Tag: Metaverse

  • Apa Itu Defenisi Metaverse dan Bagaimana Konsepnya?

    Apa Itu Defenisi Metaverse dan Bagaimana Konsepnya?

    Matamu.NET – Apa Itu Metaverse menjadi salah satu pertanyaan yang paling sering diajukan setelah Facebook merubah nama mereka menjadi Meta. Namun jauh sebelum Facebook, sebenarnya Microsoft sudah lebih dulu menyebut jejaring aplikasi sistem operasi mereka di dunia digital dengan sebutan Metaverse.

    Microsoft bahkan langsung mengakui sisi Developer Game Raksasa, Activision Blizzard dengan harga 68,7 Trillion USD atau setara dengan 987 002 595 000 000 Rupiah (Bacanya sekitar 1000 Trilliun atau 1 Quantiliun Rupiah). Tujuannya agar Jejaring Block Metaverse meraka semakin luas di dunia internet Global.

    Apakah cuman mereka berdua?

    Tanpa menyebutkan kata Metaverse secara eksplisit, Google sudah bekerja dengan konsep Metaverse dalam 2 dekade terakhir dengan platform dan jejaring yang lebih luas dari Microsoft dan Facebook. Milsanya saja Android, Node JS, Gmail, Gmap, Google Adsense, Google Docs, dan ratusan produk dari Google yang secara rutin digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari mereka.

    Meskipun tidak segetol ketiga perusahaan di atas, namun Apple juga memiliki Metaverse versi mereka dengan banyaknya pengguna Apple Device. Mobile Legend, PUBG dan DoTA merupakan Game yang penghuninya sudah lebih gagahan dengan jajan barang digital yang sama sekali tidak bermanfaat,

    Nah pertanyaan sekarang dari sekian banyak Versi Metaverse, sebenarnya apa sih Metaverse itu? Apakah itu adalah sejenis dunia baru yang benar-benar eksis? atau hanya bualan sebagai bahan jualan perusahaan raksasa IT saja?

    A. Defenisi Metaverse

    Defenisi sederhana dari Metaverse adalah dunia maya, paling tidak ini darasal kata yakni Meta (Setelah) verse adalah alam atau dunia setelah alam semesta atau dunia lain yang diakses melalui gerbang digital. Secara khusus Metaverse merujuk pada dua makna yakni (1) Virtual Reality World dan (2) a digital second life.

    Beberapa dekade terkahir terutama setelah jaringan internet sangat cepat dan perkembangan komputerisasi tumbuh sangat cepat sehingga memicu lahirnya Industri 4.0, Teknologi Digital sudah mengambil banyak bagian dalam hidup manusia baik itu untuk aktifitas sosial seperti sosial media sampai pada kebutuhan finansial seperti transaksi ekonomi.

    Wabah Pandemic Covid-19 bahkan membuat perkembangan dunia digital semakin cepat dimana pekerjaan yang dulunya dikerjakan secara bersama dalam satu kantor kini bisa dikerjakan di tempat yang berjuahan dengan sistem remot melalui jaringan internet. Konsep Work From Home ini juga diadaptasi dalam dunia pendidikan dalam bentuk belajar dari rumah atau Online Learning.

    Bagaimana pun modelnya, namun pada intinya sebagian besar aktifitas yang dulunya dilakukan secara fisik di dunia nyata saat ini mulai bergeser ke arah digital. Biasanya aktifitas tersebut diberi embel elektronik atau e-, misalnya e-learning, e-money, e-toll,m dan sejenisnya, namun terkadang juga disebut Mobile, Digital dan sebagainya.

    Pada awalnya, transaksi digital dilakukan hanya untuk membeli barang yang ada di dunia nyata, sekalipun kita punya uang fisik 50 ribu kemudian digunakan untuk mengisi e-toll. Nilai intristik dari 50.000 yang ada di e-toll tetaplah sama dengan nilainya di dunia nyata. Bentuk saja yang berbeda.

    Belakangan, transaksi di dunia digital mulai mengenal barang yang sifatnya digital dan tidak memiliki nilai instristik di dunia nyata. Sebut saja Skin dalam Dunia Game yang dibeli dengan uang. Padahal sekali game tersebut dimatikan seluruh server atau dihapus maka Skin yang awalnya dibeli ratusan ribu hingga puluhan juta akan ikut hilang. Tidak ada satu mekanisme yang dapat menakar nilai tetap tersebut dengan uang.

    Hal ini karena aset tersebut tidak memiliki underlying value yang nyata. Kendati tidak memiliki underlying value (Jaminan) yang nyata, namun keberadaan aset-aset digital ini terus tumbuh, misalnya saja mata uang Cripto yang boleh dikatakan tidak memiliki nilai jaminan sama sekali sekali server dan jejaring dihapus maka semua aset kripto tersebut akan musnah karena memang tidak ada nilainya di dunia nyata. Jadi keamanan dari aset digital kita tergantung dari konsep aset tersebut dibangun.

    Hal ini berbeda dengan uang elektronikk, meskipun kartu e-money kita hilang, kita masih mengklaim nilai dari uang yang hilang tersebut di bank tempat kita menyimpan/menukar mata uang kita. Karena yang hilang dari uang tersebut hanya fisiknya saja sedangkan nilainya masih dijamin oleh lembaga keuangan. Untuk rupiah sendiri, nilainya dijamin oleh Bank Indonesia.

    Psikologi Manusia dan Metaverse

    Tapi manusia itu unik, mereka terkadang membeli barang yang nilainya tidak berada pada kegunaan dan manfaatnya untuk kehidupan tapi juga terkadang melekat pada prestisius atau gabungan dari seluruh aspek psikologi manusia.

    Misalnya saja Ikan Arwana Super Red yang memiliki nilai 40 juta rupiah yang valuenya naik sesuai dengan sulitnya barang dan banyaknya orang yang ingin merawat sebagai koleksi. Sekali ikan arwana tersebut mati atau orang-orang sudah tidak suka dengan Ikan Arwana, maka nilai 40 juta dari Arwana ini ikut hilang.

    Konsep psikologis inilah yang mendukung aktifitas finansial dalam bentuk membeli barang di dunia digital tapi tidak berguna di dunia nyata menjadi. Sisanya masalah seberapa besar ketertarikan orang membeli barang di dunia digital bergantung dari layanan yang mereka dapatkan.

    Konsep ini jugalah yang dijadikan dasar Facebook dalam membangun Metaverse mereka. Layanan sosial media yang mereka sudah menghubungkan 2,9 milliar penduduk bumi dari seluruh belahan bumi termasuk para astronout yang secara tehnis tidak berada di bumi. Bahkan Metaverse versi facebook ingin dikembangkan sampai bisa menghasilkan dunia 3-D yang dapat diakses melalui perangkat Virtual Reality. VR tersebut dikembangkan tidak hanya mengakomodasi visual tapi juga gerak dan sensasi nyata.

    Tujuanya tentu saja satu yakni membuat orang merasa nyaman melakukan aktifitas di Metaverse dan pada ujungnya mereka adakn dengan senang hati membeli rumah di dunia dunia digital sekalipun rumah tersebut tidak melindungi mereka dari hujan dan panas di dunia nyata.

    Matthew Ball, seorang multimillioner dan pengusaha pembiayaan skala besar baik nyata maupun digital, menyatakan bahwa Metaverse didukung oleh keberadaan 4 aspek digital yakni :

    1. Perkembangan Komputer
    2. Peran Komputerisasi dalam Kehidupan
    3. Komputerisasi aktiftas personal
    4. Kemudahan akses Dunia Digital atau Mobile Computing.

    Peran komputerisasi tersebut sangat memudahkan kehidupan manusia tidak heran jika aktifitas kita akan selalu melibatkan Komputer. Metaverse memanfaatkan aspek ini dan menggesernya yang pada awalnya hanya mengakses melalui komputer bergeser ke arah “berada di dalam komputer”. Metaverse juga tidak hanya sekedar selalu mendapatkan akses ke jaringan internet global tapi tentang merasakan kehidupan online. Sekalipun yang bersentuhan adalah avatar kita.

    Wall E Metaverse yang diperkenalkan oleh dunia kartun
    Gambaran Aktifitas Metaverse Manusia dalam Kartun Wall.E

    Transaksi Finansial di Metaverse

    Memangnya semua manusia bisa dengan mudahnya menghabiskan uang di dunia digital yang tidak bisa dimanfaatkan di dunia nyata?

    Mari kita sebut saja kata Manfaat di dunia nyata ini merujuk pada manfaat tehnis seperti rumah untuk berteduh, pakaian untuk dikenakan dan mobil untuk digunakan sebagai alat transportasi.

    Tapi sungguh, hasrat manusia memiliki barang jauh lebih luas dari sekedar manfaat tehnis. Ini berlaku untuk semua manusia baik kaya maupun miskin. Levelnya saja yang berbeda tapi hasrat itu akan selalu ada.

    Misalnya saja orang-orang kaya membeli tas Bermerek Gucci dengan harga Belasan sampai ratusan juta rupiah padahal fungsinya tetap sama dengan tas seharga 500.000 ribu. Orang-orang dengan ekonomi sedang juga melakukan hal yang sama misalnya membeli Ikan Arwana yang dengan harga jutaan rupiah padahal setelah membeli arwana bukannya bisa digunakan malah menambah beban kerja haruan dengan memberikan makanan dan membersihkan aquarium-nya.

    Orang miskin pun sama, misalnya mereka akan dengan senang hati membeli Rokok yang hargnya belasan ribu yang sama sekali tidak memiliki manfaat bagi dirinya justru hanya dapat menyebabkan ganguan kesehatan.

    Jadi apakah yang berinterkasi di Metaverse hanya Avatar User saja?

    Singkatnya sih saat ini memang hanya avatar saja.

    Rumah yang kita tempati di dunia metaverse hanya untuk gagahan di dunia maya sana. Kalau mau digusur dari dunia nyata, kamu tetap saja tidak punya tempat berteduh sekaipun kamu punya lusinan rumah mewah di Meta.

    B. Interaksi Manusia di Metaverse

    Para penghuni asli dari Metaverse memang berasal dari satu planet yang sama yakni Bumi, kita sebut saja dunia nyata dan kita akan bisa dengan terhubung satu sama lain dengan cara saling mengunjungi. Jika kita ingin berinteraksi dengan teman yang kebetulan tetangga cukup berjalan. Jika kalian terpisah antar pulau atau jarak yang jauh maka menempuh perjalan pesawat akan jauh lebih mudah.

    Di dunia Metaverse, secara tehnis jarak bukanlah masalah besar kecuali sistem Metaverse memang mensyaratkan pembayaran agar avatar bisa masuk ke satu tempat atau block, namun masalah komunikasi di Metaverse tidak semudah di film dimana kita bisa dengan mudahnya berinteraksi satu sama lain.

    Pasalnya Metaverse itu ada banyak. Sebagaimana yang kita sebutkan sebelumnya setiap perusahaan IT raksasa punya Dunia Meta mereka masing-masing. Setiap metaverse juga punya fitur, platform dan layanan yang sungguh-sungguh berbeda. Imeje Metaverse selalu melibatkan Virtual Reality itu ada brand yang dibangun oleh Meta Facebook, sedangkan Microsoft punya Metaverse versi ruang kerja digital seperti Monday.com.

    Mengapa “sesederhana” itu? Alasanya karena microsoft mendesian dunia digital mereka hanya untuk mengatasi masalah sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya saja Microsoft terkenal dengan aplikasi Officenya makanya mereka lebih concenr dalam pembuatan kantor digital. Jadi jangan pernah berharap anda bisa berpindah antar platform di Metaverse.

    Singkatnya, Metaverse hanya berupa layanan yang diberikan masing-masing platform, bukan dunia yang bisa menghubungkan banyak orang sebebas yang terlihat di banyak fim sains fiksi seperti The Matriks dan kawan-kawan.

  • DisCas – Aplikasi Tanah Air Hadir di Dunia Metaverse

    DisCas – Aplikasi Tanah Air Hadir di Dunia Metaverse

    Matamu.Net Metaverse saat ini masih saja menjadi perbincangan di masyarakat. Tentu hal tersebut membuat banyak perusahaan teknologi baik yang besar maupun kecil untuk membangun dunia dan lingkungan virtual di metaverse.

    Tidak terkecuali kini tanah air mampu bergabung dalam hal ini. Terbukti pada tanggal 31 Januari 2022, anak bangsa telah menciptakan Aplikasi DisCas via metaverse.

    Rilisnya aplikasi ini melalui metaverse mampu membuat semua orang dapat mengakses acara tersebut dengan terbuka hanya tinggal mengakses melalui platform yang telah ada. Dengan syarat pengguna wajib untuk memiliki dompet digital yang terhubung pada browser.

    Tentu ini menjadi sebuah kebanggaan bagi tanah air. Saat ini infrastruktur DisCas di metaverse masih dalam tahap perkembangan dan aplikasi Discas diharapkan mampu melahirkan influencers cerdas yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.

    Baca artikel terkait Dunia Metaverse – The War Just Begin

    Mengenal Apa itu Discas

    Discas adalah aplikasi karya tanah air yang rilis pertama kali pada tanggal 16 April 2021 melalui platform DxSale.

    Discas bertujuan untuk wadah diskusi pintar dalam mencari solusi dari isu yang sedang hangat dimasyarakat, serta mampu mengubah isu tersebut menjadi sebuah aset digital, sehingga aplikasi ini juga dapat disebut dengan istilah “social pedia”

    Selain itu aplikasi ini juga dapat menjadi ladang investasi baru bagi para penggunanya. Sebab pengguna memperoleh keuntungan dari coin yang telah terkumpulkan dan dapat menukarkannya dengan ShopeePay atau paket perjalanan wisata ke berbagai negara

    Harapannya…

    Melalui aplikasi DisCas masyarakat dapat terlibat dalam diskusi sehat terkait beragam isu yang ramai diperbincangan. Selain itu masyarakat juga akan mendapatkan nilai ekonomis dari pendapat-pendapat yang mereka utarakan.

    Media akan berperan aktif dalam memberikan perkembangan informasi terkini terkait isu yang beredar dan mendapat imbalan berupa aset kripto.

    Kini aplikasi DisCas sudah tersedia di Playstore untuk pengguna Android. Dan untuk pengguna iOS masih dalam tahap pengembangan.

    Semoga bermanfaat

    Baca juga Menghasilkan Uang Dengan Jualan Foto di NFT dan Opensea – Apakah Mungkin?

  • 4 Istilah Dalam Metaverse yang Harus Kamu Ketahui

    4 Istilah Dalam Metaverse yang Harus Kamu Ketahui

    Matamu.NET – Metaverse menjadi hadial paling “mengejutkan” banyak pihak yang diberikan facebook di quartil akhir tahun 2021. Raksasa perusahaan digital basis media sosial ini bahkan rela mengganti nama mereka menjadi Meta demi menunjukkan keseriusan mereka membangun Metaverse.

    Meskipun belum ada defenisi konkrit mengenai Metaverse, namun sederhananya Metaverse adalah singkatan dari Meta universe dimana digambarkan seolah-olah terdapat sebuah dunia baru dalam bentuk digital yang membuat orang-orang bisa melakukan aktifitas yang sama persis dengan kehidupan di dunia nyata.

    Interaksi yang dilakukan di Metaverse tentu saja dilakukan dalam bentuk virtual reality yang menciptkan pengalaman (user experience) yang lebih dari sekedar berinteraksi dengan orang di sosial media seperti saat ini. Ada banyak kesan yang ingin dimasukkan ke dalam Metaverse dibandingkan hanya respon aktif dari user dengan teknologi.

    Namun ide Metaverse bukanlah hak tunggal dari Meta ink, melainkan milik siapa saja yang ingin mengembangkan. Hanya saja bagi mereka yang ingin mengklaim ingin membangun dunia Metaverse haruslah tau diri dan bisa ngaca dengan kemampuan perusahaan masing-masing. Paling tidak jika hal tersebut disebutkan oleh perusahaan digital raksasa seperti Microsoft atau google.

    Microsoft sendiri memiliki Capital Value sampai 2,55 Trilliuin USD memiliki potensi yang lebih besar dari membangun metaverse dibandingkan dengan Meta ink yang hanya memiliki Capital Value sebesar 900 Milliar USD. Tapi kalau metaverse adalah dunia yang mengandalakan interkasi sosial manusia di dunia digital, maka harusnya Meta ink jauh lebih unggul dari Microsoft. Pasalnya perusahaan besutan Mark Zuckerberg ini sudah memiliki banyak sekali paltform ini. Sebut saja Facebook, Instagram dan Whatsapp.

    Nah siapakah lawan tanding yang sepadan dengan Meta ink dalam kasus ini?

    Metaverse tidak hanya berbicara mengenai Interkasi manusia di sosial media loh. Microsoft sendiri punya rencana membangun Metaverse dengan basis Virtual Office. Yup perusahaan ini memang terkenal dengan software kantoran andalan mereka yang sepertinya 90% kantor di dunia memakai jasa mereka. Entah itu original ataupun crack-crackan.

    Agar lebih dekat dengan Metaverse, berikut ini ada beberapa istilah yang mungkin saja memudahkan kita memahami dunia virtual ini.

    1. Virtual World

    Secara harfiah diartikan sebagai dunia virtual. Dunia Virtual secara harfiah adalah dunia bukan sekumpulan website yang diakses melalaui internet sebagaimana penggunaan istilah dunia ini selama ini.

    Dunia Virtual dalam metaverse digambarkan sebagai dunia yang diakses melalui perangkat elektronik yang menghasilkan kesan nyata seperti berjalan di dalamnya dengan gerakan yang berasal dari dunia nyata, melihat sekeliling dan mendengarkan suara sama seperti di dunia nyata.

    Meskipun masih belum dibahas namun sepertinya Virtual World ini akan lebih real jika kesan lain seperti stimulus di alat indra lain ikut bisa merasakan seperti kesan di kulit, aroma dan rasa. Hanya saja teknologi kita saat ini masih sangat tertinggal untuk menerapkan hal ini.

    2. Virtual Reality

    Jangan bayangkan Virtual realitiy benar-benar mengirim tubuh kamu ke dalam dunia digital seperti kartun digimon atau malah sinteron lorong waktu besutan Dedy Mizwar.

    Metaverse diakses oleh manusia melalui pernagkat Virtual Reality dan yang tersedia saat ini baru dalam tiga perangkat yakni Virtual Screen, Headset Stereo dan Perangkat Gerak Mekanik seperti pada game Xbox milik Micxorosft.

    Legging ketat dan seksi manis cewek imut main virtual reality

    3. Orang Lain

    Metaverse adalah dunia yang diciptakan untuk manusia dengan demikian harus ada manusia di dalamnya. Bukan cuman manusia tunggal tapi juga manusia lain. Bukan karekater fiktif yang dibangun tapi manusia yang menjadi teman dalam berinterkasi adalah orang lain yang juga sama-sama mengakses Virtual World.

    Dunia Virtual menghasilkan pengalaman berinteraksi jauh lebih baik dibandingkan dengan meeting dengan orang lewat aplikasi Zoom. Kamu bisa saja melihat badan lawan bicara kamu meskipun hanya dalam bentuk avatar, namun gerakan dan gestur tubuh saat bercerita sangatlah penting dalam interaksi sosial. Hal ini yang membedakan meeting software dan interaksi di dunia virtual.

    4. Dunia Virtual Nyata

    Yah nyata dan virtual adalah dua kata yang bertola belakang namun salah satu ide briliant agar memanusia dunia digital membuat seseirang bisa berpetualang di dunia nyata secara virtual.

    Bayangkan saja jika anda ingin jalan-jalan ke Eropa sambil menikmati keindahan menara Eifell, di dunia Virtual anda hanya perlu menggunakan robot yang ada di Paris lalu menjalankan dengan Virtual Reality dari rumah anda. Tentu saja ini jauh lebih asik dibandingkan dengan layanan Google Street saat ini.

  • Dunia Metaverse – The War Just Begin

    Dunia Metaverse – The War Just Begin

    Matamu.NET – Tunggu dulu!!! Sebelum kita memulai pembahasan mengenai Dunia Metaverse, tolong jangan pernah katakan bahwa Lord Zuckerberg lah yang memulai istilah ini.

    Yup!!

    Paling tidak ini adalah pertanyaan yang paling banyak saya dapatkan dari teman-teman yang sedang mencari tahu mengenai Dunia Metaverse. Apalagi setelah Facebook memutuskan untuk berubah menjadi Meta.

    Tidak hanya sampai di situ, Facebook yang dimaksud beralih ke Meta bukan hanya Facebook.com tapi the entire Facebook Platform yang berada di bawah naungan perusahaan Facebook. Milsanya saja Instagram, Whatsapp, Atlas Solutions, dan kawab-kawan. Facebook.com sendiri tetap masih memakai domain yang sama yakni Facebook.com

    Tapi jalan Facebook menuju Metaverse tidaklah mudah, bahkan tantangan pertama yang harus dilalui oleh Mark Zuckerberg adalah tuntutan HaKI dari perusahaan Meta PC yang jauh lebih dahulu mendaftarkan nama Meta sebagai Paten mereka.

    Dengan demikian, Meta tidaklah benar-benar berasal dari Mark Zuckerberg. Meskipun dialah yang membuat banyak orang latah dengan kata Metaverse.

    Namun apa yang kita diskusikan barusan bukanlah esensi dari Metaverse. Karena dunia Metaverse jauh lebih besar daripada sekedar meng-gibahi kehidupan perusahaan Mark.

    Apa itu Metaverse?

    Nama Metaverse mungkin sudah pernah disebutkan oleh Visioner tahun 70-an sampai 80-an setelah Komputer dengan Diode kecil berhasil diciptakan manusia namun Neal Stephenson dalam karya-nya berjudul Snow Crash (1992) sudah menggunakan istilah Metaverse yang tidak jauh berbeda dengan konsep Metaverse Modern.

    Buku tersebut adalah novel bergenre Sains Fiksi yang terinspirasi dari penemuan jaringan internet Global yang bisa secara bebas digunakan oleh masyarakat sipil dengan tujuan bebas termasuk komersial. Padahal saat itu jaringan Internet masih sangat super lambat. Sangkin Lambatnya, koneksi tersebut jauh lebih lambat dari jaringan Telkomnet Instan 080989999 yang mencapai 52 Kbps. Saat ini ISP Telkomsel bahkan bisa mencapai 70 Mbps.

    Metaverse sendiri diartikan secara harfiah sebagai Dunia yang dibuat dari komputer. Aneh yah? Bahasa Inggrisnya tuh gini, A Computer-Generated Universe. Jadi Ide dari Neal Stephenson ini menjelaskan mengenai adanya dunia baru yang dibangun secara virtual setelah komputer dan jaringan berkembang.

    Tulisan Neal ini menginspirasi banyak pola pikir mengenai adanya Dunia Metaverse termasuk salah satu film CGI yang banyak diperbincangkan pada masanya yakni Avatar. Jauh sebelum Avatar adalah film berjudul The Matriks yang sama-sama iconiknya.

    Konsepnya cukup sederhana sebenarnya setiap orang punya avatar atau akun yang unik yang bisa mewakili diri mereka dalam berkomunikasi di dunia virtual. Defenisi dunia virtual private sendiri masih sulit dibayangkan pasalnya jaringan yang menghubungan masyarakat sipil ini terdiri dari banyak platform.

    Yuk kita misalkan saja Twitter, masing-masing dari kita sudah memiliki akun yang mewakili diri kita di dunia virtual milik Twitter. Akun ini kita gunakan untuk berinteraksi satu sama lain bahkan dengan orang yang tidak pernah kita kenal sebelumnya.

    Bedanya dengan dunia nyata hanya pada saat kita banyak utang. Di dunia nyata, kita bakalan ditagih sampai ke ujung dunia, tapi di dunia virtual milik Twitter berbeda. Jika kita sudah buat banyak masalah dengan akun kita, yah cukup hapus saja sebelum ketahuan di dunia nyata. Lalu buat lagi akun yang baru.

    Dalam kasus ini saya ingin menjelaskan mengenai masalah eksistensi dari Avatar di Twitter yang kita buat tidaklah kaku tapi sangat fleksibel sehingga bisa jadi avatar tersebut bukan diri kita sendiri. Kita bisa berpura-pura menjadi orang lain bahkan menggunakan foto artis biar sedikit terlihat ganteng.

    Di alam semesta, terutama tempat dimana manusia berinteraksi, Eksistensi dari setiap individu itu sangatlah penting karena tanpa adanya karakteristik unik dari masing-masing individu kita mungkin hanya sekumpulan manusia kera yang berjalan tegak dan mengenakan baju. Kehilangan satu orang di dalam rombongan bisa dengan cepat digantinkan dengan manusia kera lainnya.

    Tapi tentu saja tidak demikian dengan manusia. Jangankan kehilangan anggota keluarga atau teman karena ekssitensinya sudah tidak ada di dunia alias mati, pacar yang diambil oleh orang lain saja bisa menghasilkan banyak cabang masalah. Ini adalah unsur-unsur psikologi manusia yang penting dan membedakan kita dengan avatar yang ada di Twitter.

    Cukup dengan avatar Twitter!!! Saya ingin mengajak anda pindah paltform saja, soalnya Twitter pelit sih, huruf saja cuman dikasih 140 karekater.

    Twitter be Like : Oii gua udah tambah sampai 280.

    Bodo amatlah, pokonya saya mau pindah!!!!

    Kita pindah ke Facebook saja. Di facebook dunianya jauh lebih asik. Tidak hanya 280 kata saja tapi juga pengguna yang lebih banyak. Lebih banyak interaksi yang bisa dilakukan dengan banyak orang. Semakin sering akun berkatifitas dan berinteraksi dengan orang lain dunia Facebook Universe semakin banyak informasi yang didapatkan dari akun.

    Informasi tersebut misalnya lagu kesukaan berdasarkan yang dibagikan, berita yang dibaca, status yang dituliskan, teman dekat yang sering diajak berkomunikasi sampai lokasi-lokasi yang sering didatangi. Semuanya terekam dengan baik di data data facebook dan disimpan ke akun masing-masing orang.

    Hal ini jauh lebih baik dari Twitter Universe karena jauh lebih bebas. Dampaknya Akun di Facebook Universe jauh lebih mirip dengan orang aslinya meskipun mungkin sedikit persen. Sedikit banyaknya, informasi mengenai karakteristik pribadi yang terekam di akun-akun tersebut sudah bisa dikategorigan avatar dari si pemilik akun.

    Nah loh, kan bisa saja kita hapus akun kita jika sudah begitu menjijikkan atau terlalu alay, sama seperti di Twitter? Jadi apa bedanya?

    Meskipun tidak sesempurna otentifikasi eksistensi individu ciptaan sang kuasa namun Facebook sudah berupaya keras dalam membatasi pembuatan akun. Sejak diperkenalkan ke publik tahun 2009 sampai tahun 2015, kita bisa dengan bebasnya membuat akun facebook hanya dengan menggunakan akun email, namun setelah kita membutuh verifikasi Identitas Resmi kenegaraan agar bisa membuat akun.

    Di Indonesia, Identitas tersebut bisa diwakili KTP dan SIM namun entahlah saat ini apakah hanya bisa dilakukan dengan KTP saja atau SIM masih diperbolehkan. Artinya apa, meskipun kita berhasil membuat dua akun, Facebook akan dengan mudah menggabungkan informasi dari akun lama dengan informasi di akun baru anda. Apalagi sejak perkembangan Hardware super computer yang mendukung pengembangan AI, hal ini sudah tidak mustahil lagi untuk membuat dua akun berbeda dari orang yang sama dijadikan identik.

    Yah tapi kan kita tidak setiap detik di Facebook? Jadi nasibnya paling jauh sama saja dengan Twitter. Yuk pindah ke paltform lain lagi yag lebih populer seperti Instagram.

    Uniknya Facebook digadang-gadang sebagai perusahaan yang paling mumpuni diantara semua perusahaan yang rame-rame ingin membangun metaverse karena tidak hanya Facebook, Facebook ink juga puluhan perusahaan di bawah naungannya. Termasuk Instagram dan Whatsapp.

    Jika tidak begitu percaya mungkin bagi anda pengguna Android bisa masuk ke menu setting lalu masuk ke daya dan energi. Disana anda bisa tahu seberapa lama anda menghabiskan waktu anda hari ini di Facebook, Instagram, dan WA. Semakin lama waktu yang anda habiskan di sana, maka akun anda semakin mirip dengan anda. Jadi boleh dong kalau saya menyebutnya Avatar anda.

    Since Facebook, Instagram dan WA berada di perusahaan dan tersinkronisasi satu sama lain maka kita sudah punya Universe Digital yang digenerate komputer yang lebih luas dari Twitter.

    Ilustrasi Metaverse

    Is Metaverse War Just Begin?

    Yup selain Facebook, ada banyak perusahaan dilaur sana yang ingin membangun Metaverse milik mereka. Tentu saja konsep utamanya adalah jumlah pengguna, lama pengunaan dan jenis interaksi. Microsoft punya satu game yang populer yang dibangun oleh akun dalam bentuk avatar yakni Minecraft, ada Fortnite, Mobile Legend mungkin juga bisa jadi masuk dalam arena tapi lagi-lagi tidak hanya dari jumlah penggunanya saja.

    Combinasi aktifitas yang lebih beragam dan luasnya dunia yang disediakan menjadi kunci dari Metaverse. Jadi bisa jadi saya masih memilih Facebook di ajang taruhan Metaverse dibandingkan raksasa perusahaan seperti Microsoft dan sebagainya.

    Tapi sebelum Facebook, saya punya penilaian tersendiri mengenai perusahaan yang jauh lebih unggul dalam membangun Metaverse atau mungkin sudah panen dari dunia Metaverse ciptaan mereka.

    Yah apalagi kalau Google. Jika Facebook, Instagram dan WA kita gunakan setiap hari ketika layar sedang on. Google jauh lebih handal dalam mereka aktifitas kita. Bahkan terjadi di belakang layar mulai dari akun Gmail yang kita gunakan sebagai akun berbagai platform seperti Android, Google Search Enggine, Google Map, Youtube, Blogger, Google Meet, Google Form bahkan sampai Universe sebelah seperti Facebook, Instagram, Twitter, akun kampus dan sebagainya. Google Akun lah rajanya.

    Apple yang canggih itu pun, sebagian besar Icloud-nya pun masih diverifikasi dengan akun Google. Dilihat dari ekspansi Bisnis dan jumlah Capitalnya Google masih di atas segalanya. Atau bahkan hampir tiada hari dari kita kita yang bisa hidup tanpa melibatkan Google baik aktif ataupun passif.

    Jadi apa kita masih bisa mengatakan Metaverse just begin? atau lebih cocok disebut The Newbe is just arrive.

    Akhir Kata

    Artikel ini tidak berhenti disini saja, Karena bagian unik dari Metaverse bagi perusahaan adalah dampak finasial dan komersialisasi data akun dan bagi pengguna bisa jauh lebih indah dari itu. Atau, kita jadi sampah seperti orang-orang hidup yang mati seperti di film Wall E, dimana Manusia merelakan dirinya dikontrol oleh AI.