Ahmad Dahlan I'm just ordinary man with a big dream

Menghasilkan Uang Dengan Jualan Foto di NFT dan Opensea – Apakah Mungkin?

4 min read

Jualan foto di NFT bisa kaya raya

Matamu.NET – Jualan Foto di NFT atau malah Opensea memang menjadi salah satu topik perbincangan hangat belakangan ini. Apalagi setelah Ghozali Everyday berhasil viral menjadi mahasiswa kaya “hanya” dengan konsisten selfie setiap hari lalu ditaruh di Opensea. Kerennya, ternyata foto tersebut laku dan bisa menghasilkan uang.

Bagi anda yang sudah malang melintang di dunia NFT, Jualan Foto Online, Salah satu Moyang Microstock Indonesia, mungkin akan sedikit tergelitik dengan kata “di” pada frasa di NFT seolah-olah menunjukkan NFT seperti sebuah tempat yang bisa dikorespondesi dengan kaku sama seperti menuliskan alamt rumah.

Tulisan ini saya buat untuk memberikan gambaran terperinci tentang apa itu NFT, Opensea, Jualan Konten Digital baik foto maupun video dan mungkin akan sampai ke Microstock.

Namun tidak ada yang lebih mudah membahas NFT selain dari defenisi dari kata ini.

A. Apa itu NFT?

Sederhanya NFT adalah sebuah singkata dari non-fungible token. Kalau diminta artikan berdasarkan kata-katanya maka NFT adalah Token Non-Sepadan.

Jadi apakah sudah jelas? atau malah makin kabur?

Mari kita tinggalkan saja defenisi berdasarkan katanya. Kita bergeser ke pengertian tehnisnya atau pengertian yang lebih bisa dipahami.

Saya ingin kita sepakat terlebih dahulu jika saya punya uang kripto sekitar 1 BTC, maka ada sekumpulan data yang menuliskan data saya dalam bentuk enksripsi yang nilainya 1 BTC. Data-data ini tentu saja bisa dikopi pasta sama dengan data yang ada pada komputer, jadi dibuat sistematika rumit agar data-data yang menunjukkan uang 1 BTC saya itu sulit dikopi.

Konsepnya sederhana, yakni :

  1. Data tersebut dienkripsi
  2. Orang enkripsi tidak satu orang tapi banyak orang
  3. Tempat menyimpan eksripsi tidak di satu tempat yang sama tapi di banyak tempat sebut saja tempat yang saling berhubungan atau Block Chain.
  4. Unik, artinya antara satu data dengan data lain tidak boleh sama. Kalau sama nanti sulit untuk diklaim.

Jadi ini adalah defenisi sederhana untuk “data” dari nilai kripto yang kita miliki. Tolong jangan tanya defenisi rumitnya!!!

Kembali ke NFT, konsep-nya analog dengan kripto dimana NFT adalah sebuah unit data digital yang disimpak dalam block chain. Setiap unit dara akan unik (tidak sama satu dengan yang lainnya) sehingga unit-unit dalam NFT tidak dapat dipertukarkan.

Jadi jelaskan ada token dalam NFT, dan kana Non-Fungible itu berarti tidak dapat dipertukarkan.

Lah kalau memang demikian ? Mengapa Ghozali Everday bisa kaya dari NFT?

Kita simpan saja dulu pertanyaan ini, kita melangkah dulu apasih yang ada di NFT dan harusnya agar bisa menghasilkan uang ada hal yang bisa diperdagangkan. Kalau perdagangkan dilarang maka harus ada yang bisa ditukarkan.

Kalau tidak ada, maka tidak ada peluang bisa menghasilkan uang. Karena hal ini sudah menjadi hukum jual beli.

1. Aset Digital NFT

Nah NFT sendiri mengakomodir file digital dalam bentuk audio, video, item video games dan apapun yang sifatnya produk kreatif. File-file tersebut bisa dibeli di pasar NFT.

Nah dari sini dudah paham kalau bisa terjadi jual beli di pasar NFT. Tapi ini bukan jual beli tradisioan kalau lu dapat duit rupiah di pasar A terus bawa ke pasar B di negara yang sama maka bakalan berfungsi dengan nilai yang sama, atau malah bisa kamu pake jajan di Singapura secara langsung. Tergantung dari seberapa erat hubungan antar negara tersebut.

Di Singapura, Rupiah tidak ada artinya karena mereka punya mata uang sendiri dan tidak ada yang lembaga yang menjamin nilai rupiah di Singapura, hanya saja negara kita punya hubungan erat dengan Singapura, jadi deh uang Rupiah kita bisa dikonversi ke Dollar Singapura.

Nah sekarang gimana NFT? Apakah ada uang di NFT dijamin oleh lembaga? Kalau ada maka ini sudah gagal dari sisi Konsep Blockchain yang merhasiakan pemilik aset.

Tapi kalau tidak ada yang menjamin gimana bisa jadi uang nyata?

Yah uang memang tidak se-sederhana logika matematika, sama seperti harga ikan arwana Super Red yang mencapai 40 juta rupiah tapi arwana Silver cuman 500.000-an. Padahal kalau dua-duanya mati yah jadi bangkai.

Uniknya lagi Ikan Arwana Super Red tidak dijamin oleh lembaga manapun. Yang menjamin harga ikan arwana adalah jumlah Hobiis yang berburu ikan Arwana Super Red. Kalau orang sudah lupa dengan ikan Arwana Super Red, maka harganya bakalan jatuh dengan cepat sama dengan Kripto, bagaimana pun modelnya.

2. Karakteristik NFT

Nah itu tadi penjelasan umum dari NFT, mari kita coba jelaskan lebih spesifik tentang NFT. Kita mulai dari karakteristiknya yakni

  1. Unik dan dapat diverifikasi
  2. Langka dan dapat dibuktikan
  3. Tidak dapat dibagi.

Mari kita analogikan lagi, yah berhubung bendanya abstrak jadi kita analogikan saja dengan hal-hal yang lebih sederhana.

Misalnya saja saya punya Anjing bernama Scooby berjenis Great Dane. Yah memang ada banyak Anjing Great Dane di dunia namun Anjing Scooby saya hanya ada satu yang saya miliki ini saja. Kalau ada anjing Great Done lain dengan nama yang sama Scooby, tetap saja berbeda dengan punya saya.

Nah Scooby ini juga tidak dapat dibagi dua menjadi setengah Scooby. Kalaupun saya bagi dua makan potongan itu bukan lagi Scooby tapi dua hal yang berbeda.

Dalam mata uang, mungkin saja kita akan berbicara tentang nomor seri dari uang yang berbeda-beda satu sama lain. Hanya saja kalau uang saya hilang 100 ribu maka saya bisa dengan mudah menggantinya dengan uang 100 ribu lainnya meskipun nomornya berbeda. Nah konsep ini yang tidak berlaku di NFT.

B. Menentukan Harga dari Aset NFT

Dari sisi konsep saja, jelas jika Aset NFT bisa memiliki nilai dan harga. Hanya saja bagaimana cara menentukan harganya?

Konsep Harga di NFT tetap tunduk pada hukum psikologi manusia yang keinginan untuk memiliki sesuatu. Hanya saja tidak ada hukum universal yang menentukan tentang harga dari objek yang diperjualbelikan.

Ada beberapa parameter yang menentukan harga dari aset NFT yakni kelangkaan, bentuk dan kualitasnya tapi lagi-lagi, nilanya kembali pada seberapa besar keinginan untuk membeli aset. Misalkan saja jika kamu berfikir foto selfi seorang pria yang bukan model dan “kurang ganteng” bisa laku dengan harga puluhan juta tidak masuk akal, mungkin saja benar menurutmu.

Tapi mungkin juga ada orang di luar sana yang memang sangat menginginkan foto tersebut sekalipun harus membayar mahal.

Hanya saja di NFT yang masuk dalam kategori digital, kita bisa dengan mudah membuat Duplikat konten dengan cara Kopi Paste saja. Jadi konsep kelanggkaan dan unik akan sulit diwujudukan.

Misalnya saja nih, Ghozali buat foto selfie yang memang benar-benar tanpan dan membuat banyak orang lain yang ingin membeli. Nah kalau cuman ada satu biji foto selfie tersebut maka konsekuensi di jual dengan harga tidak lah masalah jika memang banyak orang yang benar-benar ingin membelinya.

Hanya saja, foto ini bisa dengan mudah dikopi oleh orang lain begitu dibeli atau malah Ghozali bisa dengan mudah foto selife lagi jadi kategori langka itu sangat sulit dipenuhi.

Tapi balik lagi. Kalau ada orang yang membeli foto tersebut dengan harga yang mahal, kita tidak boleh protes. Sama dengan foto selfie kamu yang cantik jelita bak Pevita Pearce, tapi kalau gak ada yang mau beli, yah gak laku.

Foto Selfie dari Pevita Pearce

Jadi gimana masalah blockchain?

Blockchain memang memastikan bahwa satu aset akun pada jaringan digital mereka tidak akan bisa membuat aset yang identik. Misalnya saja saya baru saja membeli foto Apel tapi di toko tersebut masih terpampang.

Jika ada dua orang yang membeli foto tersebut maka secara fisik dua-duanya memiliki foto yang sama hanya saja bentuk enkripsi penyimpanan dua foto tersebut berbeda.

Foto Apel Fuji murah merah keren

Jadi kata “unik” hanya berlaku di jaringan mereka. ketika foto tersebut di taruh di blog atau di posting di facebook, maka siapa saja bisa membuat copy paste dari foto tersebut.

Jual Foto di Opensea

BTW ada satu kata yang ada dalam judul namun belum dijelaskan yakni Opensea. Pendeknya NFT itu adalah tempat menyimpan aset sedangkan Opensea itu toko tempat jualannya. Ada banyak toko disana selain Opensea, misalnya Sloika dan sebagainya.

Nah setiap toko itu punya aturan main masing-masing agar seseorang bisa menjual barang ditempatnya. Semakin ketat aturannya maka semakin baik kualitas barang di yang bisa dibeli.

Bagaimana dengan OpenSea? Apakah punya aturan yang ketat?

Sepertinya kita sama-sama sudah dengar disana ada akun yang jualan foto KTP dengan kualitas rendah, ibu-ibu gak jelas yang posting barang dagangan mereka. Jadi bisa disimpulkan kalau faktor kurasi produk di Opensea tidak baik atau malah tidak ada sama sekali.

Jadi kalau smart Buyer pasti bakalan memilih membli foto di Microstock yang bereputasi seperti Shutterstock, Alami dan sebagainya.

Tapi kalau pertanyaan apakah bisa menjual foto di NFT dan jadi uang di dunia Nyata?

Jawabnya yah bisa

Untuk Jawaban Pastinya. Mungkin bisa tanya Ghozali. toh beliau sudah lebih dahulu viral dengan jualan foto di Opensea dan berhasil mentriger penduduk daerah Wakanda untuk ikut memunuhi etalase di Opensea dengan hal-hal yang tidak berguna. Memang pasti tetap ada juga orang yang menaruh karya-larya keren mereka di sana.

Ahmad Dahlan I'm just ordinary man with a big dream

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *