Matamu.NET – Bagi seorang pemula dalam dunia fotografi tentu sangat membutuhkan pemahaman mengenai istilah-istilah dalam dunia fotografi. Sebab istilah tersebut akan menjadi acuan dasar dalam belajar fotografi.
Jika kamu sangat ingin mendalami dunia fotografi atau baru saja ingin belajar menjadi fotografer sudah seharusnya mengenal istilah-istilah yang berkaitan dengan penggunaan kamera.
Nah, kali ini Matamu.NET akan membahas mengenai istilah-istilah dalam dunia fotografi.
Fokus merupakan istilah titik tempat berkumpulnya sinar yang melalui sebuah optik atau lensa.
Dalam fotografi, untuk memperoleh sebuah gambar yang fokus maka perlu mengumpulkan sinar pada satu titik yang tepat di sensor (focal plane). Bila titik terbentuk di depan atau di belakang focal plane, maka gambar akan menghasilkan yang menjadi tidak fokus atau out of focus.
Para fotografer biasanya memiliki banyak cara untuk mengatur fokus pada kamera. Ada yang mengaturnya secara manual dengan menggunakan ring focus. Ada pula yang menggunakan AF (Auto Focus) secara otomatis untuk mengatur focus kamera.
2. Shutter Speed
Shutter speed merupakan istilah dari lamanya waktu shutter kamera terbuka, dan memaparkan cahaya ke sensor kamera.
Dalam dunia fotografi, shutter speed bertanggung jawab dalam hal mengubah kecerahan foto dan menciptakan efek dramatis dengan gerakan buram.
Shutter speed ada karena shutter kamera yang seperti tirai di depan sensor kamera yang tetap tertutup hingga kamera menyala, hingga saat kamera menyala maka shutter akan terbuka dan sepenuhnya memaparkan sensor kamera ke cahaya yang melewati lensa.
Setelah sensor mengumpulkan cahaya, shutter akan segera menutup dan menghentikan cahaya agar tidak mengenai sensor.
Shutter speed terbagi menjad long shutter speed dan fast shutter speed. Shutter speed yang panjang atau long dapat digunakan dalam memotret milky wayatau objek langit malam. Sedangkan shutter speed yang cepat atau fast dapat digunakan dalam memotret burung terbang, mobil yang bergerak, air hujan ataupun air terjun.
3. Aperture
Aperture adalah lubang lensa yang memiliki fungsi dalam mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam lensa. Simbol dari Aperture adalah f/stops.
Aperture membantu fotografer untuk memanipulasi banyaknya cahaya yang diterima oleh sensor kamera dan juga dalam menghasilkan foto dengan efek artistik.
Menggunakan aperture akan menentukan terang-gelapnya hasil foto dan juga fokus-blurnya background foto.
4. ISO
ISO merupakan sensitivitas sensor digital kamera terhadap cahaya atau pengaturan dalam meninggi dan rendahkan cahaya pada sebuah hasil foto. Semakin tinggi setting ISO maka semakin sensitif sensor kamera terhadap cahaya.
Pengaturan ISO menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Contohnya, pada pemotretan siang hari yang pada dasarnya tidak membutuhkan sensitivitas cahaya yang tinggi maka cocok menggunakan ISO 100 . Sebaliknya, pada pemotratan malam hari atau ruangan gelap maka cocok menggunakan ISO 3200.
5. Exposure
Exposure merupakan banyak sedikitnya paparan dari cahaya yang diterima oleh sensor kamera agar dapat mendapatkan gambar dan juga foto yang bagus.
Ada 3 macam exposure di dalam fotografi yakni under exposure, normal exposure, dan over exposure. Ketiga macam exposure sangat rentan terpengaruh oleh 3 hal lain yakni aperture, shutter speed, dan ISO. Sehingga dengan menguasai ketiga aspek ini maka hasil foto kamu akan layak menjadi foto profesional.
Itulah 5 istilah penting dalam fotografi yang perlu kamu ketahui.
Matamu.NET – Tak dapat dipungkiri bahwa seorang fotografer atau orang yang hobi memotret terkadang mendapatkan hasil foto yang blur lantaran memotret sebuah objek yang bergerak. Hal tersebut dikarenakan menggunakan Shutter Speed yang rendah.
Kondisi tersebut biasa terjadi dan disebut sebagai motion blur. Munculnya motion blur akan menciptakan efek seperti jejak yang tertinggal dibelakang objek ketika bergerak.
Pengertian Motion Blur
Motion Blur (Blur Gerakan) adalah sebuah efek tidak fokusnya gambar yang dihasilkan akibat dari gerakan pada saat memotret. Gerak ini bisa jadi dihasilkan oleh objek itu sendiri atau shake pada saat pengambilan gambar yang diakibatkan kondisi kamera yang tidak stabil.
Efek Motion Blur ini secara umum terjadi pada pengambilan gambar dengan shutter speed rendah. Pada teknik Foto Panning, Moition Blur justru digunakan untuk visual efek yang lebih artistik.
Tips Memotret Efek Motion Blur
Bukan hanya memotret objek yang tajam saja memiliki tips, tapi dalam memotret efek motion blur juga ada tips dan trik yang dapat dilakukan agar kesan artistik dari objek yang akan dipotret semakin terlihat.
Berikut ini tips memotret agar menghasilkan efek motion blur. Mengatur atau mensetting kamera dengan
menggunakan mode Shutter Priority (S/Tv).
Sebaiknya menggunakan Auto ISO.
Mengatur Shutter Speed pada angka atau tingkat 1/20 sekon.
Selanjutnya menstabilkan kondisi kamera sebaik mungkin. Kemudian aktifkan anti-shake (IS, VR, dan lain sebagainya) apabila memotret dengan cara handed. Sementara itu, ketika memotret menggunakan alat tambahan seperti tripod maka matikan anti-shake.
Pengaturan Shutter Speed diubah secara bertahap mulai dari 1/10 sekon, 1/5 sekon, dan seterusnya atau disesuaikan dengan keinginan dari fotografer.
Terakhir memotret objek secara berulang-ulang sampai menghasilkan foto yang diinginkan.
Selain itu, terdapat tiga cara yang dapat dilakukan untuk menyeimbangkan Shutter Speed yang lama ketika cahaya terlalu banyak. Caranya adalah sebagai berikut:
Menggunakan Aperture yang kecil
Menurunkan ISO pada kamera
Menggunakan filter Neutral Density (ND), tujuannya adalah agar dapat mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke dalam lensa kamera.
Perlu diingat juga bahwa ketika menggunakan Shutter Speed yang rendah atau kecepatan rana rendah maka Anda harus berhati-hati dengan adanya guncangan yang terjadi pada hasil foto atau gambar. Pengaturan waktu yang lama atau lambat maka motion blur akan semakin terlihat.
Itulah informasi tantang motion blur. Tak ada salahnya memperlajari efek motion blur agar hasil foto lebih bervariasi dan menawan.
Matamu.Net – Fotografi adalah salah satu Seni yang dihasilkan dari kecanggihan penemuan sains, oleh karena itu tidak heran jika beberapa istilah dan teknik dalam fotografi harus melibatkan perhitungan yang tepat, terutama yang berkaitan dengan pencahayaan atau Exposure.
A. Pengertian Segitiga Exposure
Exposure merupakan sebuah istilah yang kerap digunakan dalam dunia fotografi. Exposure sendiri memiliki arti sebagai kemampuan kamera mengumpulkan cahaya yang masuk. Oleh karena itu, bagi pecinta fotografi mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah Segitiga Exposure atau biasa disebut sebagai Triangle Exposure. Segitiga Exposure merupakan gabungan dari tiga komponen seperti Shutter Speed, Aperture, dan juga ISO yang akhirnya menghasilkan Exposure.
Kendati demikian, dalam dunia fotografi diketahui sangat penting untuk mengetahui pengaturan Exposure agar foto yang dihasilkan terlihat lebih jenih, indah, dan juga artistik. Selain itu, terdapat tiga istilah yang sering digunakan untuk hasil foto dengan menggunakan pengaturan Exposure, yaitu:
Under-Exposed (UE), berarti apabila menghasilkan foto yang terlalu gelap.
Exposure-Cukup, berarti apabila menghasilkan foto yang komposisinya sudah sesuai serta terlihat bagus dipandang mata.
Over-Exposed (OE), berarti apabila menghasilkan foto yang kondisinya terlalu terang.
Secara singkat, untuk lebih jelas dalam memahami arti dari Exposure maka sebuah perumpamaan dapat kita lakukan. Jadi, misalkan Exposure diibaratkan atau diumpamakan sebagai sebuah gelas. Sementara itu, cahaya adalah air yang akan dituangkan ke dalam gelas. Maka dari itu, untuk menghasilkan Exposure yang tepat adalah ketika gelas diisi dengan air sampai pada bibir gelas.
Namun, apabila gelas diisi air yang tidak mencapai bibir gelas, maka hal tersebut disebut sebagai gambar yang Under-Exposure sedangkan apabila ketika gelas diisi dengan air yang melebihi bibir gelas alias air tumpah maka gambar yang dihasilkan akan Over-Exposure. Meski untuk menjelaskan hal tersebut sangat sederhana, akan tetapi pelru diketahui bahwa untuk mengaplikasikannya dibutuhkan pengetahuan tertentu.
B. Segitiga Exposure
Pada kamera terdapat yang namanya tombol shutter. Shutter atau rana (penutup) merupakan sebuah tirai yang terdapat pada kamera yang menutupi bagian permukaan atau sensor foto. Kendati demikian, apabila tirai tersebut terbuka maka secara langsung akan terjadi pananan pada permukaan film maupun sensor foto.
Tak hanya itu, ketika tombol shutter ditekan maka kamera akan mengabadikan sebuah citra objek yang kemudian menjadi foto dengan tingkat kecerahan yang dipengaruhi oleh ketiga Exposure, yaitu:
ISO (Sensitivitas Sensor)
ISO adalah singkatan dari International Standardization Organization yang berarti tingkat sensitivitas sensor dalam dunia fotografi. Namun, perlu diketahui pada era fotografi analog ISO hampir sama dengan ASA dan juga DIN.
ISO pada kamera bukan hanya satu akan tetapi terdiir dari beberapa macam. Misalnya ISO yang rendah, maka diketahui bahwa sensor akan menangkap gambar dengan detail akan tetapi mmebutuhkan pencahayaan yang lebih sehingga secara tidak langsung akan membuat gambar lebih gelap.
Begitupun dengan ISO yang tinggi atau lebih dari 6400, maka sensor pada kamera diketahui akan lebih sensitif sehingga membuat gambar yang dihasilkan semakin terang. Oleh karena itu, perlu diketahui yang namanya acuan dari penggunaan ISO, seperti berikut ini.
ISO 100 – 200, digunakan pada lokasi yang terang serta kebutuhan detail yang tinggi dengan shutter speed rendah.
ISO 400 – 800, digunakan pada lokasi dengan pencahayaan yang sedang (contohnya lokasi di bawah pohon, pada teras rumah, dan lain sebagainya).
ISO 800 – 1600, digunakan untuk foto indoor atau dalam ruangan dengan kondisi cahaya yang agak redup maupun sebuah foot aksi dengan menggunakan kecepatan tinggi.
ISO lebih dari 1600, digunakan pada lokasi yang kondisi pencahayaannya sanga kurang atau lowlight.
Menggunakan ISO yang sangat tinggi memang efektif dalam memaksimalkan cahay rendah namun hal ini dapat membuat gambar menjadi lebih Noisy atau Grain. Noisy atau grain adalah jumlah titik-titik yang tersebar di seluruh foto karena kegagalan sensor mendefenisikan cahaya.
Aperture (Bukaan Diafragma Lensa)
Aperture atau biasa disebut dengan bukaan diafragma lensa merupakan salah satu dari tiga pilar penting yang ada dalam fotografi selain ISO serta Shutter Speed. Aperture sendiri memiliki arti sebagai bukaan yang terdapat pada lensa yang dilewati oleh cahaya pada saat masuk ke dalam kamera.
Perlu diketahui bahwa konsep atau cara kerja dari Aperture hampir sama dengan cara kerja dari mata. Dimana ketika manusia berada di antara lingkungan yang terang dan gelap, maka secara tidak langsung iris mata akan merespon dengan mnegecil atau membesar dengan mengendalikan ukuran dari pupil mata. Begitu pun dengan Aperture yang terdapat pada kamera.
Simbol yang dipakai dalam penulisan adalah F per angka pembagi tertentu. Diketahui bahwa semakin kecil angkat Aperture maka semakin lebar bukaan pada lensa serta foto yang dihasilkan semakin terang.
Sementara itu, semakin besar angka dari Aperture maka semakin sempit atau kecil bukaan pada lensa sehingga foto yang dihasilkan semakin gelap lantaran cahaya yang masuk semakin sedikit ke dalam kamera. Ketika berhasil dalam mengotak-atik Aperture, maka fotografer akan mendapatkan yang namanya DOF (Deep of Field) atau ketajaman gambar.
Shutter Speed (Kecepatan Rana)
Shutter Speed atau biasa disebut dengan Exposure Time berfungsi untuk menentukan lamanya sensor kamera ketika menangkap sebuah objek. Adapun penulisan yang biasa digunakan pada Shutter Spedd adalah 1 per sekian detik.
Apabila Shutter Speed disetting dengan pengaturan yang cepat (1/100 detik) maka jumlah cahaya yang diterima sensor sedikit yang dimana secara tidak langsung membuat gambar yang dihasilkan akan lebih gelap.
Sementara itu, apabila Shutter Speed disetting dengan pengaturan lambar (1/25 detik) maka cahaya yang ditangkap oleh sensor menjadi lebih banyak dengan begitu gambar yang dihasilkan semakin terang.
Dengan begitu, apabila Shutter Speed dimainkan dengan kurang tepat maka akan menghasilkan yang namanya Freeze serta Motion Blur.
C. Cara Mengatur Exposure
Setelah mengetahui apa saja pilar penting dalam Segitiga Exposure, yaitu ISO, Aperture, dan juga Shutter Speed. Maka perlu diketahui juga bahwa pada kamera DSLR (Digital Single lens Reflex) mempunyai dua pilihan mode, yaitu manual dan juga otomatis (Automatic, Program, Aperture Priority dan Shutter Speed Priority).
Adapun rumus pada Exposure adalah Shutter Speed + Aperture + ISO = Exposure
Contohnya seperti berikut ini:
1/200 + f/1.8 + ISO 100 = 0 (hasil auto exposure)
1/200 + f/1.8 + ISO 200 = 1 (setelah +1 EV exposure compensation) foto yang dihasilkan akan lebih terang
1/200 + f/1.8 + ISO 100 = -1 (setelah -1 EV exposure compensation) foto yang dihasilkan akan lebih gelap
Di samping itu, Exposure Compensation diketahui bukan termasuk ke dalam faktor penentu dari Exposure. Malahan Exposure Compensation hanya berfungsi sebagai pengubah hasil perhitungan pada auto Exposure semata.
Ketika Exposure Compensation positif yang diterapkan maka hasil perhitungan auto Exposure akan menghasilkan gambar yang lebih terang daripada sebelumnya. Sementara itu, ketika Exposure Compensation negatif yang diterapkan maka hasil perhitungan yang dihasilkan auto Exposure akan lebih gelap.
Oleh karena itu, Exposure dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dari fotografer. Maksud adari kebutuhan adalah Exposure disesuaikan dengan kondisi misalnya tema yang digunakan indoor atau outdoor. Selain itu, harus juga disesuaikan dengan teknik yang digunakan. Misalnya menggunakan teknik levitasi, teknik bulb, maupun teknik lainnya yang dimana masing-masing teknik membutuhkan settingan atau pengaturan yang berbeda-beda.
Segitiga Exposure adalah aspek dasar mengenai tata cara kamera bekerja tanpa peduli apapun jenis kameranya. Mulai dari Kamera Pocket, SLR, Kamera Digital dan Mirorles pasti bekerja atas prinsip ini. Semahal apapun kamera yang dimiliki oleh seseorang namun tidak memahami yang namanya Segitiga Exposure maka besar kemungkinan foto yang dihasilkan tidak berkualitas.
Namun, ketika seseorang mengerti dasar dari Segitiga Exposure maka kamera apapun yang digunakan meski bukan kamera professional maka foto yang dihasilkan nantinya akan bagus, berkualitas, dan memiliki komposisi warna yang enak dipandang.
Itulah penjelasan mengenai Segitiga Exposure dalam fotografi. Semoga artikel ini dapat membantu serta menambah pengetahuan kalian dalam fotografi.