Matamu.NET – Sejak awal dikenalkan pada tahun 2008 Silam, Nilai mata uang digital Bitcoin sampai saat ini sudah memiiki nilai yang fantastis. Mata uang besutan Satoshi Nakamoto sudah melambung jauh sejak dihargai 1 USD pada April 2011 kini sudah berharga 500 juta rupiah lebih untuk 1 BTC nya.
Jika anda membeli Bitcoin pada April 2011 sebanyak 10 USD, saat ini anda sudah punya kekayaan sekitar 368.353 USD atau 36.800 kali dari uang yang anda belanjakan pada tahun 2011. Namun apakah membeli Bitcoin masuk dalam kategori Investasi terutama di era Cryptocoin yang semakin besar ini?
Baik mari kita definisikan dulu perbedaan antara Investasi, Menabung dan Berjudi sebelum kita terlalu jauh membahas tentang Investasi Bitcoin.
Investasi – Investasi adalah sebuah usaha yang dilakukan dalam bentuk belanja modal pada sebuah kegiatan usaha dalam jangka waktu tertentu. Nilai yang didapatkan tentu saja bergantung dari tempat kita menginvestasikan uang, namun hal yang paling pasti dalam investasi adalah adanya kegiatan usaha yang dilakukan pada uang yang diberikan.
Investasi paling sederhana adalah memberikan sejumlah uang pada seseorang yang membuka usaha sebagai modal usaha yang diberikan nilai sesuai dengan kegiatan usaha yang diberikan. Misalnya saja si A membantu memberikan modal kepada si B untuk kegiatan usaha jual beli Udang dengan nilai 10 juta. Si B memberikan nilai kepemilikan usaha sebesar 20 % dari total usaha yang dilakukan si B. Sehingga jika setelah 1 tahun berlalu, nilai total aset dan kegiatan usaha si B naik 200 % maka nilai investasi si A yang awalnya 10 juta sekarang senilai dengan 20 juta.
Belum lagi jika ada perjanjian bagi hasil misalnya pad abulan berjalan keuntungan bersih bulanan dari usaha yang dilakukan adalah terdapat 4 juta sudah di luar belanja modal dan biaya pengembangan jika ada. Maka si A berhak mendapatkan Dividen dari 4 juta rupiah sebesar 4 x 20 % atau sekitar 800.000 ribu rupiah. Rentang waktunya tergantung dari kesepatan ke dua belah pihak.
Hal ini berbeda dengan memberikan utang modal. Misalkan si A memberikan utang modal usaha kepada si B dengan perjanjian dikembalikan tahun depan dengan 15 juta rupiah. Maka nila yang dikembalikan si B haruslah 15 juta rupiah, tidak peduli usaha tersebut bangkrut, atau misalkan berkembang naik menjadi 300 % total aset dan kegiatan usaha awal.
Menabung adalah kegiatan menyimpan sejumlah harta atau benda yang nilainya bergantung dari benda tersebut. Sebut saja si A menabung 100 juta rupiah di brangkasnya maka Uang tersebut disebut tabungan. Jika uang tersebut di simpan di Bank maka tabungan tersebut akan tetap 100 juta rupiah tahun berikutnya. Jika ada bunga yang diberikan baik itu suku buka deposito atau bunga bank reguler maka suku bunga tersebut adalah hadiah saja bukan bernilai investasi.
Hal ini didasari kegiatan usaha bank tidak mempengaruhi jumlah uang yang ia simpan, misalnya Bank tersebut rugi ataupun untung pada tahun berjalan, maka si A tetap saja mendapatkan bunga sesuai dengan perjanjian awal. Namun menyimpan uang ke pihak lain seperti Bank tetap memiliki Resiko jika bank yang dimaksud bangkrut, ini ibarat nabung di celengan, eh celengannya hanyut ke bawa banjir atau di gondol maling.
Nabung bisa jadi kegiatan yang menguntungkan jika disimpan dalam bentuk barang yang nilainya mungkin naik, seperti properti atau emas. Hal ini karena diangap dua barang tersebut memiliki trend nilai yang selalu naik dari zaman nenek moyang sampai hari ini. Tapi tetap saja ada resiko kehilangan. Seperti Properti ada resiko kehilangan jika terjadi bencana alam yang maha dahsyat dan membuat lokasi rubuh atau malah hilang.
Daftar Isi
Bagaimana dengan membeli Bitcoin?
Membeli Bitcoin atau Cryptocurence lainnya berbeda dengan Investasi, pasalnya Cryptocoin pada umumnya tidak memiliki nilai jaminan yang baku dan dipegang perbankkan. Misalnya saja ketika ada ahli teknoligi X membuat mata Cryptocurency, maka jumlah uang beredar tergantung dari Algoritma yang di buat si X. Jika uang tersebut dianggap stabil dan banyak digunakan oleh orang lain makanya nilanya akan meningkat. Namun ingat, kuncinya ada pada si pembuatnya sehingga ada kemungkinan dia menambahkan jumlah uang yang beredar (tapi ini akan membuat nilai Cryptocurrent tersebut semakin rendah).
Mudahnya begini, nilai mata uang yang dibuat si X itu hanya bergantung dari Suplay dan Demand yang masalahnya adalah nilai intristik dari uang tersebut tidak ada. Pada saat kita membeli emas 1 kg, maka nilai intristik dari emas akan selalu 1 Kg, sekalipun harga emas tersebut turun dalam rupiah atau dollar tapi kita masih tetap memiliki 1 kg emas.
Misalkan, saya memiliki 1 BTC dan membeli seharag 500 juta rupiah, kemudian nilai tersebut turun 250 juta rupiah, maka nilai tersebut bukanlah nilai Intristik BTC, karena turunnya 1 BTC dipengaruhi oleh penggunanya yang semakin berkurang dan pada sampai satu titik nilai 1 BTC bahkan bisa tidak dihargai lagi ketika tidak ada orang yang ingin menggunakannya lagi.
Faktor apa yang mempengaruhi nilai Bitcoin?
Meski bisa ditebak namun niali dari Bitcoin tidak bisa diprediksi dan ditentukan dengan pasti, hampir sama dengan kejadian ketika Manchester United melawan Chelsea FC. Di atas kertas kita bisa menghitung kondisi par apemain dan strategi yang diterapkan, tapi bola itu bundal dan hasilnya dari pertandingan ini tidak akan pernah ketahuan. Berhasil memangkan lotre karena pasang di MU itu sama dengan berjudi karena peluangnya menang dan kalahnya ada.
Jadi apakah membeli Bitcoin termasuk dengan investasi?
Jika dikembalikan pada definisi awal, maka ketika kita membeli Bitcoin, kita sama sekali tidak memberikan sumbangsih apa-apa pada belanja modal dan kegiatan usaha. Analoginya menyerupai pembelian Ikan Arwana yang nilanya 100 juta rupiah pada saat orang-orang ramai membeli arwana. Segera setelah orang-orang sudah tidak suka dengan ikan Arwana, maka dengan sendirinya nilai ikan arwana kembali ke nilai aslinya yakni sama dengan ikan peliharaan lainnya.
Bagaiman jika tiba-tiba ada aturan Memlihara Ikan Arwana adalah kegiatan ilegal?
Tidak ada yang bisa menebak permintaan pasar pada Bitcoin, ketika Elon Mask mengizinkan transaksi dengan perusahaan Tesal menggunakan Bitcoin, nilai Bitcoin meningkat drastis. Begitupun sebaliknya ketika Elon Mask memutuskan Tesla tidak lagi menerima transaksi dalam BTC, nilai BTC jatuh. Anda yang berada dalam posisi pembeli BTC, tidak akan pernah bisa menebak nilai dari BTC.
Bisa kok?
Kita lihat saja kecenderungan pasar dunia menggunakan BTC, yah ini sama seperti membadningkan penyerang Manchester yang menurut statistik sudah mencetak 27 gol pada saat melawan Chelsea yang penyerangnya hanya mencetak 21 gol. Kita bisa melihat trendnya MU lebih unggul dibandingkan Chelsea akan tetapi kita tetap tidak bisa memastikan hasilnya.
Hasilnya pun tidak dipengaruhi oleh jumlah taruhan yang kita pasangkan, berbeda dengan investasi yang kegiatan usahanya bisa bergantung dari nilai uang yang kita investasikan ke kegiatan usaha tersebut. Semakin banyak belanja modal semakin lancar proses produksi dan kegiatan jual beli, begitupun sebaliknya.
Jadi silahkan disimpulkan sendiri, apakah membeli Bitcoin termasuk dalam kegiatan Investasi atau tidak?
Jika tidak menurut kalian membeli Bitcoin masuk dalam kategori Menabung atau Judi?