Matamu.Net – Fotografi memiliki arti yaitu sebuah proses maupun metode yang dilakukan untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan cara memanfaatkan pantulan cahaya pada sebuah media yang peka terhadap cahaya yang dipantulkan.
Seperti yang kita ketahui bahwa alat atau media yang populer digunakan untuk mendeteksi cahaya adalah kamera. Apabila tidak ada cahaya, maka taka da foto atau gambar yang dapat dihasilkan.
Sementara itu, hakikat dari fotografi adalah fokus terhadap cahaya melalui bantuan pembiasan cahaya sehingga bisa membakar medium penangkap cahaya. Apabila medium tersebut telah dibakar dengan skala luminitas cahaya yang sesuai maka secara tidak langsung akan menghasilkan bayangan yang identik dengan cahaya mellaui medium pembiasan. Hal tersebut kemudian disebut sebagai lensa.
Kendati demikian, adapun alat yang digunakan untuk memperoleh gambar yang bagus adalah lightmeter. Dimana intensitas cahaya dapat diatur oleh seorang fotografer setelah ukuran pencahayaan yang sesuai telah didapatkan melalui lightmeter.
Selanjutnya fotografer dapat mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma, serta kecepatan rana. Sementara itu, gabungan dari ISO, diafragma, maupun speed disebut sebagai pajanan atau exposure.
Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini perkembangan fotografi berkembang pesat. Dulunya fotografi digital menggunakan film sekarang sudah berembang menjadi digital ISO. Bukan hanya itu, saja tak bisa dipungkiri bahwa fotografi sudah menjadi bagian dari gaya hidup orang masa kini. Hal tersebut bermulai ketika era digital muncul serta media sosial semakin berkembang pesat.
Oleh karena itu, ada baiknya kita mengetahu sejarah dari munculnya fotografi. Mulai dari siapa yang pertama kali menemukan fotografi sampai dengan perkembangan fotografi dari masa ke masa. Berikut penjelasannya.
Dalam sejarah secara resmi fotografi dipatenkan sebagai sebuah terobosan teknologi terbaru sejak abad ke-19 atau sekitar tahun 1839 silam. Saat itu, diketahui rekaman dua dimensi sudah dibuat secara permanen dan digunakan di Prancis.
Daftar Isi
Mekanisme Kamera Pertama
Sejarah fotografi bermula jauh sebelum tahun Masehi. Itu berarti sejarah fotografi bermula sejak sebelum Masehi. Kala itu, pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM) diketahui seorang pria bernama Mo Ti melakukan sebuah eksperimen dimana ia mengamati suatu gejala.
Gejala tersebut adalah apabila pada dinding sebuah ruangan yang gelap memiliki lubang kecil atau pinhole, maka bisa dipastikan bahwa pada bagian dalam ruangan tersebut akan terefleksi bayangan secara terbalik melalui lubang kecil tersebut. Kendati demikian, karena hal tersebut Mo Ti menjadi orang pertama di dunia yang sadar akan adanya fenomena kamera obscura.
Setelah Mo Ti berhasil menemukan fenomena kamera obscura, siapa sangka sangat banyak ilmuan yang kagum akan fenomena tersebut. Misalnya pada abad ke-3 SM Aristoteles diketahui mengembangkan penemuan dari Euclid.
Penemuan tersebut Aristoteles kembangkan mulai dari membuat kamera obscura dengan menggunakan prinsip geometri sampai dengan melakukan sejumlah percobaan mellaui kamera obscura.
Penemuan yang ditemukan oleh Aristoteles salah satunya adalah membuat lubang kecil dalam ruang gelap, lubang tersebut diketahui meneruskan cahaya yang masuk ke dalam ruangan namun terbalik. Selain itu, ukuran gambar yang dihasilkan pun lebih kecil apabila letaknya dekat dengan lubang serta lebih besar apabila letaknya jauh dari lubang.
Karena hal tersebut, akhirnya gambar yang dihasilkan berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Arsitoteles tidak jelas. Akan tetapi, Aristoteles gagal menemukan apa yang menyebabkan gambar yang dihasilkan tidak jelas. Oleh karena itu, pada tahun 965-1040 (10 SM) seorang fisikawan asal Arab bernama Ibnu Al Haitam (Al Hazen) berhasil menemukan masalah dari apa yang sebelumnya ditemukan oleh Aristoteles.
Kamera Pin Hole Pertama
Ibnu Al Haitam (Al Hazen) mendapatkan solusi yaitu apabila ukuran lubang semakin kecil maka gambar yang dihasilkan justru akan semakin jelas. Meski begitu tingkat kecerahan dari gambar justru semakin berkurang.
Ibnu Al Haitam kemudian membuat seuah lubang yang sangat kecil pada dinding sebuah ruangan yang intensitas cahanya sangat kurang atau gelap yang kemudian dikenal sebagai kamera pinhole pertama di dunia. Seperti yang kita ketahui bahwa saat itu sains masih sangat terbatas sehingga proses perekaman dari hasil gambar memakai gambar tangan manual.
Selain mengembangkan kamera obscura tipe pinhole dengan seni, ilmuan Arab ini juga mengembangkannya untuk keperluan sains. Karena hasil penemuan dari Ibnu Al Haitam tersebutlah yang kemudian dijadikan acuan sebagai dasar pada abad ke-19 untuk mengembangkan kamera modern.
Sementara itu, pada tahun 1558 Giambattista della Porta yang merupakan ilmuan asal Italia diketahui menyebutkan nama ‘camera obscura’ pada sebuah kotak yang saat itu digunkan untuk membantu seorang pelukis menangkap bayangan pada gambar. Pada tahun 1611 Johannes Kepler akhirnya menciptakan sebuah kamera obscura yang dibuat mirip seperti sebuah tenda.
Metode Perekaman Gambar
Kendati demikian, sejak awal abad ke-17 akhirnya berbagai macam penelitian dilakukan misalnya seorang ilmuan Italia bernama Angelo Sala yang melakukan penelitian dengan menggunakan cahaya matahari untuk mengabadikan serangkaian kata yang terdapat pada pelat chloride perak. Akan tetapi, percobaan yang dilakukan oleh Angelo Sala justru gagal, lantaran ia tidak mampu mempertahankan gambar tersebut secara permanen.
Barulah pada sekitar tahun 1800 seorang yang berkebangsaan Inggris, Thomas Wedgwood melakukan percobaan dengan merekam sebuah gambar positif pada kamera obscura yang memiliki lensa. Akan tetapi, hasil yang didapatkan justru tidak sesuai dengan harapan.
Kemudian Humphrey Davy melanjutkan percobaan yang dilakukan oleh Thomas terkait dengan percobaan menggunakan chloride perak. Namun, lagi-lagi ia juga gagal walaupun telah berhasil menangkap imaji dengan kamera obscura tidak menggunakan lensa.
Setelah itu, pada tahun 1824 Joseph-Nicephore Niepce yang dikenal sebagai seorang seniman lithography Perancis melakukan pengamatan selama delapan jam lamanya dengan meng-exposed sebuah pemandangan dari jendela kamarnya. Pengamatan tersebut cara kerjanya hampir sama dengn lithograph namun disebut Heliogravure yang dilakukan di atas pelat logam dilapisi dengan aspal.
Siapa sangka pengamatan tersebut membuahkan hasil dimana gambar dapat bertahan secara permanen namun hasilnya agak kabur. Kemudian tahun 1826, ia melanjutkan percobaannya sampai akhirnya melahirkan sebuah karya yang menjadi sejarah awal dari lahirnya fotografi sebenarnya. Hasil percobaan yang dilakukan oleh Joseph-Nicephore Niepce saat ini disimpan di University of Texas di Austin, AS.
Setelah sejarah awal munculnya fotografi tersebut, sejumlah ilmuan kembali melakukan sejumlah penelitian diketahui seorang desainer panggung opera yang juga dikenal sebagai pelukis bernama Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) merupakan orang pertama yang dinobatkan sebagai pembuat foto yang sebenarnya pada tanggal 19 Agustus 1839 yang lalu.
Hasil percobaannya menghasilkan sebuah gambar yang sifatnya permanen pada lembaran plat tembaga perak dengan lapisan larutan iodin selanjutnya disinari dengan menggunakan cahaya langsung neon selama satu setengah jam lamanya. Proses yang dilakukan oleh Jacques Mande’ Daguerre disebut sebagai daguerreotype. Selanjutnya adalah mencuci pelat dengan memakai larutan garan dan air suling untuk mrnghasilkan gambar permanen.
Pada bulan Januari 1839 silam, Daguerre diketahui memiliki niat untuk mematenkan temuan yang didapatkannya. Namun, pihak dari pemerintah Prancis justru melakukan hal yang sebaliknya yaitu membagikan temuan tersebut secara cuma-cuma kepada seluruh dunia alias tanpa hak paten.
Sejak saat itu, fotografi berkembang semakin pesat diseluruh dunia. Mulai dari perusahaan yang bernama Kodak Eastman yang didirikan oleh George Eastman diketahui menciptakan roll film yang kemudian dijualnya bersama dengan kamera boks dalam rangka pengembangan fotografi pada zaman itu. Tak butuh waktu yang lama fotografi kemudian semakin berkembang dengan adanya perbaikan pada kamera mulai dari lensa, shutter, film, sampai dengan kertas foto.
Dikatahui pada tahun 1950 prisma atau SLR digunakan untuk mempermudah mengambilan gambar menggunakan kamera Single Lens Reflex. Tak hanya itu, Jepang yang dikenal sebagai salah satu negara yang melek akan teknologi akhirnya memproduksi kamera Nikon setelah itu disusul dengan diproduksinya kamera Canon.
Pada tahun 1972, Edwin Land berhasil menemukan teknologi baru pada kamera yaitu ditemukannya kamera Polaroid dan mulai diperjual belikan dipasaran. Seperti yang kita ketahui kamera Polaroid bisa mneghasilkan gambar tanpa harus melalui yang namanya pencetakan film.
Kemajuan teknologi membuat fotografi juga semakin berkembang. Misalnya pada zaman dahulu ukuran kamera hampir sebesar tenda dan hanya mampu menghasilkan gambar yang tidak terlalu bagus atau tajam. Saat ini, kamera justru memiliki ukuran yang sangat kecil dan simple dibawa kemana-mana serta hasil foto yang dihasilkan sangat tajam meski ukuran foto yang dicetak sangat besar.
Itulah informasi terkait dengan sejara fotografi dari masa ke masa. Semoga informasi di atas dapat membantu kalian menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang fotografi.