Tag: Exposure

  • Belajar Fotografi – Genre Human Portrait dan Pencahayaannya

    Belajar Fotografi – Genre Human Portrait dan Pencahayaannya

    Matamu.NET – Meskipun sama-sama melibatkan objek manusia sebagai Point of Interestnya, namun Fotografi Potrait memiliki perbedaan dengan Fotografi model. Fotografi Portrait adalah foto yang menitikan beratkan pada personality orang atau grup orang yang berada di foto baik

    Fotografi Protrait dapat bersifat artistics namun dapat juga bersifat klinis dan formal. Kebanyakan fotografi portrait dilakukan pada acara dan kegiatan seperti Pernikahan (Wedding Photography), event sekolah, kantor dan juga tujuan komersial. Tujuannya sebagai kenang-kenangan, koleksi pribadi, didisplay di website pribadi dan personal branding image dan tujuan bisnis.

    A. Sejarah Fotografi Portrait

    Fotografi Portrait pertamak kali dikenal sejak sistem fotografi daguerreotype diperkenalkan pada abad 19. Pada sensor yang digunakan untuk merekam gambar belum sebaik sekarang dengan bahan kimia yang kurang sensitif sehingga orang membutuhkan waktu lama (long exposure) agar sebuah potret selesai. Namun hal ini relatih singkat dibandingkan dengan meminta jasa pelukis untuk membuat self portrait. Hal ini membuat fotografi daguerreotype semakin diminati dalam hal ini membuat self fotografi, namun tentu saja hanya sebagain orang kaya saja yang punya cukup uang untuk menyewa jasa fotografi.

    Pada awalnya, Fotografi Portrait dilakukan dengan orang sebagai objek lalu duduk di depan sebuah background polos. Karena Pencahayaan buatan (Artificial Lighting) belum ditemukan, kebanyakan foto dilakukan pada pagi hari di depan sebuah jendela dimana cahaya jatuh di bagian wajah dengan expsorue lembut. Sebuah cerman diletakkan di depan subjek untuk memantulkan cahaya kembali ke wajah.

    Pada era modern, tehnik fotografi daguerreotype semakin berkembang dimana foto bisa diambil dalam waktu cepat mungkin 1/4000 sekon. Bahkan dalam kondisi kurang cahaya di malam hari.

    Fotografi fotografi daguerreotype terbaru

    B. Tipe Pencahayaan dalam Fotografi

    Pada umumnya ada tiga metode pencahayaan yang digunakan adalah Three Lighting Point yakni Key Light, Fill Light dan Back ligth.

    1. Key Light

    Pencahayaan Kunci, tapi kebanyak orang lebih suka menyebutnya Key Light. atau Pencahayaan utama. Pencahayaan dengan exposure paling terang diletakkan di sisi kiri atau sisi kanan dari objek. Pada umumnya dilettakan antara 30o sampai 60o.

    Tujuan Key Ligth ini adalah membentuk garis tegas pada objek sehingga objek tidak terlihat datar. Jarak Lighting dari objek menjadi kunci jatuhnya cahaya dan bentuk bayangan yang terbentuk dari objek.

    Contoh Penggunaan Key Ligth Pada Fotografi Portrait

    2. Fill Light

    Fill ligth adalah pencahayaan sedikit lebih redup dari Key Light yang diletakkan diarah depan objek tapi berlawanan dengan Key ligth. Misalnya Key ligth diletakkan 30o di sisi kirim objek maka Fill ligth diletakkan 30o di sisi kana objek.

    Tujuan dari Fill ligth ini adalah melawan kuatnya cahaya Keyligth sehingga tidak ada perbedaan exposure yang mencolok antara daerah terang dan daerah Shadow pada foto. Pada umunnya intensitas exposure lebih rendah dibandingkan dengan main light agar foto tidak terlalu flat. Hal ini juga banyak membuat fotografi menggunakan Reflektor saja dibandingkan dengan Ligthing tambahan.

    Contoh Penggunan Fill Ligth pada Fotografi Portrait

    3. Back Light

    Back light adalah pencahayaan yang sumber diletakkan di belakang model. Entah itu tegak sejajar dengan kamera, objek dan model ataupun serong. Tujuannya untuk membuat foto berdimensi dengan membentuk jarak antara Background dan Objek. Selain tiu Back ligth juga digunakan untuk membuat Hair light yang lebih tegas.

    Teknik Pencahayaan dan letak lampu pada Thrre Point Ligthing Portrait fotografi

    Total dari ketiga ligthing kemudian di set dalam tiga pilihan, yakni High Key, Normal Exposure ataupun Low Key.

  • Belajar Fotografi – Exposure Pada Fotografi

    Belajar Fotografi – Exposure Pada Fotografi

    Matamu.NET – Exposure adalah jumlah intensitas cahaya atau paparan cahaya yang menerpa sensor kamera selama proses pengambilan foto. Sekalipun waktunya sangat singkat, namun sebuah foto adalah hasil perekaman cahaya yang anda di depan lensa. Mudahnya, Expsoure adalah faktor yang menentukan terang gelap gambar yang dihasilkan.

    Pada kamera digital, Exposure dihitung secara otomatis oleh prosesor yang adalam body kamera namun pada kamera analog, exposure dihitung sendiri dengan bantuan lightmeter.

    A. Triangel Exposure

    Sistem kamera baik manual maupun digital memiliki tigas aspek pencahayaan yang saling berhubungan satu sama lain. Aspek ini selanjutnya disebut sebagai Triangel Exposure. Aspek tersebut adalah:

    1. Sensitifitas Sensor (ISO)
    2. Kecepatan Ranah (Shutter Speed)
    3. Bukaan Lensa (Aperture Valua)

    Tiga aspek Exposure ini menentukan jumlah cahaya yang direkam oleh sensor namun membawa efek tambahan (nurturant) pada Efek tersebut adalah Picture Noise, Picture Freezing, dan Depth Of Field. Ketiganya disebut sebagai Segitiga Eksposure (Triangle Exposure).

    ExposureHighLow
    ISO ValueNoisyClear
    Aperture ValuePanjangPendek
    Shutter-speed ValueFreze PictureMotion Blur

    1. Sensitifitas Sensor

    Sensitifitas sensor adalah kuantitas kepekaan sensor terhadap respon cahaya. Hal ini ditandi dengan iso tinggi, misalnya semakin tinggi ISO akan menghasilkan gambar yang terang pada kondisi terang.

    Foto Landscape pada Kondisi Low Ligth di Sore Hari

    Semakin tinggi nilai sensor semakin tinggi sensitifitas akan tetapi menghasilkan gambar yang lebih noisy. Sensitifitas cahaya diukur dengan satuan ISO yang dibuat dengan satuan STOP.

    1. Deret ISO dalam 1 STOP : …,50 – 100 – 200 – 400 – 800 – 1600 – 3200 – 6400,…
    2. Deret ISO dalam 1/3 Stop : …,100 – 125 – 160 – 200 – 250 – 320 – 400 – 500 – 640 – 800 ,…

    Semakin canggih sensor sebuah kamera semakin rendah noisy yang dihasilkan pada ISO tinggi, misalkan kita motret dengan Canon 5D mark I pada ISO 800 akan menghasilkan foto yang lebih noisy dibandingkan dengan motret dengan Canon 60 D pada ISO 800.

    2. Shutter Speed

    Shutter Speed adalah kecepatan ranah terbuka pada saat Sensor menyimpan gambar. Semakin Cepat sensor dibuka semakin sedikit jumlah cahaya yang masuk dan semakin gelap gambar yang dihasikan.

    Perebdaan Exposure karean KEcepatan Shutterspeed

    Semakin cepat gambar menyimpan gambar maka akan menghasilkan gambar freeze, jika shutterspeed lambat makan akan menghasilkan motion blur. Tehnik terkadang di manfaatkan untuk mengambil gambar konsep Panning.

    Kuantitas kecepatan merekam gambar (Shutterspeed) di nyatakan dalam satu waktu, detik atau menit.

    1. Deret 1 STOP untuk SS : …,1/120′, 1/60′, 1/30′, 1/16′,1/8′,1/4′,1/2′,1′, 2′, 4′. 8′, 16′,…
    2. Deret 1/3 STOP untuk SS : …,1′, 1.33′, 1,6′, 2′, 2.5′, 3′, 4′, 5′, 6′, 8′, 10′, 13′, 16′,…

    3. Aperture Value

    Aperture Value adalah ukuran besar bukaan diagfragma pada lensa, dimana semakin besar lensa dibuka akan membuat semakin banyak cahaya yang masuk atau gambar yang lebih terang.

    Nilai dan Besar Aperture Value Bukaan Pada Lensa

    Nilai bukaan pada lensa kamera akan berpengaruh tidak hanya pada terang gelapnya gambar tapi juga pada daerah tajam dari foto. Daerah Tajam ini di sebut sebagai Depth of Filed atau DoF.

    Berikut ini cara membuat Efek Foto Boleh memanfaat Konsep DoF

    Selain dari terang dan Gelap. Efek dari nilai Av ini sangat beragam dan tergantung dari lensanya.

    1. Semakin jauh daerah fokus dari lensa semakin panjang DoF
    2. Semakin panjang Focal length lensa akan menghasilkan nilai DoF yang semakin sempit

    Jadi misalnya saya memotret dengan lensa 24 mm dengan F/2 akan pada objek berjarak 3 meter di depan lensa akan memiliki DoF yang lebih lebar dibandingkan dengan lensa 85 mm dengan F/2.

    Kuantitas Av diukur dengan besaran perbandingan dengan bukaan lensa terhadap diameter bukaan. F/1 itu berarti besar bukaan lensa sama lebar dengan ukuran Focal Length lensa. Adapun kuantitasnya di ukur dengan STOP juga

    1. Deret 1 STOP Av : …,F/1, F/1.4, F/2, F/2.8, F/4, F/5,6, F/8,…
    2. Deret 1/3 Stop Av : …, F/1, F/1.1, F/1.2, F/1.4, F/1.6, F/1.8, F/2.0, F/2.2., F/2.5, F/2.8, …

    Catatan : Menghitung Exposure

    Aturan dasar Fotografi adalah menghasilkan gambar dengan nilai Expsore yang normal di mana jumlah cahaya yang di rekam pada gambar tepat. Tidak terang dan tidak gelap. Karena jumlah cahaya ini di pengaruhi Triangle Exposure maka Tehnik dasar menghitung jumlah cahaya ini bisa di hubungkan dengan satuan STOP.

    Misalkan sebuah gambar akan menghasilkan Exposure yang normal dengan Exift foto : ISO 800, F/4, dan SS 1/60. Jika gambar yang di hasilkan terlalu noise, maka kita turunkan ISO ke 400 misalnya. maka kita akan kekurangan 1 Stop cahaya.

    1 Stop cahaya ini bisa tutupi dengan merubah nilai dari F/4 ke F/2.8 atau SS 1/60 ke SS 1/30.

  • Apa Itu High Key Fotografi?

    Apa Itu High Key Fotografi?

    Matamu.Net – Dalam fotografi istilah ‘Brightness’ merupakan salah satu yang sangat penting untuk diketahui dan dipahami agar dapat menghasilkan foto yang bagus dan keren. Brightness adalah proses yang dilakukan untuk membuat seberapa cerah objek yang akan dipotret.

    Seperti yang kita ketahui bahwa kecerahan dari hasil foto yang diperoleh berasal dari nilai exposure yang diberikan atau digunakan serta seberapa besar cahaya yang diperoleh ketika mengambil gambar atau foto.

    Exposure sendiri memiliki fungsi untuk membuat cahaya menjadi terang maupun gelap pada foto. Selain itu, Brightness terdiri dari tiga jenis, seperti High Key, Normal Key, dan juga Low Key. Kali ini, kita akan membahas salah satu dari jenis Brightness tersebut, yaitu High Key.

    cewek manis dan seksi High Key

    Pengertian High Key

    High Key merupakan teknik pencahayaan yang menghasilkan warna dan gambar yang didominasi oleh warna putih maupun terang atau bisa juga dikatakan sedikit mid-range. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa foto yang menggunakan High Key tidak selamanya selalu berwarna putih. Namun, bisa saja warna lain tetapi warna yang digunakan harus cerah.

    Selain itu, foto High Key umumnya mempunyai kontras yang rendah lantaran warna yang diperlihatkan merupakan dominan putih. Bukan hanya itu saja, foto-foto High Key juga cenderung terang, ringan, serta dianggap positif.

    Tak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan foto High Key hanya mempunyai sedikit shadow atau bahkan tidak ada shadow. Karena menghasilkan warna yang cerah maka tak jarang subjek yang ditampilkan warnanya hampir sama dengan warna latar belakang atau background.

    Oleh karena itu, ketika menggunakan High Key maka middle tone yang digunakan hanya sedikit sampai dengan tone yang digunakan hampir sama dengan keseluruhan dari frame. Adapun subjek yang bagus dan cocok dipotret menggunakan High Key adalah potret orang, foto prewedding, foto keluarga maupun foto produk.

    Sementara itu, untuk foto pemandangan biasanya foto High Key digunakan ketika memotret salju maupun kabut. Perlu diingat meski menggunakan exposure yang tinggi jangan sampai membuat foto over-exposure.

    Model korea selatan seksi Toge dan hot manis hidung pesek

    Teknik Foto High Key

    Adapun teknik atau cara yang dapat dilakukan untuk memotret High Key adalah seperti berikut ini:

    • Memilih latar belakang atau background yang berwarna cerah, misalnya putih, kuning, serta warna lainnya yang membuat foto terlihat lebih cerah. Ketika memotret untuk fotografi portrait maka sebaiknya model atau subjek yang difoto memakai pakaian serta aksesoris sebaiknya werna cerah.
    • Apabila menggunakan cahaya yang konstan maka disarankan untuk mengatur exposure agar membuat foto lebih cerah, tapi tidak over-exposure.
    • Gunakan light modifier berukuran besar agar cahaya dapat membanjiri subjek serta background. Di samping itu, juga membuat cahaya yang jatuh ke subjek lebih halus. Misalnya light modifier softbox (80 x 120 cm), oktabox (150 cm), beauty dish (70 cm), dan juga background reflector.

    Dalam mengambil foto High Key maka seorang fotografer harus kreatif mengarahkan pose atau gaya dari objek yang akan difoto. Dengan begitu, fotografer akan memperoleh ekspresi yang tidak terduga namun menarik dan bagus.

    Itulah penjelasan singkat tentang High Key fotografi beserta teknik memotret High Key. Semoga bermanfaat.

  • Mengenal Segitiga Exposure Dalam Fotografi

    Mengenal Segitiga Exposure Dalam Fotografi

    Matamu.Net – Fotografi adalah salah satu Seni yang dihasilkan dari kecanggihan penemuan sains, oleh karena itu tidak heran jika beberapa istilah dan teknik dalam fotografi harus melibatkan perhitungan yang tepat, terutama yang berkaitan dengan pencahayaan atau Exposure.

    A. Pengertian Segitiga Exposure

    Exposure merupakan sebuah istilah yang kerap digunakan dalam dunia fotografi. Exposure sendiri memiliki arti sebagai kemampuan kamera mengumpulkan cahaya yang masuk. Oleh karena itu, bagi pecinta fotografi mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah Segitiga Exposure atau biasa disebut sebagai Triangle Exposure. Segitiga Exposure merupakan gabungan dari tiga komponen seperti Shutter Speed, Aperture, dan juga ISO yang akhirnya menghasilkan Exposure.

    Kendati demikian, dalam dunia fotografi diketahui sangat penting untuk mengetahui pengaturan Exposure agar foto yang dihasilkan terlihat lebih jenih, indah, dan juga artistik. Selain itu, terdapat tiga istilah yang sering digunakan untuk hasil foto dengan menggunakan pengaturan Exposure, yaitu:

    • Under-Exposed (UE), berarti apabila menghasilkan foto yang terlalu gelap.
    • Exposure-Cukup, berarti apabila menghasilkan foto yang komposisinya sudah sesuai serta terlihat bagus dipandang mata.
    • Over-Exposed (OE), berarti apabila menghasilkan foto yang kondisinya terlalu terang.

    Secara singkat, untuk lebih jelas dalam memahami arti dari Exposure maka sebuah perumpamaan dapat kita lakukan. Jadi, misalkan Exposure diibaratkan atau diumpamakan sebagai sebuah gelas. Sementara itu, cahaya adalah air yang akan dituangkan ke dalam gelas. Maka dari itu, untuk menghasilkan Exposure yang tepat adalah ketika gelas diisi dengan air sampai pada bibir gelas.

    Namun, apabila gelas diisi air yang tidak mencapai bibir gelas, maka hal tersebut disebut sebagai gambar yang Under-Exposure sedangkan apabila ketika gelas diisi dengan air yang melebihi bibir gelas alias air tumpah maka gambar yang dihasilkan akan Over-Exposure. Meski untuk menjelaskan hal tersebut sangat sederhana, akan tetapi pelru diketahui bahwa untuk mengaplikasikannya dibutuhkan pengetahuan tertentu.

    B. Segitiga Exposure

    Pada kamera terdapat yang namanya tombol shutter. Shutter atau rana (penutup) merupakan sebuah tirai yang terdapat pada kamera yang menutupi bagian permukaan atau sensor foto. Kendati demikian, apabila tirai tersebut terbuka maka secara langsung akan terjadi pananan pada permukaan film maupun sensor foto.

    Tak hanya itu, ketika tombol shutter ditekan maka kamera akan mengabadikan sebuah citra objek yang kemudian menjadi foto dengan tingkat kecerahan yang dipengaruhi oleh ketiga Exposure, yaitu:

    ISO (Sensitivitas Sensor)

    ISO adalah singkatan dari International Standardization Organization yang berarti tingkat sensitivitas sensor dalam dunia fotografi. Namun, perlu diketahui pada era fotografi analog ISO hampir sama dengan ASA dan juga DIN.

    ISO pada kamera bukan hanya satu akan tetapi terdiir dari beberapa macam. Misalnya ISO yang rendah, maka diketahui bahwa sensor akan menangkap gambar dengan detail akan tetapi mmebutuhkan pencahayaan yang lebih sehingga secara tidak langsung akan membuat gambar lebih gelap.

    Ilustrasi efek perbedaan ISo pada fotogrfai Ondoor model seksi

    Begitupun dengan ISO yang tinggi atau lebih dari 6400, maka sensor pada kamera diketahui akan lebih sensitif sehingga membuat gambar yang dihasilkan semakin terang. Oleh karena itu, perlu diketahui yang namanya acuan dari penggunaan ISO, seperti berikut ini.

    • ISO 100 – 200, digunakan pada lokasi yang terang serta kebutuhan detail yang tinggi dengan shutter speed rendah.
    • ISO 400 – 800, digunakan pada lokasi dengan pencahayaan yang sedang (contohnya lokasi di bawah pohon, pada teras rumah, dan lain sebagainya).
    • ISO 800 – 1600, digunakan untuk foto indoor atau dalam ruangan dengan kondisi cahaya yang agak redup maupun sebuah foot aksi dengan menggunakan kecepatan tinggi.
    • ISO lebih dari 1600, digunakan pada lokasi yang kondisi pencahayaannya sanga kurang atau lowlight.

    Menggunakan ISO yang sangat tinggi memang efektif dalam memaksimalkan cahay rendah namun hal ini dapat membuat gambar menjadi lebih Noisy atau Grain. Noisy atau grain adalah jumlah titik-titik yang tersebar di seluruh foto karena kegagalan sensor mendefenisikan cahaya.

    Senia Green model seksi dari makassar

    Aperture (Bukaan Diafragma Lensa)

    Aperture atau biasa disebut dengan bukaan diafragma lensa merupakan salah satu dari tiga pilar penting yang ada dalam fotografi selain ISO serta Shutter Speed. Aperture sendiri memiliki arti sebagai bukaan yang terdapat pada lensa yang dilewati oleh cahaya pada saat masuk ke dalam kamera.

    Perlu diketahui bahwa konsep atau cara kerja dari Aperture hampir sama dengan cara kerja dari mata. Dimana ketika manusia berada di antara lingkungan yang terang dan gelap, maka secara tidak langsung iris mata akan merespon dengan mnegecil atau membesar dengan mengendalikan ukuran dari pupil mata. Begitu pun dengan Aperture yang terdapat pada kamera.

    Simbol yang dipakai dalam penulisan adalah F per angka pembagi tertentu. Diketahui bahwa semakin kecil angkat Aperture maka semakin lebar bukaan pada lensa serta foto yang dihasilkan semakin terang.

    Sementara itu, semakin besar angka dari Aperture maka semakin sempit atau kecil bukaan pada lensa sehingga foto yang dihasilkan semakin gelap lantaran cahaya yang masuk semakin sedikit ke dalam kamera. Ketika berhasil dalam mengotak-atik Aperture, maka fotografer akan mendapatkan yang namanya DOF (Deep of Field) atau ketajaman gambar.

    Efek bokeh dan daerah Tajam Deep of Fled

    Shutter Speed (Kecepatan Rana)

    Shutter Speed atau biasa disebut dengan Exposure Time berfungsi untuk menentukan lamanya sensor kamera ketika menangkap sebuah objek. Adapun penulisan yang biasa digunakan pada Shutter Spedd adalah 1 per sekian detik.

    Apabila Shutter Speed disetting dengan pengaturan yang cepat (1/100 detik) maka jumlah cahaya yang diterima sensor sedikit yang dimana secara tidak langsung membuat gambar yang dihasilkan akan lebih gelap.

    Sementara itu, apabila Shutter Speed disetting dengan pengaturan lambar (1/25 detik) maka cahaya yang ditangkap oleh sensor menjadi lebih banyak dengan begitu gambar yang dihasilkan semakin terang.

    efek Motion Blur pada lensa karena shutter speed rendah

    Dengan begitu, apabila Shutter Speed dimainkan dengan kurang tepat maka akan menghasilkan yang namanya Freeze serta Motion Blur.

    Motion blur karena kecepatan shutt foto rendah

    C. Cara Mengatur Exposure

    Setelah mengetahui apa saja pilar penting dalam Segitiga Exposure, yaitu ISO, Aperture, dan juga Shutter Speed. Maka perlu diketahui juga bahwa pada kamera DSLR (Digital Single lens Reflex) mempunyai dua pilihan mode, yaitu manual dan juga otomatis (Automatic, Program, Aperture Priority dan Shutter Speed Priority).

    Adapun rumus pada Exposure adalah Shutter Speed + Aperture + ISO = Exposure  

    Contohnya seperti berikut ini:

    • 1/200 + f/1.8 + ISO 100 = 0 (hasil auto exposure)
    • 1/200 + f/1.8 + ISO 200 = 1 (setelah +1 EV exposure compensation) foto yang dihasilkan akan lebih terang
    • 1/200 + f/1.8 + ISO 100 = -1 (setelah -1 EV exposure compensation) foto yang dihasilkan akan lebih gelap

    Di samping itu, Exposure Compensation diketahui bukan termasuk ke dalam faktor penentu dari Exposure. Malahan Exposure Compensation hanya berfungsi sebagai pengubah hasil perhitungan pada auto Exposure semata.

    Ketika Exposure Compensation positif yang diterapkan maka hasil perhitungan auto Exposure akan menghasilkan gambar yang lebih terang daripada sebelumnya. Sementara itu, ketika Exposure Compensation negatif yang diterapkan maka hasil perhitungan yang dihasilkan auto Exposure akan lebih gelap.

    Oleh karena itu, Exposure dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dari fotografer. Maksud adari kebutuhan adalah Exposure disesuaikan dengan kondisi misalnya tema yang digunakan indoor atau outdoor. Selain itu, harus juga disesuaikan dengan teknik yang digunakan. Misalnya menggunakan teknik levitasi, teknik bulb, maupun teknik lainnya yang dimana masing-masing teknik membutuhkan settingan atau pengaturan yang berbeda-beda.

    Segitiga Exposure adalah aspek dasar mengenai tata cara kamera bekerja tanpa peduli apapun jenis kameranya. Mulai dari Kamera Pocket, SLR, Kamera Digital dan Mirorles pasti bekerja atas prinsip ini. Semahal apapun kamera yang dimiliki oleh seseorang namun tidak memahami yang namanya Segitiga Exposure maka besar kemungkinan foto yang dihasilkan tidak berkualitas.

    Namun, ketika seseorang mengerti dasar dari Segitiga Exposure maka kamera apapun yang digunakan meski bukan kamera professional maka foto yang dihasilkan nantinya akan bagus, berkualitas, dan memiliki komposisi warna yang enak dipandang.

    Itulah penjelasan mengenai Segitiga Exposure dalam fotografi. Semoga artikel ini dapat membantu serta menambah pengetahuan kalian dalam fotografi.