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan baca Cara Jual Foto di Shutterstock
Akhir Kata
Buat kalian yang tertarik melihat karya-karya fotografer amatir, berikut ini link galeery foto saya. Contributor Foto Ahmad Dahlan.
Tidak perlu dibeli yah, silahkan dilihat saja, ada banyak foto jelek disana kok tapi tetap laku yah kembali lagi kebutuhan foto setiap orang itu beda-beda. Bisa jadi bagi kita foto itu mungin jelek, tapi mereka butuh dengan foto tersebut.
Tapi kalau kalian mau beli, saya juga gak larang kok, bagus malah. Biar saya semakin rajin menulis artikel tentang jualan foto di situs Microstok.