Matamu.NET – Membuat foto aesthetic bukanlah hal yang sulit dan tidak melulu harus dilakukan dengan kamera DSLR yang super mahal. Karena kualitas dari foto itu melekat pada gambar yang di hasilkan bukan alat yang di gunakan.
Pada intinya ketika anda menginginkan foto yang keren dan sedap dipandang mata maka anda harus bisa menghasil foto-foto yang memiliki nilai aesthetic tinggi. Jika galeri kamu sudah dipenuhi dengan foto aesthetic maka jangan heran jika akan banyak orang yang betah menikmati hasil karya kamu.
Apakah membuat foto aesthetic susah?
Susah dan mudahnya membuat foto-foto yang aesthetic itu kembali lagi pada apakah kita terbiasa atau tidak melakukannya. Jika sudah terbiasa maka bisa katakan hal ini mudah, namun jika tidak maka akan terasa susah.
Jadi mulailah berlatih untuk membuat foto aesthetic dengan peralatan sederhana.
Nah artikel berikut ini, dibuat untuk membantu anda membuat foto-foto keren dan aesthetic dengan kamera Smartphone. Kenapa dengan kamera Smartphone? Yah karena saat ini kita semua sudah memiliki smartphone sehingga tidak ada alasan lagi untuk memulai.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut
Daftar Isi
1. Paham cara Kerja Kamera
Kamera baik itu DSLR, mirrorless, maupun smartphone bekerja dengan prinsip dasar Segitiga Exposure. Segitiga exposure ini terdiri dari tiga aspek yakni ISO, Shutter-speed dan Aperture Value.
Buat kalian yang masih pemula, saya akan berikan kesimpulan sederhanya seperti ini. Semua kamera meodrn sudah dilengkapi dengan light meter yang dijadikan sebagai patokan dalam mengatur Exposure dengan pencahayaan normal.
Jika kalian motret di tempat terang, shutterspeed yang di pilih oleh kamera akan cepat agar tidak over exposure. Begitu pula sebaliknya jika kalau motret di tempat gelap maka kamera akan memilih shutter speed lambat.
Dampaknya pada tempat lambat, foto yang di hasilkan sulit jadi foto aesthetic karena akan selalu bergetar sehingga tidak foku. Tidak fokusnya foto ini di sebut sebagai Motion Blur.
Jadi kamu harus pastikan kalau jumlah cahaya pada saat pemotretan cukup.
Tapi jika kamu sudah cukup mahir dengan istilah Exposure, kamu bisa melangkai saja point yang ini.
2. Menguatkan PoI
Foto yang baik itu adalah foto yang bercerita. Hampir semua fotografer terkenal sepakat dengan statement ini, seperti Darwis Triady, Hengky Koenjtoro, Rio Motret dan Ahmad Dahlan.
Cerita yang di bawa ke dalam foto tentu saja berasal dari objek utama yang ada dalam foto. Objek ini di sebut sebagai PoI yang merupakan singkatan Point of Interest. Jika PoI sudah kuat maka para penikmat foto akan dengan mudah menemukannya, jika tidak ada beberapa hal yang harus di perhatikan agar PoI dalam foto dapat di kuatkan.
Perhatikan foto di bawah ini!
Foto ini bisa dengan mudah dinikmati karena PoI dari fotonya sangat jelas. Namun jika tidak maka kita butuh bantuan pola atau garis yang ada pada foto agar mata penikmat menuju pada PoI.
Jadi pertegas cerita yang akan bawa ke dalam foto kamu dengan menguatkan PoI dari foto tersebut.
3. Perhatikan Komposisi
Komposisi dalam fotografi secara sederhana dapat diartikan sebagai seni meletakan Objek di dalam ruang dimensi. Komposisi ini ada banyak sekali namun paling tidak belajarlah jenis komposisi dasar seperti komposisi Rule of Third, Death Center, Golden Triangle, Fibonaccy dan sejenisnya.
Agar lebih mudah berikut ini contoh dari masing-masing komposisi!
4. Anggel Unik
Salah satu tips yang tidak boleh kamu lewatkan dalam membuat foto Aesthetic adalah Angel pengambilan gambar.
Foto aesthetics itu haruslah unik, jadi kamu harus berani mencoba banyak sudut pengambilan gambar. Mulailah mengambil sudut yang sejajar dengan mata manusia, kemudian mata cacing sampai pada sudut mata elang.
Masing-masing angel itu memiliki cerita yang berbeda loh karena foto yang di hasilkan berasal dari perspektif yang berbeda.
High Angle Photo Kesan Bergerak Dalam Foto Worm Eye View
5. Perhatikan Warna
Sebelum kamu memutuskan membuat foto Aesthetic, ada baiknya kamu belajar mengani warna. Paling tidak pahami apa itu Collor Scheme dan Color Pallet.
Setiap warna punya rasa yang berbeda di pandangan psikologi manusia dan hal ini juga ikut dalam proses menikmati foto.
Misalnya saja warna biru itu akan mebawa rasa teduh dan warna merah itu akan membawa emosi yang meletup-letup.
6. Post Processing
Post Processing dapat diartikan secara sederhana sebagai editing proses. Proses ini di gunakan untuk memaksimalkan kualitas foto kamu. Dalam proses ini kamu bisa melakukan koreksi warna, kompisis seperti croping dan cloning, atau menghilangkan objek yang dianggap tidak perlu.
Jangan pernah menganut prinsip foto yang baik adalah foto tanpa editan. Foto yang baik itu adalah foto yang bisa dinikmati entah dengan bantuan editing software ataupun tidak.
Akhir Kata
Sebagai penutup saya akan memberikan the ultimate tips dari setiap tips yang membahasa mengani fotografi. 6 aspek yang bicarakan di atas dalah aspek tehnis yang mungkin saja terdengar kaku.
Padahal fotografi itu adalah bagian dari seni yang tidak di batasi oleh ruang dan aturan-aturan kolot seperti 6 tips di atas. Jadi Break the Rule.
Jika kamu sudah bisa mengimplenteasikan tips di atas, saatnya untuk melawan tips tersebut!!! Jadi foto Aesthetic mustahil bisa tercipta jika kamu tidak merusah aturan karena seni itu sendiri adalah melanggar aturan baku.
Ingat yah Break the Rules itu artinya merusak aturan, jadi kamu harus paham dulu aturannya. Hal ini berbeda dengan tidak tau aturan.