Matamu.NET – Setelah wabah penyakit Covid-19 menerpa dunia dan menghantam sistem ekonomi, hampir sangat sulit mengembang potensi usaha, jadilah salah menjalani rutinitas seperti biasa saja sekalin iseng-iseng foto objek yang ada disekita rumah. Tujuannya tentu saja sebagai bahan untuk isi kontent di situs sendiri, sisanya juga dijual ke microstok seperti Shutterstock.
Yap sukur-sukur laku tapi memang performa shutterstock menurun drastis terhitung sejak maret 2019. Dalam kurung waktu sekitar 2 sampai 3 bulan nyaris tidak ada foto saya yang laku. Perih dan getir sih tapi yah sudah mau bilang apalagi, wabah pandemic ini memang membuat hampir semua sektor shutwodn kalaupun bisa bertahan munkin harus hibernasi dulu.
Balik lagi ke motret, karena kondisi korona yang membatasi jadilah saya motret objek yang ada di sekitar rumah. Kebetulan ada kebun yang luasnya hampir 200 meter bujur sangkar. Isinya ada banyak tanaman mulai dari pisang, jambu, markisa, nangka, nenas dan masih banyak yang lainnya. Yah cukup padat sih tapi lumayan buat penyegaran mata kalau sudah letih dengan cahaya dari Laptop.
Beberapa foto pun saya bisa ambil seperti foto detil tanaman seperti pohon pisang, batang pisang, buah pisang dan semua yang ada hubungannya dengan pisang. Tidak fikirn sama seklai mengenai foto yang bagus untuk dijual, saat motret saya hanya berfikir tentang tehnis dan syarat foto diterima di shutterstock yakni:
- tidak noisi jadi isonya saya rendahin. Berhubung karema saya jadul yakni Alfa 3000 saya hanya set di iso 200 sedangkan untuk kamera Alfa 6500 saya masih pd set di iso 400.
- Ukuran tehnis yakni dimensi terpendek 2000 px, jadi kalau saya perkirakan foto ini bakalan di crop saya hitung agar tidak terlalu banyak yang dibuang.
- Kondisi cahaya yang sesuai tidak under dan juga tidak over.
Setelah itu beberapa foto tersebut saya upload. Proses uploadnya pun terbilang berbeda. pada saat kondisi normal, biasanya foto akan di review dalam hitungan jam, namun waktu musim corona masih puncak-puncak, foto-foto yang diupload di shutterstock kadang di review samapi 5 hari.
Setelah itu sudah, penjualan foto muali dari bulan maret sampai mei 2019 memang nihil, alias kosong. Barulah pada bulan Agustus ada secercah harapan foto yang laku dan di Desember 2019 ini, foto-foto mulai laris kembali.
Hasilnya seperti di bawah ini
Foto di atas adalah foto potongan daun pisang yang saya ambil setelah hujan kemudian saya foto dan upload. Iseng-iseng upload ternyata laku.
Ada yang unik dari foto-foto pisang saya yang laku, hampir semua pembelinya berasal dari Amerika Latin entah itu brazil. Padahal foto yang saya jual terbilang sederhana loh. Tanpa ada artificial ligthing. Langsung foto, upload dan lupakan.
Seperti foto dibawah ini, fotonya jadi laris padahal tidak tau apa yang spesial dari foto tersebut.
Padahal buah pisangnya burik gimana gitu.
Akhir Kata
Nah jadi buat kalian yang selalu merasa tidak percaya diri untuk jualan foto di shutterstock, jangan ragulah. Foto daun pisang burik saja laku. Kalau lain rutin baca artikel di blog ini, kalian akan temukan tulisan saya tentang foto langit yang laku. Padahal isinya cuman langit yang warnya biru, malah laku di jepang.
Jadi tunggu apalagi, iseng-iseng berhadiah kan. Segera daftar dan upload saja foto-foto kamu di shutterstok, dari pada di instagram doang.
Buat kalian yang mau daftar silahkan klik di link berikut biar tidak susah-suah cari alamatnya. Daftar Shutterstock
Oh iya lupa, tidak mesti kamera digital loh, kamera Hanpdhone pun sudah bisa lebih handal hasilnya dan laku di shutterstock.