Matamu.NET – Cut Loss adalah saha satu strategi tarding dan investasi dimana pemegang Komoditas memutuskan untuk menjual komoditas yang mereka pegan dalam kondisi rugi.
Pada posisi Cut Loss, pemegang Komoditas tentu saja dalam keadaan rugi, namun keputusan ini dimabil untuk menghindari kerugian yang lebih besar jika saja trend harga komoditas yang dipegang tidak kungjung membaik.
Komoditas yang diperdagangkan dalam kasus ini bisa jadi Saham, Crypto, Minya, sampai Valas. Artikel ini kita tujukan untuk kegiatan trading dan investasi pada pasar Saham saja.
Kapan Harus Mengambil Langkah Cut Loss
Pergerakan harga saham di pasar saham termasuk di Indonesia memang sangat fluktuatif meskipun dalam satu hari ada batas wajar yang ditentukan oleh Bursa Efek Indonesia yakni turun maksimal 8% dan naik paling tinggi 24% dari harga pembukaan pasar di hari yang sama, namun bisa jadi harga penutupan pasar hari merupakan trend harga saham tersebut berikutnya.
Waktu turunnya pun bermacam-macam, bisa sehari saja namun tidak jarang sampai haris turun sampai akhirnya perusahaan tersebut kena Suspend.
Misalkan kita barus saja membeli saham dari Garuda Indonesia sebanyak 10 Juta Rupiah pada tanggal 22 Desember 2020 dengan harga pasar 464 Rupiah Perlembar. Pada tanggal 29 Desember pergerakan saham terlihat menurun sampai pad aharga 400 rupiah atau sudah turun sebesar 13% maka nilai sahma yang tadinya 10 juta rupiah kini hanya bernilai 8,7 juta rupiah saja.
Dari ini jika kita mengambil keputusan Cut Loss maka kita akan terhindar dari kerugian sebesar 50% di akhir ferbruai yang bisa saja uang kita bernilai kurang dari 5 juta, jika tidak dilakukan cut loss dan saham dijual pada bulan februari.
Namun tidak selama cut loss untuk baik, kalau saja ternyata setelah trend turun harga saham membuat investor lain berminat dengan saham tersebut maka ada kemungkinan nilai sahamnya akan meningkat.
Nah sebagai tips pemula dalam Trading, berikut ini ada 4 pertimbangan yang harus dimabil sebelum akhirnya menentukan mengambil langkah Cut Loss.
- Tentukan Batas Kerugian. Pada saat anda membeli sebuah saham dengan fundamental analisis yang lemah atau kurang informasi, maka laternatif yang harud disediakan adalah tentukan kerugian maksimal yang anda ingin tanggung dari kepemilikan saham tersebut. Misalnya angka 5% maka begitu nilai saham sudah sampai 5% sebaiknya Cut Loss saja karena hal tersebut sudah diluar ekpektasi anda.
- Trend Negatif – Jika dalam kurung waktu yang cukup lama harga saham tersebut cenderung turun maka sebaiknya segera Cut Loss. Karena penyebab harga saham turun terus menerus bisa jadi ada masalah dnegan perusahaannya atau malah.
- Salah Membeli Saham – Kecanggihan teknologi saat ini membuat segalanya mudah termasuk membeli saham, jika di pasar tunai sangat mustahil salah membeli saham, di dunia digital kita bisa saja membeli saham yang kita tidak inginkan karena jempol yang terlalu gede. Jika sudah demikian dan ada trend penurunan harga saham sebaiknya segera jual saja. Salah beli saham pasti tidak diikuti dengan analisis fundamental jadi ya sudah jual saja.
- Koreksi IHSG – Indeks Harga Saham Gabungan itu sedikit banyaknya mencerimankan kondisi ekonomi suatu negara. Jika nilai terus menerus koreksi maka ini saatnya untuk memegang modal dan siap-siap membeli saham yang punya potensi bangkit begitu ISHG kembali perkasa.