Matamu.Net – Banyak YouTuber baru setiap hari membuat konten yang viral di YouTube semakin variatif. Di sisi lain banyaknya konten di YouTube secara tidak langsung justru membuat persaingan semakin sulit.
Bagi mereka yang putus asa dengan sulitnya persaingan di konten-konten “sehat” mulai mencari ide nakal agar tetap bisa mendapatkan Viewer yang banyak. Mulai dari menyuguhkan konten dewasa tipis-tipis seperti YouTuber Berliana Lovell atau mungkin se-bar-bar Kimi Hime yang mengundang kerusuhan dengan Tumbnail-nya yang Clickbait.
Semua hal dilakukan dengan satu tujuan yakni menjadi Viral. Yah memang selalu ada di balik konten viral bagaimana pun caranya, jika bukan dari Google Adsense, Netizen negeri ini sudah cukup aneh menyukai konten-konten viral, sampai mereka yang Viral bakalan jadi Star meskipun hanya sebentar tapi ujung-ujungnya akan ada uang di sana.
Selama Viral tersebut baik mungkin tidak ada masalah, apalagi jika konten Viral tersebut mendidik tentu saja harus didukung dan dibantu viralkan, tapi kalau kontennya merusak generasi bangsa seperti prank Ojol atau malah pamer dada seksi seperti banyak Selebgram yang tidak layaklah disebutkan namanya, itu manfaatnya apa coba?
Apa bedanya dengan jual diri demi uang, hanya saja levelnya belum sampai melacur di pinggir jalan.
Tapi bagaimana caranya membuat konten YouTube yang Viral tanpa harus jual diri dan merusak generasi bangsa? Mungkin berikut tipis sederhana ini dari Matamu.Net.
Daftar Isi
1. Pelajari Trending
Viral sebenarnya terjadi tidak semata hanya karena konten Vulgar, tapi Viral itu sejatinya muncul karena konten yang disuguhkan memang disukai khalayak banyak atau dengan kata lain Trending alami.
Jadi cara pertama yang harus dilakukan agar konten kamu Viral adalah penuhi keinginan mayoritas Netizen. Buatlah List konten-konten yang sedang trending menggunakan fasilitas trending YouTube atau Google Trending.
Salah satunya mungkin bisa dilihat melalui link berikut https://www.youtube.com/feed/trending
List saja semaunya, termasuk Konten yang Viral yang menurut kamu tidak layak seperti Prank Ojol, Tutorial memilih Bra ala Kimi Hime dan sejenisnya.
2. Buat Konsep yang Matang.
Setelah memilih tema-tema yang sudah tredning tugas kamu adalah membuat konter dari konten tersebut, jangan lakukan hal yang sama karena tujuan kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa bukan malah mendapatkan uang dengan cara merusak moral generasi netizen Indonesia.
Tips utamanya adalah ATM, Amati, Tiru dan Modifikasi, namun tips ini tidaklah cukup. Kamu harus menimbang-nimbang scene demi scene yang dapat menkonter konten tersebut, jika perlu minta pendapat dari teman-teman kalau perlu dari sosiologo dan pendidikan mengenai konten yang akan kamu buat.
Melawan konten murahan dan memberantas kobodohan itu memang susah!!!
3. Manfaat 15 Detik Pertama
Hasil statistik YouTiube menunjukkan jika para penonton akan meninggalkan sebuah Video jika mereka tidak menemukan hal menarik dalam 15 detik pertama, oleh karena itu manfaatkanlah waktu 15 detik pertama.
Hindari meminta Subscribe dan memasang logo kamu di 15 detik itu karena Subscribe itu hal yang tidak menyenangkan jadi orang hanya akan mensubcribe sesuatu yang something they pay for, bukan dari hasil ngemis meminta Subscribe.
Jadi buatlah mereka berfikir dengan memberikan fakta atau pertanyaan yang jawabannya bisa Twisted di 5 detik pertama, lalu sisa 10 detik pertama kamu harus berhasil memberikan penjelasan mengenai seluruh isi video kamu tanpa harus menjawab pertanyaan atau fakta yang ada di 5 detik awal.
4. Gunakan Durasi Singkat
Ini bukan chanel mainstream seperti yang ada di tipi-tipi yang menghabiskan waktu dengan durasi tersingkat 30 menit. Itu membuang-buang waktu dan juga Kuota jadi yang kuota tipis pasti bakalan mikir nonton kamu dengan durasi yang panjang.
Kompreslah scene-scene kamu dengan menampilkan ide strike to the point sampai akhirnya durasi hanya sampai 3 sampai 5 menit saja.
Lah kan banyak YouTuber yang mengunggah durasi lebih dari 10 menit, apalagi artis-artis seperti Demi Corbuizer. Kenapa kami yang pemula tidak boleh?
Seperti yang dijelaskan di atas, menonton Video lebih dari 10 menit itu butuh kuota yang besar yang asosianya akan menuju ke menghabiskan uang, lalu jika calon penonton kamu adalah orang yang sibuk waktu 10 menit itu tidaklah sebentar.
Jadi menonton Video dengan durasi lebih dari 10 menit ibaratnya kamu meminta orang untuk berinvestasi ke kamu yang belum tentu dia kenal kamu. Terus investasi tersebut belum tentu berhasil karena tidak ada jaminan kamu akan memberikan tontotan seperti yang mereka harapkan meskipun spoiler kamu di 15 detik awal mungkin menarik perhatian mereka.
Bagi para pemula, memilih durasi Video panjang itu adalah suatu pertaruhan yang besar dengan kemungkinan menang yang kecil, jadi kalau bisa yang aman mengapa harus bertaruh dengan chance yang kecil kan.
5. Gunakan Caption dan Metadata
Yah banyak YouTuber melupakan pentingnya Caption dan Metadata, hampir sama banyaknya dengan YouTuber “terlalu” sadar dengan fungsi caption ini sehingga dibuatlah judul aneh yang sebenarnya tidak sesuai dengan konten yang ada di dalam Video.
Mereka lupa jika YouTube adalah sebuah sistem dengan lingkungan yang bisa menunjukkan hubungan timbal balik, tidak seperti nonton tayangan alay di TV mainstream, YouTube memiliki dua hal yang sulti dikelabuhi.
Yang pertama adaalah interkasi yang diberikan penonton Video ke kamu mulai dari kolom komentar, respon like dan dislike sampai ke menu pengaduan jika Konten yang kamu buat benar-benar tidak layak untuk di tontot, jika seluruh Viewer kamu melaporkan akun kamu karena konten yang dianggap tidak layak, maka tamatlah chanel kamu.
Yang Kedua, YouTube disupport perusahaan IT terbesar dunia yakni Google dan Timnya yang super besar. Jadi tidak sulit bagi YouTube untuk membuat Algoritma AI untuk menilai Video yang (1) layak dan tidak layak ditonton, (2) layak di tonton tapi tapi tidak layak Monetize, (3) layak ditonton tapi di Monetize dengan nilai kecil, (4) layak di tonton tapi tidak termasuk kategori trending, dan kategori lainnya.
6. Bangun Nilai Positif
Seperti yang disebutkan diawal, jika tujuan kita membuat konten Viral adalah melawan Konten Viral yang berbau negatif, jadi melawan dia jangan dengan konten Negatif karena jika kita lakukan dengan melawan dna menjelekkan konten mereka maka apa bedanya Viral-nya kita dan Viralnya mereka.
Tapi melawan tanpa nilai negatif itu susah?
Yah memang membangun karakter dan memberi nilai edukasi itu sulit bro, makanya di Indonesia ada Universitas khusus menciptakan pendidikan namanya LPTK, karena Indonesia sudah sadar mendidik itu susah.
Agar lebih mudahnya saya ingin menunjukkan satu kasus saja dari YouTuber Kery Astina yang melawan lagu Jaran Goyang yang isinya dianggap mengaminkan praktik klenik yang berbau musrik dengan balasan lagu yang menyuruh kita untuk menjauhi praktik kelnik dna kembali ke ajaran Islam.
Isinya sangat menginspirasi dan tanpa meminta di Subcribe ada 2,24 juta orang disana yang rela jadi subscriber dan bahkan lagu berjudul “Balasan Lagu Jaran Goyang” sudah di tonton 22 juta kali lebih.
Nilai Positif kamu bakalan membawa dampak postif tidak hanya bagi diri kamu tapi bagi orang lain juga. Jadi sebenarnya tidaklah susah membuat konten Viral yang bernilai Positif. Saya hanya ingin meminjam Quotes dari Dr. Strange
“Itu tidak lah sulit, kita cuman tidak kreative”