Tag: Kamera Analog

  • Kamera Analog: Pengertian, Karakteristik, Cara Kerja, Jenis, Kelebihan dan Kekurangan

    Kamera Analog: Pengertian, Karakteristik, Cara Kerja, Jenis, Kelebihan dan Kekurangan

    Dzargon – Obscura merupakan pirnsip dasar dalam pengembangan Kamera. Prinsip ini kemudian diadaptasi dalam pembuatan kamera Analag lalu berkembang sampai ke kamera digital seperti yang dikenal saat dalam bentuk DSLR, Mirrorles atau Pocket Kamera.Daftar Isi

    Pengertian kamera analog

    Kamera analog merupakan jenis kamera yang memotret gambar dengan cara menggunakan film. Kamera jenis ini tidak memiliki fungsi digital sehingga proses menghasilkan gambar membutuhkan waktu yang cukup lama. Mulai dari gambar terlebih dahulu disimpan kemudian mengalami yang namanya ‘cuci cetak’ sehingga hasil pemotretan dapat dilihat.

    Pada tahun 1980-an, kamera analog pertama kali diperkenalkan di dunia. Adapun perusahaan pertama yang membuat kamera analog adalah Sony Mavica. Kepopuleran kamera analog semakin berkembang sampai dengan tahun 1984 dimana saat itu kamera jenis ini telah diproduksi oleh Canon yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam olimpiade serta hasilnya dimuat dalam surat kabar di Jepang.

    Karakteristik kamera analog

    1. Kamera analog menggunakan film sebagai perekam gambar. Film yang digunakan adalah film negatif yang berwarna
    2. Pada kamera analog slide film terdiri dari hitam putih dan positif.
    3. Sebagian besar jenis kamera analog bisa menangkap gambar dengan berbagai warna yang dipantulkan oleh matahari.
    4. Kamera analog bersifat sensitive.
    5. Kamera analog mampu menangkap gambar yang berbentuk garis. Hal tersebut sangat dibutuhkan dalam fotografi lantaran diperlukan untuk memotret secara manual.

    Cara kerja kamera analog

    Cara kerja dari kamera analog dilakukan secara manual. Maksudnya adalah kamera jenis ini merekam atau menangkap gambar dengan menggunakan film. Film memiliki fungsi untuk memotret gambar dengan bantuan energi cahaya. Gambar yang telah direkam oleh kamera selanjutnya disinari dengan cahaya kemudian dicetak pada sebuah kertas khusus.

    Kartas khusus tersebut diketahui memuat sejumlah mikro kapsul molekul yang memiliki sejumlah warna seperti hijau, merah, biru, serta kuning. Dengan adanya molekul kapsul tersebut maka secara otomatis cahaya akan terekspose dan memilih warna tertentu. Barulah setelah proses pemilihan warna tersebut gambar dapat dicetak.

    Jenis-jenis kamera analog

    1. Kamera SLR (Single Lens Reflex)

    Kamera analog identik dengan kamera SLR. Seperti yang kita ketahui bahwa kamera SLR mampu memberikan kenyamanan pada pengguna dengan menawarkan lensa yang mampu mengurangi kesalahan yang terjadi pada gambar saat pemotretan.

    Selain itu, kamera SLR juga sangat akurat dalam pengaturan aperture, flash, maupun filter. Selain itu, apabila rana pada kamera SLR ditekan maka secara otomatis cermin akan berputar dan membuat film kamera terkena cahaya. Sementara itu, ketika rana tidak ditekan maka cermin akan memblokir cahaya yang akan masuk ke dalam film sehingga membuat lensa diubah.

    Kelebihan dari kamera SLR adalah mudah dibawa kemana-mana karena ringan, komponen kamera tahan lama, tidak menggunakan baterai serta warna yang dihasilkan jelas. Sedangkan kekurangan kamera SLR adalah tidak memiliki mode otomatis sehingga untuk mengambil gambar harus mencari waktu serta cahaya yang tepat.

    Kamera Auto Anlaog pake Klise dari Konica S2

    2. Kamera TLR (Twin Lens Reflex)

    Kamera TLR adalah jenis kamera analog yang berbentuk persegi panjang dan memiliki ‘dua mata’. Maksud dari ‘dua mata’ tersebut adalah kamera ini mempunyai dua lensa yang sama. Masing-masing lensa memiliki fungsi dimana lensa pertama berfungsi untuk melihat sementara lensa kedua berfungsi sebagai lensa pengambilan.

    Lensa tampilan bertugas untuk memproyeksikan gambar melalui cermin sampai dengan refleks. Untuk lensa yang kedua, lensa pengambilan justru memproyeksikan gambar menuju ruang gelap hingga bidang film. Perlu diketahui juga bahwa gambar yang diambil hasilnya mungkin tidak sama dengan yang dilihat. Hal tersebut dikarenakan adanya kesalahan paralaks.

    Adapun kelebihan dari kamera TLR yaitu dapat digunakan untuk memotret gambar-gambar yang bergerak cepat dan sangat cocok untuk foto candid. Di samping memiliki kelebihan, terdapat juga kekurangan yaitu hasil foto berbeda dengan apa yang dilihat di layar serta gambar yang terlihat bentuknya terbalik.

    Kamera TLR (Twin Lens Reflex) jaudl dan handar

    3. Kamera rangefinder

    Disebut sebagai kamera rangefinder lantaran kamera jenis ini memakai perangkat rangefinder atau biasa disebut dengan kamera pengintai. Cara kerja kamera rangefinder adalah harus menghubungkan dua viewfinder. Perlu diketahui juga bahwa kamera rangefinder tidak mempunyai cermin refleks. Fungsi dari dua viewfinder berbeda-berda. Viewfinder yang pertama berfungsi untuk melihat objek sementara yang lainnya berfungsi untuk mengatur fokus pada lensa.

    Kelebihan dari kamera rangefinder adalah dapat menggunakan shutter speed yang lambatmeski cahaya redup dan juga lensa dan viewfinder ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan kamera SLR. Sedangkan kekurangan dari kamera jenis ini adalah hasil gambar yang didapat tak jarang berbeda dari yang dilihat melalui viewfinder.

    Kamera rangefinder Lensa Analog kamera Rangefinder

    4. Kamera point and shoot

    Kamera ini bekerja secara otomatis. Dengan adanya kamera point and shoot maka kecepatan rana, aperture, fokus, dan tak jarang juga kecepatan film atau ISO sudah tidak dibutuhkan lagi. Hal tersebut dikarenakan semuanya diproses secara otomatis.

    Selain itu, kamera point and shoot mempunyai flash internal serta system pencahayaan yang disesuaikan dengan kondisi cahaya. Sama seperti kamera rangefinder, kamera point and shoot juga mengalami yang namanya kesalahan paralaks.

    Meski begitu kamera point and shoot diketahui memiliki beberapa kelebihan seperti harga murah dan terjangkau, ukuran kecil sehingga mudah dibawa kemana-mana. Namun, kekurangannya adalah kapasitas zoom sangat terbatas dan juga tidak terdapat pengaturan manual alias bekerja secara otomatis.

    Kamera keren dan analog Kamera point and shoot

    5. Kamera instant

    Kamera instant bekerja dengan cara adanya reaksi bahan kimia pada film di dalam kamera. Hal tersebut membuat setiap gambar yang dipotret hasilnya langsung dapat dilihat dan dicetak secara langsung.

    Kamera jenis ini pertama kali dipopulerkan oleh Polaroid Corporation pada tahun 1960-an dengan memproduksi Kamera Polaroid. Selain memiliki nama kamera instant diketahui juga bahwa cara kerja kamera ini juga sangat simple lantaran fotografer hanya mengarahkan kamera ke objek lalu memotret.

    Adapun kelebihan dari kamera instant adalah proses pengambilan gambar dan hasil cetak sangat mudah, setiap pemotretan hanya mencetak satu foto alias sistemnya ekslusif. Sementara itu, kekurangan dari kamera instant adalah hasil cetak ukurannya kecil, diperlukan kertas foto isi ulang pada kamera, harga dari kertas foto cukup mahal, kualitas gambar kurang bagus apabila gambar dipotret pada tempat yang kurang cahaya.

    Hasil moter kamera Lomo nan Instan

    Kelebihan dan kekurangan kamera analog

    Seperti yang kita ketahui bahwa kamera analog adalah kamera yang menggunakan film dalam fotografi. Arti dari analog adalah proses cetaknya memanfaatkan proses kimia. Oleh karena itu, dengan menggunakan film maka kelebihan dari kamera analog adalah harga film relatif murah dibandingkan dengan kamera digital padahal kualitas gambar yang dihasilkan sama.

    Selain itu, ukuran film kamera analog menggunakan film seluloid 35 mm sehingga cahaya mampu mengambil lebih banyak area pada gambar. Salah satu alasan kamera analog tak kalah populer dengan kamera digital adalah karena kamera analog kualitas gambarnya sudah tidak diragukan lagi. Kualitas gambar yang bagus dan jernih diperoleh dari kamera film. Hal tersebutlah yang tidak dimiliki oleh kamera digital.

    Sedangkan kekurangan dari kamera analog adalah penggunanya harus memahami dan menghafal beberapa pengaturan kamera sebelum gambar diabadikan, hasil gambar dan hasil cetak efeknya sedikit berbeda sehingga membutuhkan pengelolaan gambar lebih lanjut.

  • Kamera PinHole atau Kamera Lubang Jarum – Disertai Panduan Membuat Kamera PinHole

    Kamera PinHole atau Kamera Lubang Jarum – Disertai Panduan Membuat Kamera PinHole

    Matamu.Net – Pin Hole atau yang lebih dikenal sebagai Kamera Luma Jarum adalah kamera tanpa lensa yang menggunakan lubang kecil seukuran tusukan jarum sebagai pengganti lensa. Ukuran lubang jarum yang sangat kecil membuat diagframa-nya sangat kecil sehingga jarak fokus menjadi sangat dekat dan DoF yang tidak terhingga.

    Sejarah Kamera PinHole

    Berdasarkan sejarah penemuan kamera, kamera lubang jarum merupakan pengembangan dari kamera obscura. Orang pertama yang membuat kamera ini adalah Sir David Brester (1852). Dia adalah seorang fotografer dari Scontlandia. Prinsip pengembangannya persis sama dengan prinsip pengembangan Obscura yang dikembangkan oleh Gemma Friscius pada tahun 1545.

    Nama kamera lubang jarum merupakan nama yang populer digunakan di Indonesia. Di negara lain pinhole disebut sebagai Stenops (Prancis), Utta Fotocamera Contorostenopieco (Italia), Obscura camera (Skandinavia).

    Fungsi dari lensa kamera lubang jarum adalah untuk menghasilkan bayangan yang diperoleh dari lubang yang dibuat dengan ukuran sangat kecil. Mengapa disebut sebagai kamera pinhole atau kamera lubang jarum? Hal tersebut dikarenakan kamera tersebut memiliki lubang kecil seperti lubang jarum.

    Mengapa tidak dibuat dengan menggunakan lubang besar? Hal tersebut dikarenakan lubang yang terlalu besar justru akan menghasilkan bayangan gambar yang kabur atau tidak fokus. Kamera jenis ini hanya dapat digunakan untuk benda yang diam serta yang terang saja.

    Pengertian kamera lubang jarum

    Metode perekaman dari kamera lubang jarum adalah dasar dari ilmu fotografi. Dimana teori tersebut bekerja sesuai dengan teori optis. Pada kamera lubang jarum, cahaya masuk pada lubang kecil yang kemudian diproyeksikan pada sebuah bidang datar. Berbeda dengan kamera digital yang lebih canggih, sensor cahaya pada kamera lubang jarum menggunakan kertas foto.

    Oleh karena itu, kamera lubang jarum atau pinhole adalah sebuah kotak yang dibuat kedap cahaya dengan mempunyai lubang yang sangat kecil pada satu sisinya. Kamera jenis ini diketahui tidak memiliki lensa. Fungsi dari lubang kecil tersebut adalah tempat cahaya masuk agar gambar dapat dihasilkan namun dengan posisi terbalik pada sisi berlawanan dari tempat lubang masuknya cahaya. Perlu diketahui bahwa sebenarnya mata manusia juga sama seperti kamera yang bekerja di bawah cahaya yang terang melalui aperture kecil.

    Semakin kecil lubang pada kamera lubang jarum maka gambar yang dihasilkan semakin tajam, akan tetapi kualitas pencahayaan gambar semakin redup. Dalam kamera pinhole sebaiknya ukuran dari aperture adalah 1 berbanding 100 atau kurang dari jarak antara kotak dengan gambar yang akan diabadikan.

    Selain itu, shutter dari kamera lubang jarum dapat diproses secara manual alias untuk menutup dan membuka lubang pada kamera dibuat dengan bahan yang kedap cahaya. Apalagi proses exposure kamera jenis ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan untuk exposure adalah sekitar lima detik sampai dengan berjam-jam tergantung kondisi gambar yang diambil.

    Desain kamera Pin Hole dari Kayu

    Prinsip kerja kamera lubang jarum

    Mulai dari awal ditemukannya fotografi sampai dengan zaman sekarang, prinsip yang digunakan sama sekali tidak pernah berubah sedikit pun. Prinsip dari fotografi tersebut adalah apabila terdapat satu lubang pada ruangan gelap atau kedap cahaya yang arahnya menuju objek dengan mendapatkan intensitas cahaya yang cukup maka objek tersebut akan terproyeksi ke dalam ruang gelap dengan posisi terbalik.

    Tujuan penahan film pada kamera lubang jarum dapat digerakkan maju dan mundur adalah agar jarak antara film dengan lubang aperture dapat sesuai sehingga gambar yang dihasilkan optimal dan sesuai dengan yang diinginkan. Meski begitu, besar kemungkinan sudut pengambilan gambar dapat berubah sehingga rasio f-stop pada kamera dibuat efektif.

    Dengan membuat film dekat dengan lubang jarum maka sudut yang dihasilkan lebih lebar (wide angle lebih besar) dengan begitu waktu untuk exposure juga lebih cepat. Sementara itu, apabila film jauh dengan lubang jarum maka akan menghasilkan wide angle yang lebih kecil dan membutuhkan waktu exposure yang relatif cukup lama.

    Untuk mengetahui angka f-stop pada kamera lubang jarum ternyata dapat dihitung dengan cara jarak dari lubang jarum ke focal length dibagi dengan diameter lubang pada kamera lubang jarum. Perlu diketahui juga bahwa angka f yang terlalu besar pada kamera lubang jarum dapat membuat exposure mengalami kegagalan. Oleh karena itu, sangat penting diperhitungkan f-stop pada kamera.

    Kamera Digital  prinsip kerja kamera pin hole

    Proses menghasilkan gambar kamera lubang jarum 

    Apabila membandingkan kamera lubang jarum dengan kamera digital zaman sekarang maka pastilah perbedaan dari keduanya sangat jauh berbeda. Kamera digital hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk menghasilkan satu gambar. Sementara itu, kamera lubang jarum membutuhkan waktu yang cukup lama dan melelahkan untuk menghasilkan satu gambar yang hasilnya belum bentuk sesuai dengan ekspektasi. Penasaran bagaimana cara menghasilkan gambar dari kamera lubang jarum? Berikut ulasannya mulai dari membuat kamera sampai dengan menghasilkan gambar.

    1. Membuat Kamera

    Tahap pertama yang perlu dilakukan adalah pastinya harus memiliki kamera lubang jarum. Seperti yang kiat ketahui bahwa untuk membuat kamera lubang jarum dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan.

    Kamera lubang jarum atau pinhole ternyata dapat dibuat secara mandiri sesuai dengan kebutuhan. Paling sederhana kamera lubang jarum biasanya digunakan untuk fotografi. Bentuk dari kamera jenis ini adalah terdiri dari sebuah kotak yang kedap akan cahaya serta terdapat lubang kecil pada satu sisi kotak tersebut. Selain itu, satu lembar kertas film maupun kertas foto yang direkatkaan pada sisi lainnya. Posisi penempatan kertas film atau foto harus berseberangan dengan sisi yang terdapat lubang kecil.

    Shutter atau penutup kamera dibuat menggunaka kardus yang direkatkan menggunakan isolasi atau perekat lainnya. Kemudian lubang aperture dapat dibuat dengan menggunakan jarum jahit atau alat lainnya yang ditusuk maupun dibor agar kuat. Selanjutnya menggunakan satu lembar aluminium foil atau bisa juga kaleng dari bekas minuman ditempelkan pada bagian dalam kotak yang terdapat lubang yang sudah dibuat sebelumnya.

    Starter kit dari kamera Pin Hole berbahan Kardaus

    2. Memotret

    Setelah kamera sudah selesai dibuat maka langkah selanjutnya adalah mengisi kamera dengan kertas foto. Hal tersebut bertujuan untuk merekam gambar yang akan dipotret sehingga dapat diproyeksikan. Perlu diketahui bahwa pengisian kertas foto atau kertas emulsi kamera lubang jarum tidak dilakukan disembarang tempat. Akan tetapi, pengisian harus dilakukan di kamar gelap karena sifat dari kertas emulsi adalah sensitive terhadap cahaya.

    Waktu exposure untuk mengisian dibutuhkan sekitar 8 sampai dengan 20 detik tergantung dari intensitas cahaya yang tersedia. Barulah setelah itu, kalian dapat menggunakan kamera lubang jarum memotret objek yang diinginkan.

    LAdnscape denganTeknik Long Exposure dari kamera PInHole

    3. Mencuci

    Tahap terakhir yang dilakukan adalah mencuci hasil foto dari kamera lubang jarum. Pencuciannya pun harus di kamar gelap. Untuk mencuci hasil foto ada tiga cairan yang dibutuhkan seperti:

    1. Developer

    Cairan yang pertama adalah developer, yang berfungsi untuk memunculkan gambar hasil potret. Cara kerja dari cairan ini adalah apabila kertas dimasukkan dalam cairan developer maka secara langsung kan terjadi reaksi kimia antara kertas dengan cairan.

    Dengan adanya reaksi tersebut akhirnya gambar dapat muncul pada kertas. Pada tahap ini, diperlukan ketelitian dan kesabaran karena bisa saja ada gambar yang tidak muncul pada kertas karena terjadi kesalahan pada saat melakukan pemotretan.

    2. Stopbath

    Cairan kedua adalah stopbath, cairan ini berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa dari cairan developer yang terdapat pada kertas.

    3. Fixer

    Kemudian cairan yang terakhir adalah fixer. Fixer ini memiliki fungsi untuk menghentikan proses dari reaksi emulsi pada kertas. Maksudnya adalah ketika kertas sudah dibari cairan fixer maka gambar yang muncul pada kertas tidak akan berubah warna lagi meski terkena cahaya.

    Akhir Kata

    Itulah beberapa informasi penting tentang kamera lubang jarum yang perlu diketahui bagi pecinta fotografi. Semoga dapat membantu dan menambah wawasan kalian mengenai kamera lubang jarum atau kamera pinhole.

  • Sejarah Fotografi dan Penemuan Kamera Obscura

    Sejarah Fotografi dan Penemuan Kamera Obscura

    Matamu.Net – Fotografi memiliki arti yaitu sebuah proses maupun metode yang dilakukan untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan cara memanfaatkan pantulan cahaya pada sebuah media yang peka terhadap cahaya yang dipantulkan.

    Seperti yang kita ketahui bahwa alat atau media yang populer digunakan untuk mendeteksi cahaya adalah kamera. Apabila tidak ada cahaya, maka taka da foto atau gambar yang dapat dihasilkan.

    Sementara itu, hakikat dari fotografi adalah fokus terhadap cahaya melalui bantuan pembiasan cahaya sehingga bisa membakar medium penangkap cahaya. Apabila medium tersebut telah dibakar dengan skala luminitas cahaya yang sesuai maka secara tidak langsung akan menghasilkan bayangan yang identik dengan cahaya mellaui medium pembiasan. Hal tersebut kemudian disebut sebagai lensa.

    Kendati demikian, adapun alat yang digunakan untuk memperoleh gambar yang bagus adalah lightmeter. Dimana intensitas cahaya dapat diatur oleh seorang fotografer setelah ukuran pencahayaan yang sesuai telah didapatkan melalui lightmeter.

    Selanjutnya fotografer dapat mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma, serta kecepatan rana. Sementara itu, gabungan dari ISO, diafragma, maupun speed disebut sebagai pajanan atau exposure.

    Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini perkembangan fotografi berkembang pesat. Dulunya fotografi digital menggunakan film sekarang sudah berembang menjadi digital ISO. Bukan hanya itu, saja tak bisa dipungkiri bahwa fotografi sudah menjadi bagian dari gaya hidup orang masa kini. Hal tersebut bermulai ketika era digital muncul serta media sosial semakin berkembang pesat.

    Oleh karena itu, ada baiknya kita mengetahu sejarah dari munculnya fotografi. Mulai dari siapa yang pertama kali menemukan fotografi sampai dengan perkembangan fotografi dari masa ke masa. Berikut penjelasannya.

    Dalam sejarah secara resmi fotografi dipatenkan sebagai sebuah terobosan teknologi terbaru sejak abad ke-19 atau sekitar tahun 1839 silam. Saat itu, diketahui rekaman dua dimensi sudah dibuat secara permanen dan digunakan di Prancis.

    Mekanisme Kamera Pertama

    Sejarah fotografi bermula jauh sebelum tahun Masehi. Itu berarti sejarah fotografi bermula sejak sebelum Masehi. Kala itu, pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM) diketahui seorang pria bernama Mo Ti melakukan sebuah eksperimen dimana ia mengamati suatu gejala.

    Gejala tersebut adalah apabila pada dinding sebuah ruangan yang gelap memiliki lubang kecil atau pinhole, maka bisa dipastikan bahwa pada bagian dalam ruangan tersebut akan terefleksi bayangan secara terbalik melalui lubang kecil tersebut. Kendati demikian, karena hal tersebut Mo Ti menjadi orang pertama di dunia yang sadar akan adanya fenomena kamera obscura.

    Setelah Mo Ti berhasil menemukan fenomena kamera obscura, siapa sangka sangat banyak ilmuan yang kagum akan fenomena tersebut. Misalnya pada abad ke-3 SM Aristoteles diketahui mengembangkan penemuan dari Euclid.

    Penemuan tersebut Aristoteles kembangkan mulai dari membuat kamera obscura dengan menggunakan prinsip geometri sampai dengan melakukan sejumlah percobaan mellaui kamera obscura.

    Penemuan yang ditemukan oleh Aristoteles salah satunya adalah membuat lubang kecil dalam ruang gelap, lubang tersebut diketahui meneruskan cahaya yang masuk ke dalam ruangan namun terbalik. Selain itu, ukuran gambar yang dihasilkan pun lebih kecil apabila letaknya dekat dengan lubang serta lebih besar apabila letaknya jauh dari lubang.

    Karena hal tersebut, akhirnya gambar yang dihasilkan berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Arsitoteles tidak jelas. Akan tetapi, Aristoteles gagal menemukan apa yang menyebabkan gambar yang dihasilkan tidak jelas. Oleh karena itu, pada tahun 965-1040 (10 SM) seorang fisikawan asal Arab bernama Ibnu Al Haitam (Al Hazen) berhasil menemukan masalah dari apa yang sebelumnya ditemukan oleh Aristoteles.

    Sejarah Penemuan KAmera Obscura pertama

    Kamera Pin Hole Pertama

    Ibnu Al Haitam (Al Hazen) mendapatkan solusi yaitu apabila ukuran lubang semakin kecil maka gambar yang dihasilkan justru akan semakin jelas. Meski begitu tingkat kecerahan dari gambar justru semakin berkurang.

    Ibnu Al Haitam kemudian membuat seuah lubang yang sangat kecil pada dinding sebuah ruangan yang intensitas cahanya sangat kurang atau gelap yang kemudian dikenal sebagai kamera pinhole pertama di dunia. Seperti yang kita ketahui bahwa saat itu sains masih sangat terbatas sehingga proses perekaman dari hasil gambar memakai gambar tangan manual.

    Selain mengembangkan kamera obscura tipe pinhole dengan seni, ilmuan Arab ini juga mengembangkannya untuk keperluan sains. Karena hasil penemuan dari Ibnu Al Haitam tersebutlah yang kemudian dijadikan acuan sebagai dasar pada abad ke-19 untuk mengembangkan kamera modern.

    Sementara itu, pada tahun 1558 Giambattista della Porta yang merupakan ilmuan asal Italia diketahui menyebutkan nama ‘camera obscura’ pada sebuah kotak yang saat itu digunkan untuk membantu seorang pelukis menangkap bayangan pada gambar. Pada tahun 1611 Johannes Kepler akhirnya menciptakan sebuah kamera obscura yang dibuat mirip seperti sebuah tenda.

    Metode Perekaman Gambar

    Kendati demikian, sejak awal abad ke-17 akhirnya berbagai macam penelitian dilakukan misalnya seorang ilmuan Italia bernama Angelo Sala yang melakukan penelitian dengan menggunakan cahaya matahari untuk mengabadikan serangkaian kata yang terdapat pada pelat chloride perak. Akan tetapi, percobaan yang dilakukan oleh Angelo Sala justru gagal, lantaran ia tidak mampu mempertahankan gambar tersebut secara permanen.

    Barulah pada sekitar tahun 1800 seorang yang berkebangsaan Inggris, Thomas Wedgwood melakukan percobaan dengan merekam sebuah gambar positif pada kamera obscura yang memiliki lensa. Akan tetapi, hasil yang didapatkan justru tidak sesuai dengan harapan.

    Kemudian Humphrey Davy melanjutkan percobaan yang dilakukan oleh Thomas terkait dengan percobaan menggunakan chloride perak. Namun, lagi-lagi ia juga gagal walaupun telah berhasil menangkap imaji dengan kamera obscura tidak menggunakan lensa.

    Setelah itu, pada tahun 1824 Joseph-Nicephore Niepce yang dikenal sebagai seorang seniman lithography Perancis melakukan pengamatan selama delapan jam lamanya dengan meng-exposed sebuah pemandangan dari jendela kamarnya. Pengamatan tersebut cara kerjanya hampir sama dengn lithograph namun disebut Heliogravure yang dilakukan di atas pelat logam dilapisi dengan aspal.

    Siapa sangka pengamatan tersebut membuahkan hasil dimana gambar dapat bertahan secara permanen namun hasilnya agak kabur. Kemudian tahun 1826, ia melanjutkan percobaannya sampai akhirnya melahirkan sebuah karya yang menjadi sejarah awal dari lahirnya fotografi sebenarnya. Hasil percobaan yang dilakukan oleh Joseph-Nicephore Niepce saat ini disimpan di University of Texas di Austin, AS.

    Setelah sejarah awal munculnya fotografi tersebut, sejumlah ilmuan kembali melakukan sejumlah penelitian diketahui seorang desainer panggung opera yang juga dikenal sebagai pelukis bernama Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) merupakan orang pertama yang dinobatkan sebagai pembuat foto yang sebenarnya pada tanggal 19 Agustus 1839 yang lalu.

    Hasil percobaannya menghasilkan sebuah gambar yang sifatnya permanen pada lembaran plat tembaga perak dengan lapisan larutan iodin selanjutnya disinari dengan menggunakan cahaya langsung neon selama satu setengah jam lamanya. Proses yang dilakukan oleh Jacques Mande’ Daguerre disebut sebagai daguerreotype. Selanjutnya adalah mencuci pelat dengan memakai larutan garan dan air suling untuk mrnghasilkan gambar permanen.

    Pada bulan Januari 1839 silam, Daguerre diketahui memiliki niat untuk mematenkan temuan yang didapatkannya. Namun, pihak dari pemerintah Prancis justru melakukan hal yang sebaliknya yaitu membagikan temuan tersebut secara cuma-cuma kepada seluruh dunia alias tanpa hak paten.

    Sejak saat itu, fotografi berkembang semakin pesat diseluruh dunia. Mulai dari perusahaan yang bernama Kodak Eastman yang didirikan oleh George Eastman diketahui menciptakan roll film yang kemudian dijualnya bersama dengan kamera boks dalam rangka pengembangan fotografi pada zaman itu. Tak butuh waktu yang lama fotografi kemudian semakin berkembang dengan adanya perbaikan pada kamera mulai dari lensa, shutter, film, sampai dengan kertas foto.

    Dikatahui pada tahun 1950 prisma atau SLR digunakan untuk mempermudah mengambilan gambar menggunakan kamera Single Lens Reflex. Tak hanya itu, Jepang yang dikenal sebagai salah satu negara yang melek akan teknologi akhirnya memproduksi kamera Nikon setelah itu disusul dengan diproduksinya kamera Canon.

    Sejarah KAmera Yashica terbaru manis dan keren

    Pada tahun 1972, Edwin Land berhasil menemukan teknologi baru pada kamera yaitu ditemukannya kamera Polaroid dan mulai diperjual belikan dipasaran. Seperti yang kita ketahui kamera Polaroid bisa mneghasilkan gambar tanpa harus melalui yang namanya pencetakan film.

    Kemajuan teknologi membuat fotografi juga semakin berkembang. Misalnya pada zaman dahulu ukuran kamera hampir sebesar tenda dan hanya mampu menghasilkan gambar yang tidak terlalu bagus atau tajam. Saat ini, kamera justru memiliki ukuran yang sangat kecil dan simple dibawa kemana-mana serta hasil foto yang dihasilkan sangat tajam meski ukuran foto yang dicetak sangat besar.

    Itulah informasi terkait dengan sejara fotografi dari masa ke masa. Semoga informasi di atas dapat membantu kalian menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang fotografi.