Matamu.Net – Bebasnya seseorang membuat akun Youtube dan mengupload berbagai macam dan jenis video, membuat Youtube menjadi salah satu tempat yang sangat mudah mengupload konten-konten berbau radikalisme, terorisme dan ekstremis.
Sebagai langkah yang dilakukan oleh Kominfo untuk memblokir konten berbau radikalisme tersebut, sejak tahun 2009 sampai 2019, Pemerintah telah memblokir lebih dari 12.000 konten secara manual.
Namun hal yang berbeda diutarakan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Mark Ledwich dan Annad Zaitsev, peneliti UC Brekley yang dilaporkan di Engadget. Menurut ke dua peneliti tersebut, pemerintah tidak perlu memblokir konten tersebut secara manual, karena Youtube sudah melakukan pemblokiran ideologi radikal melalui algoritma mereka.
Hasil penelitian mereka menemukan jika Algoritma Youtube dengan aktif mengurangi konten Radikalisme dengan cara tidak memunculkan konten tersebut di hasil pencarian kepada user / viewer.
Menyerang Isu Rasis dan Provokator
Algoritma ini tidak hanya menyerang konten radikalisme, tapi juga terhadap isu-isu rasial seperti orientasi politik ayng berisi supermasi kulit putih, provokator dan konspirasi. 760 Chanel yang diamati telah menkonvirmasi efektifitas dari Algoritma Youtube dalam melawan isu-isu penindasan, ketimpangan dan juga radikalisme.
Rekomendasi video yang muncul di youtube justru memunculkan konten-konten yangs sedang populer ditonton melalui chache yang mereka simpan, sehingga konten Viral semakin budah ditemukan.
Sistem ini justru membuat sistem sangat aman bagi mereka yang tidak suka dengan konten rasila dan radikal, karena YouTube hanya akan memunculkan Video sesuai dengan kebiasaan penonton di Youtube.
Rekomendasi ini akan merujuk Akun mainstream dengan jumlah komentar dan subscriber terbanyak namun tetap memeprtimbangkan relevansi dari Video.
Hanya saja algoritma ini juga menyerang akun-akun dengan konten Ideologi Konservatif, karena sama-sama tidak diminati oleh banyak orang sama seperti dengan konten Radikal. Hal ini membuat YouTube terdengar Anti Konservatif dan lebih menyukai progressivisme.