Matamu.Net – Fotografi model menjadi salah satu jenis fotografi yang memiliki banyak penggemar, pasalnya selain menyenangkan, menghasilkan foto model itu keren karena bisa dipajang dan dijadikan portofolio sendiri, genre foto model juga sangat dekat dengan genre fotografi komersial.
Mendengar kata fotografi model, mungkin sebagian besar berpikir bahwa model yang dimaksud adalah seseorang yang memiliki wajah yang cantik memesona serta tubuh yang sempurna. Akan tetapi, sebenarnya model memiliki arti yang lebih luas.
Model sendiri merupakan orang yang dijadikan sebagai objek dalam sebuah foto. Itu berarti yang termasuk model bukan hanya wanita saja, tapi juga bayi, remaja, orang tua, sampai dengan binatang juga termasuk sebagai model.
Kendati demikian, untuk menjadi seorang fotografer pastinya harus memiliki sebuah kamera. Dalam fotografi semua jenis kamera dapat digunakan dalam pemotretan. Akan tetapi, untuk mendapatkan hasil yang bagus dalam pemotretan model disarankan menggunakan kamera yang lensanya bisa dilepas tukar.
Hal tersebut bertujuan agar pada saat melakukan pemotretan, fotografer dalam mengambil gambar close up sang model melalui lensa zoom atau disebut sebagai lensa tele. Namun, apabila tidak memiliki kamera seperti di atas, maka kamera pocket pun bisa digunakan dengan memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh kamera handphone.
Selain kamera yang mendukung dalam fotografi, waktu pengambilan gambar pun memberikan pengaruh yang cukup besar. Untuk waktu yang satu ini khusus bagi fotografer yang ingin melakukan pemotretan di luar ruangan.
Ternyata ada waktu yang ideal untuk melakukan pemotretan di luar ruangan, yaitu sekitar jam 8 – 10 pagi atau bisa juga jam 3 – 5 sore. Pada jam-jam tersebut diketahui cahaya matahari masih lembut sehingga bayangan yang muncul pada bagian bawah kelopak mata, hidung, dan juga leher tidak mengganggu hasil foto.
Bukan hanya itu saja, untuk menghasilkan foto yang bagus dengan objek model maka ada beberapa tips yang dapat dilakukan seperti berikut ini.
Daftar Isi
1. Komposisi
Komposisi dapat diartikan secara sederhana sebagai letak dari objek atau POI (Point of Interest) terhadap frame dari gambar. Ada banyak komposisi dalam fotograf yang diadaptasi seni lukis dua dimensi.
Salah satu komposisi yang paling banyak digunakan oleh mereka yang pemula dan awam dalam bidang fotografi adalah Rule of Third. Rule of Third ini berbicara tentang ruang dalam frame yang dibagi ke dalam tiga bagian dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
Sebagai contoh foto di atas, terlihat seorang cewek yang yang barada pada sisi kana frame dan model tersebut memang diletakkan di bagian seperti awal komposisi dari kiri ke kanan, mata cewek melihat ke ruang yang lebih besar, yakni 2/3 bagian akhir.
Dalam dunia fotografi, Role of Third sudha dijadikan patokan dasar dalam membuat komposisi, bahakn pada aplikasi editing seperti photoshop, juga menjadi Komposisi Role of Third sebagai dasar meletakkan objek dalam frame.
Hasil kroping yang memenuhi unsur foto Role of Third Pun bakalan terlihat lebih bagus dibandingkan yang tidak. Seperti pada foto di bawah ini.
Dalam duni fotografi termasuk fotografi model, ada banyak jenis komposisi, tidak hanya sebatas role of Third. Sebut saja Golden Rasio, Golden Triangel, dan Simetris, namun sebagai pemula Role of Third menjadi pilihan yang sangat mudah diaplikasikan.
2. Background
Seorang fotografer profesional akan memperhatikan background tempat mereka mengambil gambar meskipun objek bukanlah bagian dari PoI pada foto, namun Background akan membantu foto lebih bercerita tentnag konsep yang ingin divisualisasikan oleh fotografer.
Dari background seorang fotografer dapat diketahui apakah termasuk dalam fotografer amatiran atau fotografer yang professional serta berpengalaman. Apabila fotografer tersebut sudah professional maka pastilah ia mengetahui background yang pas untuk pemotretan seorang model.
Dalam fotografi menyesuaikan latar belakang dengan objek merupakan satu kesatuan yang sangat penting dan harus diperhatikan. Jangan sampai karena ingin menghasilkan sebuah gambar yang bokeh, justru dapat merusak estetika dari foto.
Paling tidak hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan backgroud sebagai berikut :
- Warna Background dan Objek, baik dari segi gradasi ataupun kontras
- Esposure background baik itu over Expsore atau Low Expsore
- Patern, pola dan garis pada background jangan sampai merusak estetika
- Kesesuaian konsep dengan objek
3. Bokeh
Bokeh atau background blur dalam foto itu membantu mata penikmat untuk mengisolasi model dari background. Tujuannya agar bisa dibedakan antara model dan background, tujuan lain adalah mengimpresi mata karena bikeh tersebut jarang ditemukan melalui mata manusia langsung
Bokeh itu efek blur yang dihasilkan oleh karakteristik lensa dan bukaan lensa itu sendiri. Oleh karena itu setiap lensa akan memliki karakteri bokeh atau blur tersendiri, sebut saja Lensa Helios 85 mm, yang dikenal dengan boker Swirly dimana objek di belakang model akan terlihat melengkung.
4. Mainkan white balance
White Balanced adalah istilah yang merujuk pada fill dari foto yang dihasilkan. Pada umumnya, White Balanced harus berisi fill Netral atau putih, jadi misalnya misalnya ada area putih pada foto, maka warna tersebut haruslah benar-benar putih dan tidak memiliki fill lain.
White Balanced bisa berubah sesuai dengan kondisi pencahayan yang ada, mislanya pada sore hari, cahaya matahari cenderung temerang dengan warna kuning (warm), sedangkan pada pagi hari jam 9 lebih warna cahaya matahari lebih ke biru-biru (cold).
Namun dalam dunia seni, tentu saja tidak ada aturan, selama foto tersebut Harmoni maka kamu tidak perlu menggunankan aturan AWB yang selalu membuat foto kamu memiliki fill putih. Tentukan sendiri fill-nya asal sesuai dengan konsep foto model kamu.
5. Pose
Pose atau gesture merupakan gaya yang dipergakan oleh model saat pengambilan gambar dilakukan, seorang model tentu saja tidak perlu benar-benar “freeze” atau kaku dalam pengambilan gambar, karena saat ini kecepatan kamera dalam mengamabdikan gambar sudah tinggi.
Jangan sampai karena mengejark freeze momen, malah mimik dan muka kamu jadi sama-sama kakunya dengan gaya kamu. Nikamti saja setiap pose yang akan kamu pergakan, baik itu beridiri, duduk atau berbaring.
Piliha saja pose yang membuat kamu nyaman terlebih dahulu semabri belajar memilih pose-pose yang sulit untuk dilakukan. Ingat Fotografi modelling bukanlah kelas Yoga.
6. Olah digital (Post Processing)
Fresh from the Oven Photo memang sangatlah mantap, namun tidak semua orang bisa mendapatkan semua foto langusng dari kamera, Post Porcessing merupakan salah tsau jalan keluar yang paling baik untuk menyemprunkana hasil foto kamu.
Post processing dengan olah digital melalui bantuan software seperti Photoshoot atau Ligth Room tentu saja memberikan kamu banyak pilihan hasil dari foto, seperti perbaikan komposisi, meberikan tone dan fill atau menghilangkan objek yang menganggu.
Intinya jangan termakan bujukan “Foto fresh the Oven” apalag ijika kamu masih amatir atau pemula dalam dunia fotografi.
7. Ekspresi
Hal terpenting pada saat memotret model adalah memperhatikan ekspresi. Gesture tentu saja bukan satu-satunya yang membuat foto kamu bercerita, tapi juga expresi wajah yang ditunjukkan oleh foto model.
Ekspressi akan mewakili Mood yang akan disampaikan melalui foto, sedangkan mood itu sendiri bisa berasal dari dua hal yakni profesionalisme model selama pemotretan, dan juga kemapuan fotografer membawa mood dalam pemotretan.
Sebagai contoh, jika kamu menginginkan mood sedih dalam foto kamu, tidak ada salahnya meminta model bercerita terlebih dahulu tentang masalah yang membuat ia sedih, atau dengarkan lagu yang bisa membuatnya terhanyut.
8. Pencahayaan
Seperti yang kita ketahui arti dari fotografi adalah sebuah permainan cahaya. Oleh karena itu, kunci dari fotografi adalah seorang fotografer mampu dalam memainkan cahaya baik itu cahay kuat maupun cahaya yang lemah.
Dengan adanya pencahayaan maka yang harus diperhatikan juga adalah arah dari pengambilan foto yang tepat. Arah yang tepat akan menghasilkan foto yang menarik. Perlu diketahui bahwa pencahayaan yang paling buruk adalah sumber cahaya yang berasal dari flash atau blitz bawaan kamera yang arahnya adalah tegak lurus dari kamera terhadap objek.
9. Lokasi
Apabila ingin melakukan pemotretan di luar ruangan atau outdoor maka disarankan mencari lokasi yang sesuai dengan konsep. Semua lokasi yang berada di luar ruangan sebenarnya semua dapat dijadikan lokasi pemotretan dengan syarat memiliki cahaya yang cukup memadai.
Misalnya di taman, sawah, pekarangan rumah yang terdapat pohon-pohon rindang, dan masih banyak lagi lokasi lainnya. Pemilihan lokasi pun sebaiknya menghindari tempat yang banyak dikunjungi oleh orang. Selain itu, pilihlah tempat yang latar belakang tidak terlalu menonjol. Hal tersebut dikarenakan yang menjadi objek utama adalah sang model bukan latar belakang.
10. Komunikasi
Tips terakhir yang dapat dilakukan agar menghasilkan foto yang bagus adalah sebuah komunikasi. Komunikasi sangat penting dalam pemotretan, apalagi yang menjadi model merupakan orang yang baru bekerja sama dengan fotografer. Tak jarang kaku dapat muncul pada saat pertama kali melakukan pemotretan.
Oleh karena itu, untuk mencairkan suasana agar model merasa nyaman dan santai, fotografer sebaiknya mengajak model berbincang-bincang. Mungkin pemotretan baru berjalan dengan santai setelah 30 menit berlalu.
Apabila model sudah merasa tidak kaku lagi maka lanjutkan pemotretan dengan mengisi kamera menggunakan film. Hal tersebut bertujuan agar film tidak terbuang dengan sia-sia. Namun, apabila menggunakan kamera digital maka hal tersebut tidak menjadi masalah tetap lakukan pemotretan seperti biasa saja.