Matamu.NET – Estetika Foto dalam fotografi adalah semua unsur yang dapat menambah keindahan baik itu berupa objek, aturan maupun editing proses. Karean fotografi adalah dunia seni, maka estetika akan terletak pada foto yang dihasilkan bukan dari tehnis yang digunakanan.
Daftar Isi
A. Tujuan Berfotografi
Saya ingat ketika pertama kali membeli kamera DSLR pertama saya, dari tipe paling awal yakni Canon EOS 1100 D. Kamera lumayan handallah untuk seroang pemula dengan harga yang pas dikantong mahasiswa. Saya gunakan sebagaimana anak usia saya pada waktu itu, motret model, landscape, teman yang narsis atau saya sendiri.
Setelah membeli kamera, ternyata memotret tidak sesederhana meminta teman bergaya di depan kamera lalu menekan shutter. Ada banyak fungsi, fitur dan aspek tehnis yang ada dalam fotografi. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk ikut beberapa komunitas fotografi di kota saya.
Mulai dari Infinity Fotografia yang saat ini mungkin saja sudah bubar, sampai pada komunitas fotografi level nasional yakni Lensa Manual Chapter Makassar atau yang disngkat LEMAK. Tujuannya untuk cari teman hunting dan tentu saja belajar ilmu fotografi lebih dalam lagi.
Setelah bergabung beberapa saat dengan Komunitas, Jam terbang hunting dan post processing pun semakin bertambah. Saat itu saya sudah mulai mencoba mengedit gambar yang saya ambil dengan Aplikasi Photoshoop.
Pada awalnya dan setelah menguasai beberapa tools dalam kamera dan photoshoop, saya merasa sudah kompeten sebagai seorang fotografer. Meskipun tidak selevel dengan fotografer nasional seperti Chaerul Umam atau Hengky Koenjtoro namun beberapa karya saya sudah pernah diakui oleh mereka.
Maka semakin PD lah saya merasa seorang fotografer handal. Puncaknya pada saat ada kunjungan seorang fotografer California, Jeff Marcedar.
Namun saya segera sadar bahwa kualitas dari seorang fotografer tidak terletak pada title yang ia pegang tapi dari karya yang ia ciptakan. Terutama konsitensi kualitas dari setiap karya yang ia hasilkan.
Saya kembali membuka folder-folder hasil hunting saya di laptop dan beberapa foto yang saya posting di Instagram. Saya pun tersipu malu dan sadar beberapa foto ternyata over editing. Orang-orang barat sih lebih senang dengan sebutan Overcooked. Saturasi yang sangat tinggi dengan konstras yang terkadang menusuk mata.
Yah memang butuh orang lain yang membenarkan kita, saya pernah mendapatkan banyak nasehat dari teman-teman pemula maupun senior. Namun saya abaikan dengan dalil bahwa saya sudah jauh lebih dahulu terjun di dunia melukis cahaya ini.
Yah merasa superior itu memang menjadi masalah dalam berkarya.
Padahal alasan saya membeli kamera adalah ingin menjalan hobi dan juga menghasilkan foto yang keren dengan nilai-nilai estetika foto yang alami. Bukan seperti seorang ilustrator yang memanipulasi gambar sampai orang akan hilang dengan objek asli yang ada di dalam foto.
Seorang amatir dan minim jam terbang mungkin saja menghasilkan foto yang lebih bagus jika dia menaruh effort yang lebih besar pada saat membuat foto dan berupaya mencapai tujuan dia memotret.
Jika estetika foto sudah terpenuhi maka harusnya foto aesthetic tersebut sudah baik.
Apa Itu Estetika dalam Fotografi?
Dalam pengertian sederhana, Estetika dalam fotogardi dalam diartikan sebagai foto yang terlihat elegan dan nyaman. Nyaman ini diartikan dapat membuat orang yang melihatnya merasa betah menikmati foto tersebut.
Foto yang estetis itu bisa membuat penikmat foto kagum dan merasakan emosi yang tertuang dalam foto. Hal ini bisa dilihat dengan cara memberikan foto tersebut. Jika hanya dilihat saja, maka foto tersebut belum termasuk estetis. Namun jika seorang yang melihat itu berhenti sejenak, itu adalah tanda jika ia sedang menikmati sesuatu dari foto kamu.
Tentu saja penilaian individu untuk karya seni sifatnya sangat sibjektif dan sangat terpengaruh dari sudut pandang individu itu sendiri. Setiap orang tentu saja berhak menginterpretasikan foto yang mereka lihat dari sudut pandang masing-masing. Dengan demikian estetika foto itu bukanlah makna yang tetap seperti pada memaknai standar kesehatan yang disusun secara eksplisit.
Milsanya saja ada orang yang suka dengan foto-foto kontras dengan warna-warna vivid. Orang lain mungkin saja memiliki selera warna yang berbeda seperti warna-warna kalem pastel atau malah foto dengan warna tunggal (monochrome).
Bias dalam menilai keindahan dan sisi estetika foto adalah hal yang wajar. Karena ini bukanlah hal-hal yang sifatnya saintis dan tehnis. Hanya saja foto jelek itu sepertinya mutlak. Jika orang-orang sudah tidak suka dengan karya anda maka itu artinya foto tersebut sudah tidak memiliki estetika.
Jadi estetika seperti apa yang harus dipenuhi dalam membuat sebuah foto?
Tentu saja memenuhi selera seluruh orang yang melihat foto kita adalah hal yang mustahil dan pekerjaan yang berat. Semakin kompleks nilai dan objek yang ingin dimasukkan ke dalam foto akan semakin sulit membuatnya. Beberapa foto serderhana dengan singgle objek bisa jadi memiliki nilai estetika yang tinggi namun bukan berarti akan selalu estetis.
Buatkan karya dari hati dan ikuti perkembangan foto akan membuat foto kamu selalu memiliki nilai dan penggemar tersendiri. Jika foto-fotomu sudah selalu konsisten memiliki banyajk penggemar maka pada posisi tersebutlah kamu masuk kategori fotografer profesional.