Tag: Kamera

  • 5 Tips Foto Menggunakan Lensa Makro

    5 Tips Foto Menggunakan Lensa Makro

    Matamu.NET – Kamera lensa makro adalah alat yang memungkinkan kalian dapat menjelajahi dunia mikro dengan cara yang mengagumkan. Dari keindahan tanaman anggrek yang mempesona hingga struktur kompleks serangga seperti lebah, kamera lensa makro membuka pintu ke dunia yang jarang terlihat oleh mata telanjang kalian.

    Pada artikel sebelumnya kami telah membahas terkait 5 Jenis Lensa Kamera yang Fotografer Pemula Perlu Ketahui dan kali ini Matamu.NET akan membahas secara mendalam terkait tips menggunakan lensa makro dan bagaimana cara menghasilkan gambar yang memukau.

    Terlepas apakah kalian seorang fotografer berpengalaman atau pemula dalam dunia fotografi, artikel ini akan memberikan wawasan yang berharga tentang potensi yang dimiliki oleh kamera lensa makro. Untuk itu, mari kita simak sampai selesai.

    Cara Menggunakan Lensa Makro

    • Pilih subjek yang memiliki detail menarik dan indah di level mikro, seperti bunga, serangga, atau objek kecil lainnya.
    • Gunakan tripod atau stabilisasi lainnya membantu menghindari getaran kamera yang dapat menyebabkan foto kabur saat bekerja dengan jarak dekat.
    • Pastikan kalian memilih titik fokus yang tepat agar subjek utama tajam.
    • Pertimbangkan penggunaan cahaya alami atau lampu kilat makro untuk menerangi subjek kalian.
    • Lakukan dalam mode manual agar kalian memiliki kendali penuh atas pengaturan seperti aperture, shutter speed, dan ISO.
    • Menggunakan aperture kecil (besar f-stop) akan memberikan kedalaman bidang yang lebih dalam, sehingga lebih banyak detail subjek yang tajam.
    • Atur komposisi seperti aturan ketiga dan garis-garis panduan untuk mengarahkan mata pemirsa pada subjek utama.
    • Gunakan fokus manual lebih efektif daripada fokus otomatis saat bekerja dengan jarak dekat.
    • Eksperimen dengan sudut pengambilan gambar yang berbeda untuk menemukan tampilan yang paling menarik.
    • Setelah memperoleh foto dan pada fase editing pastikan kalian tidak over-edit sehingga menghilangkan karakter alami dari subjek.

    Itulah tips cara menggunakan lensa makro agar dapat menghasilkan foto yang bagus. Semoga bermanfaat!

  • Pengertian Vignette Dalam Fotografi dan Jenisnya

    Pengertian Vignette Dalam Fotografi dan Jenisnya

    Matamu.NET – Vignette (dibaca : Vinyet) merupakan sebuah seni lukis yang berasal dari perancis dimana tepian dari kertas digambar dengan motip yang warnanya lebih gelap dari pinggiran kertas. Bagian gelap ini dijadikan bingkai yang artistik dari kertas sedangkan bagian tenanghanya digambar dengan motif yang lebi terang.

    Dalam Fotografi, Vignete diartikan sebagai gambar yang memiliki sisi yang lebih gelap bisa dalam keadaan under exposure ataupun berwarna hitam sama sekali. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti faktor mekanis, Optik, dan Alami. Beberapa fotografer juga terkadang sengaja membuat Vignete buatan dalam foto mereka dengan menggunakan bantuan Software, karena terkadang Vignete memang menambah nilai artistik dari foto.

    Berikut ini penjelasan dari 4 jenis Vigente daalam fotografi.

    1. Vignette Mekanis

    Vignette mekanis ini sering kali didapatkan oleh para fotografer landscaper yang menggunakan Filter tambahan di ujung lensa. Beberapa Filter yang ditumpuk di depan lansa akan menghalangi cahaya masuk di bagian sudut dari sensor dan akan semakin gelap pada penggunaan Filter ND dan GND.

    Selain dari penggunaan Filter, pengguna lensa adaptor juga bisa menghasilkan Vignete pada foto. Semakin panjang Adaptor lensa yang digunakan maka semakin besar Vigenette yang dihasillkan.

    Vigente jenis terkadang menghasilkan gambar yang gelap sama sekali di bagian pinggir foto bukan lagi under expsure, terutama saat menggunakan kamera Full Frame dengan lensa yang bukan bawaan dari produsen kamera tersebut. Perbedaan sistem mekanis membuat Vignete ini sering ditemukan.

    Lensa adaptor Viltrox buat Vigente alami

    2. Vignette Optik

    Vigente optik ini biasa terjadi pada kemera fullframe yang menggunakan lensa non-premium, apalagi pada lensa-lensa wide angel. Hal ini disebabkan karena ukuran bukaan lensa jauh lebih kecil daripada ukuran sensor kamera.

    Pada umumnya Bukaan (f) besar lensa kamera didesain khusus dengan tipe kamera yang sama, misalnya lensa canon dipasang pada body kamera canon akan menghasilkan gambar normal atau paling tidak lensa yang didesain khusus untuk merek kamera tertentu seperti lensa Tamroon For Canon di pasang ke Canon.

    Perhatikan gambar berikut :

    Diagonal lensa pada Sensor kamera

    Lingkaran pada gambar ditas adalah ilustrasi dari Diameter dalam lensa, jika diamater lebih panjang dari sisi miringnya maka Foto yang dihasilkan tidak Vignete, jika lebih pendek maka foto akan Vigente.

    Untuk lensa full frame sendiri diameter minimal lensa harunya lebih panjang dari 42,27 yang didapatkan dari persamaan Phytagoras yakni Dmin2 = 242 + 362. Nilai diamater lensa ini sebenarnya bukanlah masalah karena pasti sudah dirancang lebih besar dari sisi miring sensor hanya saja terkadang kita menggunaakan bukaan/Aprture (f) kecil yang juga mempengeruhi jumlah cahaya yang masuk ke dalam sensor.

    3. Vigente Alami

    Sesekali ketika motret mungkin ada beberapa foto yang Vignete tapi tidak di semua sudut, hanya di salah satu sudut. Hal ini disebabkan secara alami karena sudut jatuhnya cahaya yang membuat sudut tersebut gelap.

    4. Vignette Screen

    Vigente Screen adalah vignette yang muncul di layar LCD kamera ketika menggunakan model View atau Live View. Vigente ini bukanlah Vigenete pada gambar karena hasilnya tetap normal, penyebabnya adalah layar LCD yang sudah mulai rusak karena usia atau lembab.

    Pada umumnya masalah ini muncul ketika usia kamera sudah lebih 4 sampai 5 tahun pada pemakaian normal, namun buat landscaper yang suka main air biasanya Vigente lebih cepat muncul karena kelembaban juga berpengaruh kepada kondisi LCD kamera.

    Layar Vignet pada kamera DSLR

    Akhir Kata

    Nah itu dia pengertian dari Vignete pada Fotografi. Semoga artikel ini bermanfaat dan terima kasih.

  • Memahami Noise Dalam Fotografi

    Matamu.Net – Dalam fotografi, istilah ‘noise’ memiliki arti bahwa terjadinya distorsi visual pada foto digital yang hadir atau terlihat sebagai bercak maupun butiran sampai dengan berkas warna yang terlihat ketikan gambar dilihat secara close-up. Biasanya noise terlihat sangat jelas ketika berada di area yang warnanya seragam, khusunya pada area gelap yang ada pada foto.

    A. Pengertian Noise

    Noise merupakan dampak yang diperoleh dari penggunaan sensor elektronik yang berfungsi untuk mengakumulasikan cahaya yang masuk ke dalam kamera dan biasanya titik-titik berwarna yang muncul membuat hasil foto tampak tidak halus. Dengan begitu, noise bisa dikatakan sebagai sesuatu efek yang tidak diinginkan muncul pada hasil foto.

    Akan tetapi, pada kenyataannya noise selalu muncul sebagai akibat dari kurang sempurnanya cara kerja dari sensor kamera.  Akan tetapi, berkat kemajuan teknologi dari sensor digital, kini noise dapat diminimalisir kemunculannya dalam foto.

    Noisy pada Foto cewek model cantik dan seksi
    Noisy pada Foto

    B. Karakteristik Noise

    Sementara itu, perlu diketahui juga bahwa noise memiliki karakteristik yang tersusun atas dua elemen, yaitu di dalam warna atau biasa disebut chroma noise dan juga dalam gelap terang atau biasa disebut luminance noise.

    C. Penyebab Noise

    Berikut ini beberapa hal yang menyebabkan munculnya noise pada foto digital:

    1. ISO

    Semakin tinggi ISO maka semakin besar kemungkinan munculnya noise pada foto. Untuk saat ini, ISO yang mencapai 6400 masih bisa digunakan tanpa harus khawatir muncul noise. Akan tetapi, dengan syarat kamera yang dimiliki harus yang bagus.

    2. Ukuran sensor

    diketahui bahwa ukuran sensor sangat memberikan pengaruh yang cukup penting. Hal tersebut dikarenakan ketika kamera memiliki ukuran sensor yang kecil maka besar kemungkinan akan menghasilkan noise saat memotret objek dalam kondisi cahaya yang agak gelap.

    Sedangkan kamera yang mempunyai sensor dengan ukuran yang besar (DSLR dan mirrorless) diketahui dapat menekan munculnya noise lantaran lebih mampu memotret objek meski kondisi cahaya kurang.

    3. Kepadatan piksel

    Semakin tinggi resolusi yang dimiliki oleh kamera maka semakin besar pua kemungkinan munculnya noise pada foto.

    4. Waktu exposure

    ketika memotret atau mengambil gambar long exposure maka sensor kamera dapat menghasilkan statik serta temperature juga naik yang mengakibatkan noise juga semakin meningkat pada foto.

    5. Shadow

    Perlu diketahui bahwa noise lebih banyak muncul ketika mengambil gambar di area yang kondisi cahaya tidak terang atau gelap foto.

    D. Cara Meminimalkan Noise

    Adapun cara yang dapat dilakukan untuk meminimalkan munculnya noise pada foto. Seperti berikut ini:

    1. Menggunakan ISO rendah

    untuk meminilisir munculnya noise maka sebaiknya mengatur ISO serendah mungkin dan disesuaikan dengan tipe cahaya. Diketahui bahwa semakin rendah ISO maka semakin sedikit pula noise yang akan terlihat pada foto. Selain itu, ketika menggunakan ISO rendah maka jangan lupaa untuk menggunakan tripod khusus untuk objek statis.

    2. Mengexpose shadow

    noise paling terlihat ketika berada di area gelap dalam foto dan yang paling parah apabila area shadow dibuat terang dengan menggunakan software edit foto, Photoshop. Di samping itu, foto juga dapat dibuat terang ketika tahap pemotretan dengan mengaplikasikan exposure compensation positif. Namun, perlu diingat bahwa selalu pastikan bahwa histogram berada sejauh mungkin di kanan.

    3. Menggunakan noise reduction

    saat ini sudah banyak kamera yang telah dilengkapi dengan pengaturan yang berfungsi untuk mengurangi noise. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan dan aktifkan noise reduction. 

    Akhir kata bahwa sebenarnya seorang fotografer tidak dapat menghindari yang namanya noise. Akan tetapi, noise tersebut didapat ditekan kemunculannya pada foto. Selain itu, semuanya juga dikembalikan pada keperluan dari foto, apakah membutuhkan noise atau tidak.

  • Apa Itu Shuttercount Dalam Kamera dan Mengecek Jumlahnya

    Apa Itu Shuttercount Dalam Kamera dan Mengecek Jumlahnya

    Matamu.Net – Shuttercount atau biasa disebut dengan SV merupakan jumlah berapa kali tombol Shutter kamera ditekan atau dipencet sehingga menghasilkan sebuah foto yang mulai dihitung dari saat penggunaan pertama kamera sampai dengan terakhir kali kamera digunakan untuk memotret.

    Manfaat Mengetahui Shuttercount

    Perlu diketahui bahwa terdapat dua manfaat mengetahui Shutter Count pada kamera, seperti berikut ini.

    1. Manfaat pertama mengetahui Shutter Count pada kamera adalah tentunya secara tidak langsung dapat tahu sampai dititik mana kamera akan bekerja secara maksimal. Hal tersebut dikerenakan Shutter Count dapat bekerja secara maksimal apabila tidak melewati titik atau batas penggunaan. Diketahui setiap kamera memiliki batasan maksimal pemakaian. Adapun kamera yang baik adalah kamera yang mempunyai standar Shutter Count sekitar 100 ribu kali.
    2. Manfaat kedua mengetahui Shutter Count pada kamera adalah dapat dijadikan sebagai suatu pertimbangan ketika akan membeli kamera yang bukan baru atau bekas. Dengan begitu, dapat diketahui atau diprediksi sampai kapan kamera tersebut dapat bekerja secara maksimal.

    Ketika Kamera Memasuki Batas Maksimal Shutter Count 

    Mungkin bagi sebagian orang atau fotografer yang masih pemula bingung apa yang harus dilakukan ketika kamera yang dimilikinya telah memasuki batas maksimal Shutter Count.

    Apabila hal tersebut terjadi maka fungsi mekanis komponen pada kamera tentunya tidak akan bekerja walaupun tombol Shutter ditekan. Namun, tidak perlu khawatir hal yang dapat dilakukan adalah tentunya mengganti komponen Shutter yang mengalami masalah.

    Cara Cek Jumlah Shutter Count

    Setiap merk kamera memiliki cara tersendiri untuk mengecek jumlah Shutter Count. Oleh karena itu, berikut ini beberapa langkah yang data dilakukan untuk mengecek jumlah Shutter Count khusus pada kamera Canon dan Nikon. Berikut langkah-langkahnya:

    1. Cara mengecek jumlah Shutter Count kamera Canon

    • Hal pertama yang dilakukan adalah tentunya harus memastikan bahwa kamera dalam keadaan mati total atau off.
    • Selanjutnya biarkan atau diamkan kamera selama 15 detik. Kemudian hubungkan kamera dengan perangkat komputer dengan menggunakan kabel USB.
    • Setelah sudah terhubung maka langkah selanjutnya adalah hidupkan kembali kamera atau tekan tombol on kamera.
    • Untuk mengecek jumlah Shutter Count maka terlebih dahulu harus menginstall software program EOS Utility.
    • Langkah berikutnya adalah membuka serta mengoperasikan aplikasi Canon EOS Camera Info v1.2 untuk mengecek jumlah Shutter Count. Untuk mengetahui jumlah SC maka diperlukan waktu beberapa menit sampai data SC muncul di layar komputer. Setelah itu barulah jumlah SC dapat dilihat. Disarankan untuk mengecek secara teliti SC kamera.
    • Langkah terakhir ketika sudah mengetahui jumlah Shutter Count, matikan kamera dan klik Ok apabila tampil windows success.

    2. Cara mengecek jumlah Shutter Count kamera Nikon

    Seperti yang kita ketahui bahwa pada kamera Canon, Shutter Count dapat dicek secara langsung tanpa harus online. Namun, berbeda dengan kamera Nikon yang dimana untuk mengecek jumlah Shutter Count-nya harus dilakukan secara online. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

    1. Mengunjungi website camerashuttercoun.com.
    2. Selanjutnya, upload satu foto yang berasal dari kamera ke dalam situs tersebut. Lantaran dilakukan secara online maka hal tersebut juga dapat dilakukan dengan menggunakan smarphone maupun laptop atau PC.
    3. Setelah itu tunggu beberapa saat sampai muncul kotak notifikasi Camera Shutter Count.
    4. Kemudian secara langsung jumlah Shutter Count akan muncul disertai dengan tipe dari kamera Nikon yang digunakan.

    Itulah penjelasan singkat tentang Shutter Count pada kamera. Semoga artikel ini dapat membantu kalian dalam memahami Shutter Count maupun mengetahui cara cek Shutter Count pada kamera.

  • Mengenal Segitiga Exposure Dalam Fotografi

    Mengenal Segitiga Exposure Dalam Fotografi

    Matamu.Net – Fotografi adalah salah satu Seni yang dihasilkan dari kecanggihan penemuan sains, oleh karena itu tidak heran jika beberapa istilah dan teknik dalam fotografi harus melibatkan perhitungan yang tepat, terutama yang berkaitan dengan pencahayaan atau Exposure.

    A. Pengertian Segitiga Exposure

    Exposure merupakan sebuah istilah yang kerap digunakan dalam dunia fotografi. Exposure sendiri memiliki arti sebagai kemampuan kamera mengumpulkan cahaya yang masuk. Oleh karena itu, bagi pecinta fotografi mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah Segitiga Exposure atau biasa disebut sebagai Triangle Exposure. Segitiga Exposure merupakan gabungan dari tiga komponen seperti Shutter Speed, Aperture, dan juga ISO yang akhirnya menghasilkan Exposure.

    Kendati demikian, dalam dunia fotografi diketahui sangat penting untuk mengetahui pengaturan Exposure agar foto yang dihasilkan terlihat lebih jenih, indah, dan juga artistik. Selain itu, terdapat tiga istilah yang sering digunakan untuk hasil foto dengan menggunakan pengaturan Exposure, yaitu:

    • Under-Exposed (UE), berarti apabila menghasilkan foto yang terlalu gelap.
    • Exposure-Cukup, berarti apabila menghasilkan foto yang komposisinya sudah sesuai serta terlihat bagus dipandang mata.
    • Over-Exposed (OE), berarti apabila menghasilkan foto yang kondisinya terlalu terang.

    Secara singkat, untuk lebih jelas dalam memahami arti dari Exposure maka sebuah perumpamaan dapat kita lakukan. Jadi, misalkan Exposure diibaratkan atau diumpamakan sebagai sebuah gelas. Sementara itu, cahaya adalah air yang akan dituangkan ke dalam gelas. Maka dari itu, untuk menghasilkan Exposure yang tepat adalah ketika gelas diisi dengan air sampai pada bibir gelas.

    Namun, apabila gelas diisi air yang tidak mencapai bibir gelas, maka hal tersebut disebut sebagai gambar yang Under-Exposure sedangkan apabila ketika gelas diisi dengan air yang melebihi bibir gelas alias air tumpah maka gambar yang dihasilkan akan Over-Exposure. Meski untuk menjelaskan hal tersebut sangat sederhana, akan tetapi pelru diketahui bahwa untuk mengaplikasikannya dibutuhkan pengetahuan tertentu.

    B. Segitiga Exposure

    Pada kamera terdapat yang namanya tombol shutter. Shutter atau rana (penutup) merupakan sebuah tirai yang terdapat pada kamera yang menutupi bagian permukaan atau sensor foto. Kendati demikian, apabila tirai tersebut terbuka maka secara langsung akan terjadi pananan pada permukaan film maupun sensor foto.

    Tak hanya itu, ketika tombol shutter ditekan maka kamera akan mengabadikan sebuah citra objek yang kemudian menjadi foto dengan tingkat kecerahan yang dipengaruhi oleh ketiga Exposure, yaitu:

    ISO (Sensitivitas Sensor)

    ISO adalah singkatan dari International Standardization Organization yang berarti tingkat sensitivitas sensor dalam dunia fotografi. Namun, perlu diketahui pada era fotografi analog ISO hampir sama dengan ASA dan juga DIN.

    ISO pada kamera bukan hanya satu akan tetapi terdiir dari beberapa macam. Misalnya ISO yang rendah, maka diketahui bahwa sensor akan menangkap gambar dengan detail akan tetapi mmebutuhkan pencahayaan yang lebih sehingga secara tidak langsung akan membuat gambar lebih gelap.

    Ilustrasi efek perbedaan ISo pada fotogrfai Ondoor model seksi

    Begitupun dengan ISO yang tinggi atau lebih dari 6400, maka sensor pada kamera diketahui akan lebih sensitif sehingga membuat gambar yang dihasilkan semakin terang. Oleh karena itu, perlu diketahui yang namanya acuan dari penggunaan ISO, seperti berikut ini.

    • ISO 100 – 200, digunakan pada lokasi yang terang serta kebutuhan detail yang tinggi dengan shutter speed rendah.
    • ISO 400 – 800, digunakan pada lokasi dengan pencahayaan yang sedang (contohnya lokasi di bawah pohon, pada teras rumah, dan lain sebagainya).
    • ISO 800 – 1600, digunakan untuk foto indoor atau dalam ruangan dengan kondisi cahaya yang agak redup maupun sebuah foot aksi dengan menggunakan kecepatan tinggi.
    • ISO lebih dari 1600, digunakan pada lokasi yang kondisi pencahayaannya sanga kurang atau lowlight.

    Menggunakan ISO yang sangat tinggi memang efektif dalam memaksimalkan cahay rendah namun hal ini dapat membuat gambar menjadi lebih Noisy atau Grain. Noisy atau grain adalah jumlah titik-titik yang tersebar di seluruh foto karena kegagalan sensor mendefenisikan cahaya.

    Senia Green model seksi dari makassar

    Aperture (Bukaan Diafragma Lensa)

    Aperture atau biasa disebut dengan bukaan diafragma lensa merupakan salah satu dari tiga pilar penting yang ada dalam fotografi selain ISO serta Shutter Speed. Aperture sendiri memiliki arti sebagai bukaan yang terdapat pada lensa yang dilewati oleh cahaya pada saat masuk ke dalam kamera.

    Perlu diketahui bahwa konsep atau cara kerja dari Aperture hampir sama dengan cara kerja dari mata. Dimana ketika manusia berada di antara lingkungan yang terang dan gelap, maka secara tidak langsung iris mata akan merespon dengan mnegecil atau membesar dengan mengendalikan ukuran dari pupil mata. Begitu pun dengan Aperture yang terdapat pada kamera.

    Simbol yang dipakai dalam penulisan adalah F per angka pembagi tertentu. Diketahui bahwa semakin kecil angkat Aperture maka semakin lebar bukaan pada lensa serta foto yang dihasilkan semakin terang.

    Sementara itu, semakin besar angka dari Aperture maka semakin sempit atau kecil bukaan pada lensa sehingga foto yang dihasilkan semakin gelap lantaran cahaya yang masuk semakin sedikit ke dalam kamera. Ketika berhasil dalam mengotak-atik Aperture, maka fotografer akan mendapatkan yang namanya DOF (Deep of Field) atau ketajaman gambar.

    Efek bokeh dan daerah Tajam Deep of Fled

    Shutter Speed (Kecepatan Rana)

    Shutter Speed atau biasa disebut dengan Exposure Time berfungsi untuk menentukan lamanya sensor kamera ketika menangkap sebuah objek. Adapun penulisan yang biasa digunakan pada Shutter Spedd adalah 1 per sekian detik.

    Apabila Shutter Speed disetting dengan pengaturan yang cepat (1/100 detik) maka jumlah cahaya yang diterima sensor sedikit yang dimana secara tidak langsung membuat gambar yang dihasilkan akan lebih gelap.

    Sementara itu, apabila Shutter Speed disetting dengan pengaturan lambar (1/25 detik) maka cahaya yang ditangkap oleh sensor menjadi lebih banyak dengan begitu gambar yang dihasilkan semakin terang.

    efek Motion Blur pada lensa karena shutter speed rendah

    Dengan begitu, apabila Shutter Speed dimainkan dengan kurang tepat maka akan menghasilkan yang namanya Freeze serta Motion Blur.

    Motion blur karena kecepatan shutt foto rendah

    C. Cara Mengatur Exposure

    Setelah mengetahui apa saja pilar penting dalam Segitiga Exposure, yaitu ISO, Aperture, dan juga Shutter Speed. Maka perlu diketahui juga bahwa pada kamera DSLR (Digital Single lens Reflex) mempunyai dua pilihan mode, yaitu manual dan juga otomatis (Automatic, Program, Aperture Priority dan Shutter Speed Priority).

    Adapun rumus pada Exposure adalah Shutter Speed + Aperture + ISO = Exposure  

    Contohnya seperti berikut ini:

    • 1/200 + f/1.8 + ISO 100 = 0 (hasil auto exposure)
    • 1/200 + f/1.8 + ISO 200 = 1 (setelah +1 EV exposure compensation) foto yang dihasilkan akan lebih terang
    • 1/200 + f/1.8 + ISO 100 = -1 (setelah -1 EV exposure compensation) foto yang dihasilkan akan lebih gelap

    Di samping itu, Exposure Compensation diketahui bukan termasuk ke dalam faktor penentu dari Exposure. Malahan Exposure Compensation hanya berfungsi sebagai pengubah hasil perhitungan pada auto Exposure semata.

    Ketika Exposure Compensation positif yang diterapkan maka hasil perhitungan auto Exposure akan menghasilkan gambar yang lebih terang daripada sebelumnya. Sementara itu, ketika Exposure Compensation negatif yang diterapkan maka hasil perhitungan yang dihasilkan auto Exposure akan lebih gelap.

    Oleh karena itu, Exposure dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dari fotografer. Maksud adari kebutuhan adalah Exposure disesuaikan dengan kondisi misalnya tema yang digunakan indoor atau outdoor. Selain itu, harus juga disesuaikan dengan teknik yang digunakan. Misalnya menggunakan teknik levitasi, teknik bulb, maupun teknik lainnya yang dimana masing-masing teknik membutuhkan settingan atau pengaturan yang berbeda-beda.

    Segitiga Exposure adalah aspek dasar mengenai tata cara kamera bekerja tanpa peduli apapun jenis kameranya. Mulai dari Kamera Pocket, SLR, Kamera Digital dan Mirorles pasti bekerja atas prinsip ini. Semahal apapun kamera yang dimiliki oleh seseorang namun tidak memahami yang namanya Segitiga Exposure maka besar kemungkinan foto yang dihasilkan tidak berkualitas.

    Namun, ketika seseorang mengerti dasar dari Segitiga Exposure maka kamera apapun yang digunakan meski bukan kamera professional maka foto yang dihasilkan nantinya akan bagus, berkualitas, dan memiliki komposisi warna yang enak dipandang.

    Itulah penjelasan mengenai Segitiga Exposure dalam fotografi. Semoga artikel ini dapat membantu serta menambah pengetahuan kalian dalam fotografi.

  • Kamera Digital – Pengertian, Karakteristik, Jenis, Kelebihan dan Kekurangan

    Kamera Digital – Pengertian, Karakteristik, Jenis, Kelebihan dan Kekurangan

    Matamu.Net – Kamera Digital merupakan alat rekamn gambar yang menjadi salah satu device yang saat ini banyak digunakan dalam mengabadikan mommen. Apalagi sejak era panjat Sosial Media. Alat yang digunakan mengabadikan gambar ini sudah menjadi kebutuhan sekunder dalam kehidupan manusia, atau malah primer.

    A. Kamera Digital

    Kamera digital merupakan sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengabadikan atau memotret gambar dengan menggunakan sensor dengan format dalam bentuk digital yang kemudian disimpan pada media yang bernama penyimpanan digital atau populer dengan sebutan memori.

    Seperti yang kita ketahui bahwa kamera adalah sebuah perangkat yang dibuat untuk menghasilkan gambar melalui objek yang ada disekitar dan kemudian dibiaskan melalui lensa pada sensor CCD. Seiring dengan berkembangnya teknologi, kini kamera juga telah menggunakan sensor BSI-CMOS (Back Side Illuminated).

    Sensor jenis ini diketahui lebih hemat daya serta kebanyakn digunakan pada kamera yang canggih dan selanjutnya hasil potret direkam dengan menggunakan format digital ke dalam media pemyimpanan digital.

    Perkembangan kamera dari masa ke masa membuktikan semakin perkembangnya juga teknologi pada kamera. Salah satunya adalah dengan adanya kamera digital. Dengan adanya kamera digital maka pengambilan serta hasil dari gambar dapat dengan cepat diketahui tanpa harus menunggu waktu yang cukup lama. Apalagi hasilnya mudah untuk dipindahkan atau ditransfer.

    B. Karakteristik kamera digital

    1. Exposure

    Pada kamera digital tentunya ada pencahayaan. Pencahayaan yang dimaksud adalah berapa lama shutter pada kamera dapat terbuka untuk menyerap cahaya serta mengambil gambar. Seperti yang kita ketahui kebanyakan atau sebagian besar kamera digital memiliki mode exposure yang dapat diatur secara manual dan otomatis. Kendati demikian, pengaturan gambar dapat dilakukan mulai dari resolusi sampai dengan tingkat kontras cahaya gambar.

    Kamera digital yang memiliki control exposure membantu footgrafer dalam mengambil gambar yang objeknya sulit untuk ditangkap. Misalnya cahaya pada objek yang snagat halus maupun efek blur. Akan tetapi, kamera digital yang tidak memiliki control exposure juga tidak menjadi masalah karena juga mampu menghasilkan gambar yang berkualitas dengan syarat mampu menyeimbangkan berbagai variable negatif pada pemotretan.

    2. Kartu memori

    Berbeda dengan kamera manual yang masih menggunakan rol film, kamera digital menyimpan gambar menggunakan kartu memori. Kamera digital diketahui memiliki kartu memori yang berfungsi untuk menyimpan serta mengambil banyak gambar. Kapasitas kartu memori lebih besar yang mampu menyimpan beribu-ribu gambar serta penggunaannya juga sangat mudah. Selain itu, kartu memori bisa disimpan di disk drive atau bisa langsung ditransfer ke komputer menggunakan kabel USB.

    3. Piksel – Pixel

    Kata piksel mungkin sudah tidak asing lagi didengar. Piksel merupakan sebuah singkatan dari bahasa ingris yakni Picutre Elemen kemudian disingkat menjadi Pixel. Piksel adalah bagian dari sebuah susunan gambar yang kemudian ditata secara bersamaan agar menghasilkan sebuah gambar dengan tampilan visual.

    Gambar yang tampil tersebut berasal dari bagian terkecil dari setiap warna yang dimiliki hingga akhirnya muncul tampilan visual. Perlu diketahui bahwa semakin banyak kapasitas piksel yang dimiliki oleh kamera maka semakin bagus pula resolusi gambar yang dihasilkan.

    4. Tampilan layar LCD

    Liquid Crystal Display atau lebih dikenal dengan singkatan LCD. Dengan adanya LCD maka pengguna dari kamera digital secara langsung akan mengetahui tampilan dari gambar yang nantinya diabadika menggunakan kamera. LCD tersebut berfungsi untuk mempelrihatkan kepada pengguna kamera digital tentang apa-apa saja yang ditangkap oleh kamera melalui tampilan layar.

    Selain itu, layar LCD juga membantu seorang pengguna kamera atau fotografer dalam menata komposisi foto sebelum pengambilan gambar dilakukan. Perlu diketahui bahwa layar LCD pada kamera digital bentuknya sangat kecil meski begitu layar tersebut cukup membantu dalam mengatur posisi gambar. Tak hanya itu, melalui layar LCD menu pada kamera digital dapat dilihat dan diatur sedemikian rupa dan foto yang telah disimpan juga dapat kembali dilihat pada layar LCD.

    5. Aplikasi optical zoom

    Optical zoom berfungsi untuk membuat objek yang jauh dapat terlihat lebih dekat maupun lebih besar dari biasanya ketika dipotret. Optical zoom hanya dimiliki oleh kamera digital. Dengan adanya optical zoom tersebut maka foto yang dihasilkan lebih jernih meski diambil dari jarak jauh serta hanya membutuhkan sedikit piksel.

    Akan tetapi, sebenarnya kamera digital mempunyai resolusi yang lebih berat serta tak mempunyai banyak pilihan untuk melakukan optical zoom. Meski begitu, hasil gambar yang dihasilkan adalah gambar yang terbaik.

    6. Modus pemotretan

    Seperti yang kita ketahui bahwa kamera digital telah mampu menjalankan fungsinya dengan sangat bagus mulai dari memotret gambar sampai dengan modus pemotretan yang bekerja secara otomatis. Pada kamera digital modus pemotretan disesuaikan dengan fungsi pada kamera agar sesuai dengan tampilan gambar.

    Terdapat tiga modus pemotretan pada Digicam Help, seperti Auto atau Simple Mode yang berfungsi sebagai pengatur control kamera secara otomatis; Intelligent atau Auto Mode, yang berfungsi dalam menyesuaikan tampilan gambar pada pemotretan secara kostumisasi; yang terakhir adalah Program PE Mode yang berfungsi dalam mengkombinasikan antara control kamera serta pengguna saat memotret gambar.

    C. Jenis-jenis kamera digital

    Kamera digital pada umumnya terdapat tiga jenis, yaitu:

    1. Kamera saku digital (digital pocket camera)

    Kamera saku digital biasa disebut sebagai kamera kompak digital. Hal tersebut dikarenakan kamera ini ukurannya sangat kecil dan bisa dimasukkan ke dalam saku. Selain itu, kamera kompak digital sangat cocok digunakan untuk mengabadikan gambar dalam kegiatan sehari-hari.

    Sebagian besar kamera kompak digital mempunyai lensa zoom yang bisa ditarik ke dalam badan kamera. Tak hanya itu, kamera ini juga memiliki penutup lensa otomatis yang dapat melindungi lensa dari debu. Meski begitu, ada juga kamera kompak digital yang lensanya tidak dapat ditarik secara otomatis, yaitu kamera khusus untuk kegiatan ekstrem yang tahan dengan air.

    Lensa zoom pada kamera kompak digital dikatahui telah mencapai 30x. dengan adanya lensa zoom yang sangat besar, maka kamera ini sangat pas digunakan untuk fotografi candid. Sementara itu, system autofocus kamera kompak digital biasanya memakai system kontras. Namun, untuk beberapa kamera kompak digital yang harganya lumayan mahal diketahui memakai paling sedikit 2 cara untuk autofocus misalnya pada kamera DSLR.

    Kamera Digital Pocket kamera saku

    2. Kamera prosumer (digital bridge camera)

    Kamera jenis prosumer terdiri dari dua jenis, yaitu kamera prosumer yang berbentuk kamera digital SLR atau biasa disebut Bridge Camera, lensanya tidak dapat dilepas alias tetap dan MILC, lensanya dapat dilepas akan tetapi tidak mempunyai cermin reflex yang diganti dengan menggunakan Electronical Viewfinder atau layar LCD.

    Kamera prosumer disebut sebagai Bridge Camera lantaran kamera jenis ini merupakan jembatan atau penyambung antara kamera saku digital dengan kamera digital SLR (mode PSAM). Keunggulan dari kamera prosumer yakni mampu menzoom lebih dari 60x yang dilengkapi dengan 5-axis Image Stabilization (Pitch, Yaw, Roll, Vertical Shift and Horizontal Shift).

    Akan tetapi, kamera ini juga memiliki kelemahan yaitu memiliki sensor yang kecil sehingga pengambilan gambar di dalam ruangan kurang cahaya kurang bagus dan harus menggunakan external flash, selain itu ukuran Sensor yang kecil membuat gambar yang dihasilkan kruang tajam untuk di cetak pada ukuran besar.

    Kamera Digital prosumer nikon keren dan handal

    3. Kamera digital SLR (Digital Single Lens Reflect (DSLR) Camera)

    Kamera DSLR merupakan kamera yang memiliki lensa tunggal yang memakai cermin reflex sehingga mampu memantulkan cahaya pada eye viewfinder atau jendela bidik serta cermin reflex dapat bergerak dari posisi awalnya dengan sangat cepat.

    Kamera jenis ini menggunakan beberapa sensor pada mirror box. Mirror box merupakan sebuah kotak bujur sangkar yang dimana diagonalnya adalah cermin reflex. Sejumlah kamera digital SLR mampu menampilkan Live View pada layar LCD.

    Selain itu, kamera digital SLR memiliki sensor yang cukup besar mulai dari 18 mm sampai dengan 36 mm (diagonal) dan juga crop factor 2, 1, 6, 1, 3, maupun 1. Dengan adanya sensor yang besar maka piksel juga semakin besar oleh karena itu lensa yang digunakan juga bisa yang memiliki diameter besar. Dengan begitu, pengambilan gambar dapat dilakukan meski cahaya kurang terang tapi hasil foto lumayan bagus dengan sedikit bercak. Kamera jenis ini juga dapat menghasilkan foto yang bokeh atau blur.

    Kamera Digital dengan cermin pfofesional

    4. Mirorless

    Mirorrles adalah pengembangan dari kamera profesional DSLR yakni kamera dengan body yang lensanya dapat diganti-ganti, hanya saja Mirroless tidak memiliki Cermin reflektor di belakang lensa sehingga gamabr yang dihasilkan oleh lensa langsung ditangkap oleh Sensor penangkap gambar.

    Spesifikasi DSLR dan Mirrorles sudah lebih hampir sama, baik dair segi ukuran frame, kecepatan prosesor samapi kemapuan merekam Video sampai dengan dengan 200 FPS, hanya saja konsumsi baterainya otomatis jendela layar bidik yang dihilangkan.

    Beberapa jenis Mirrorlens juga memiliki Jenedal Biding, namun yang dibidik bukanlah gambar yang berasal dari Lensa, melain Generated Image yang sama-sama ditampilkan dari LCD yang lebih kecil yang ada di belakang Jenedal Bidik, jadi membuat mata jadi tidak nyaman saat membidik.

    Kamera Digital mirorlee dari Fuji Film

    D. Kelebihan dan kekurangan kamera digital

    1. Kelebihan

    • Hasil pemotretan menggunakan kamera digital dapat dilihat langsung karena memiliki layar LCD.
    • Pengambilan gambar menggunakan kamera digital dapat diulang tanpa menambah biaya seperti biata cuci-cetak.
    • Penggunaannya mudah serta proses pengiriman foto pun dapat dilakukan secara elektronik.
    • Hasil pemotretan kamera digital dapat disimpan secara permanen serta tidak terjadi perubahan warna pada hasil foto meski disimpan lama.
    • Ramah lingkungan lantaran tidak menggunakan bahan kimia pada proses cetaknya.

    2. Kekurangan

    • Harga kamera digital relatif mahal lantaran memiliki resolusi yang tinggi.
    • System operasinya menggunakan baterai sehingga sebaiknya memiliki baterai cadangan.
    • Terdapatnya noise dan artifac pada gambar untuk penggunaan ISO tinggi
  • Kamera PinHole atau Kamera Lubang Jarum – Disertai Panduan Membuat Kamera PinHole

    Kamera PinHole atau Kamera Lubang Jarum – Disertai Panduan Membuat Kamera PinHole

    Matamu.Net – Pin Hole atau yang lebih dikenal sebagai Kamera Luma Jarum adalah kamera tanpa lensa yang menggunakan lubang kecil seukuran tusukan jarum sebagai pengganti lensa. Ukuran lubang jarum yang sangat kecil membuat diagframa-nya sangat kecil sehingga jarak fokus menjadi sangat dekat dan DoF yang tidak terhingga.

    Sejarah Kamera PinHole

    Berdasarkan sejarah penemuan kamera, kamera lubang jarum merupakan pengembangan dari kamera obscura. Orang pertama yang membuat kamera ini adalah Sir David Brester (1852). Dia adalah seorang fotografer dari Scontlandia. Prinsip pengembangannya persis sama dengan prinsip pengembangan Obscura yang dikembangkan oleh Gemma Friscius pada tahun 1545.

    Nama kamera lubang jarum merupakan nama yang populer digunakan di Indonesia. Di negara lain pinhole disebut sebagai Stenops (Prancis), Utta Fotocamera Contorostenopieco (Italia), Obscura camera (Skandinavia).

    Fungsi dari lensa kamera lubang jarum adalah untuk menghasilkan bayangan yang diperoleh dari lubang yang dibuat dengan ukuran sangat kecil. Mengapa disebut sebagai kamera pinhole atau kamera lubang jarum? Hal tersebut dikarenakan kamera tersebut memiliki lubang kecil seperti lubang jarum.

    Mengapa tidak dibuat dengan menggunakan lubang besar? Hal tersebut dikarenakan lubang yang terlalu besar justru akan menghasilkan bayangan gambar yang kabur atau tidak fokus. Kamera jenis ini hanya dapat digunakan untuk benda yang diam serta yang terang saja.

    Pengertian kamera lubang jarum

    Metode perekaman dari kamera lubang jarum adalah dasar dari ilmu fotografi. Dimana teori tersebut bekerja sesuai dengan teori optis. Pada kamera lubang jarum, cahaya masuk pada lubang kecil yang kemudian diproyeksikan pada sebuah bidang datar. Berbeda dengan kamera digital yang lebih canggih, sensor cahaya pada kamera lubang jarum menggunakan kertas foto.

    Oleh karena itu, kamera lubang jarum atau pinhole adalah sebuah kotak yang dibuat kedap cahaya dengan mempunyai lubang yang sangat kecil pada satu sisinya. Kamera jenis ini diketahui tidak memiliki lensa. Fungsi dari lubang kecil tersebut adalah tempat cahaya masuk agar gambar dapat dihasilkan namun dengan posisi terbalik pada sisi berlawanan dari tempat lubang masuknya cahaya. Perlu diketahui bahwa sebenarnya mata manusia juga sama seperti kamera yang bekerja di bawah cahaya yang terang melalui aperture kecil.

    Semakin kecil lubang pada kamera lubang jarum maka gambar yang dihasilkan semakin tajam, akan tetapi kualitas pencahayaan gambar semakin redup. Dalam kamera pinhole sebaiknya ukuran dari aperture adalah 1 berbanding 100 atau kurang dari jarak antara kotak dengan gambar yang akan diabadikan.

    Selain itu, shutter dari kamera lubang jarum dapat diproses secara manual alias untuk menutup dan membuka lubang pada kamera dibuat dengan bahan yang kedap cahaya. Apalagi proses exposure kamera jenis ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan untuk exposure adalah sekitar lima detik sampai dengan berjam-jam tergantung kondisi gambar yang diambil.

    Desain kamera Pin Hole dari Kayu

    Prinsip kerja kamera lubang jarum

    Mulai dari awal ditemukannya fotografi sampai dengan zaman sekarang, prinsip yang digunakan sama sekali tidak pernah berubah sedikit pun. Prinsip dari fotografi tersebut adalah apabila terdapat satu lubang pada ruangan gelap atau kedap cahaya yang arahnya menuju objek dengan mendapatkan intensitas cahaya yang cukup maka objek tersebut akan terproyeksi ke dalam ruang gelap dengan posisi terbalik.

    Tujuan penahan film pada kamera lubang jarum dapat digerakkan maju dan mundur adalah agar jarak antara film dengan lubang aperture dapat sesuai sehingga gambar yang dihasilkan optimal dan sesuai dengan yang diinginkan. Meski begitu, besar kemungkinan sudut pengambilan gambar dapat berubah sehingga rasio f-stop pada kamera dibuat efektif.

    Dengan membuat film dekat dengan lubang jarum maka sudut yang dihasilkan lebih lebar (wide angle lebih besar) dengan begitu waktu untuk exposure juga lebih cepat. Sementara itu, apabila film jauh dengan lubang jarum maka akan menghasilkan wide angle yang lebih kecil dan membutuhkan waktu exposure yang relatif cukup lama.

    Untuk mengetahui angka f-stop pada kamera lubang jarum ternyata dapat dihitung dengan cara jarak dari lubang jarum ke focal length dibagi dengan diameter lubang pada kamera lubang jarum. Perlu diketahui juga bahwa angka f yang terlalu besar pada kamera lubang jarum dapat membuat exposure mengalami kegagalan. Oleh karena itu, sangat penting diperhitungkan f-stop pada kamera.

    Kamera Digital  prinsip kerja kamera pin hole

    Proses menghasilkan gambar kamera lubang jarum 

    Apabila membandingkan kamera lubang jarum dengan kamera digital zaman sekarang maka pastilah perbedaan dari keduanya sangat jauh berbeda. Kamera digital hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk menghasilkan satu gambar. Sementara itu, kamera lubang jarum membutuhkan waktu yang cukup lama dan melelahkan untuk menghasilkan satu gambar yang hasilnya belum bentuk sesuai dengan ekspektasi. Penasaran bagaimana cara menghasilkan gambar dari kamera lubang jarum? Berikut ulasannya mulai dari membuat kamera sampai dengan menghasilkan gambar.

    1. Membuat Kamera

    Tahap pertama yang perlu dilakukan adalah pastinya harus memiliki kamera lubang jarum. Seperti yang kiat ketahui bahwa untuk membuat kamera lubang jarum dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan.

    Kamera lubang jarum atau pinhole ternyata dapat dibuat secara mandiri sesuai dengan kebutuhan. Paling sederhana kamera lubang jarum biasanya digunakan untuk fotografi. Bentuk dari kamera jenis ini adalah terdiri dari sebuah kotak yang kedap akan cahaya serta terdapat lubang kecil pada satu sisi kotak tersebut. Selain itu, satu lembar kertas film maupun kertas foto yang direkatkaan pada sisi lainnya. Posisi penempatan kertas film atau foto harus berseberangan dengan sisi yang terdapat lubang kecil.

    Shutter atau penutup kamera dibuat menggunaka kardus yang direkatkan menggunakan isolasi atau perekat lainnya. Kemudian lubang aperture dapat dibuat dengan menggunakan jarum jahit atau alat lainnya yang ditusuk maupun dibor agar kuat. Selanjutnya menggunakan satu lembar aluminium foil atau bisa juga kaleng dari bekas minuman ditempelkan pada bagian dalam kotak yang terdapat lubang yang sudah dibuat sebelumnya.

    Starter kit dari kamera Pin Hole berbahan Kardaus

    2. Memotret

    Setelah kamera sudah selesai dibuat maka langkah selanjutnya adalah mengisi kamera dengan kertas foto. Hal tersebut bertujuan untuk merekam gambar yang akan dipotret sehingga dapat diproyeksikan. Perlu diketahui bahwa pengisian kertas foto atau kertas emulsi kamera lubang jarum tidak dilakukan disembarang tempat. Akan tetapi, pengisian harus dilakukan di kamar gelap karena sifat dari kertas emulsi adalah sensitive terhadap cahaya.

    Waktu exposure untuk mengisian dibutuhkan sekitar 8 sampai dengan 20 detik tergantung dari intensitas cahaya yang tersedia. Barulah setelah itu, kalian dapat menggunakan kamera lubang jarum memotret objek yang diinginkan.

    LAdnscape denganTeknik Long Exposure dari kamera PInHole

    3. Mencuci

    Tahap terakhir yang dilakukan adalah mencuci hasil foto dari kamera lubang jarum. Pencuciannya pun harus di kamar gelap. Untuk mencuci hasil foto ada tiga cairan yang dibutuhkan seperti:

    1. Developer

    Cairan yang pertama adalah developer, yang berfungsi untuk memunculkan gambar hasil potret. Cara kerja dari cairan ini adalah apabila kertas dimasukkan dalam cairan developer maka secara langsung kan terjadi reaksi kimia antara kertas dengan cairan.

    Dengan adanya reaksi tersebut akhirnya gambar dapat muncul pada kertas. Pada tahap ini, diperlukan ketelitian dan kesabaran karena bisa saja ada gambar yang tidak muncul pada kertas karena terjadi kesalahan pada saat melakukan pemotretan.

    2. Stopbath

    Cairan kedua adalah stopbath, cairan ini berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa dari cairan developer yang terdapat pada kertas.

    3. Fixer

    Kemudian cairan yang terakhir adalah fixer. Fixer ini memiliki fungsi untuk menghentikan proses dari reaksi emulsi pada kertas. Maksudnya adalah ketika kertas sudah dibari cairan fixer maka gambar yang muncul pada kertas tidak akan berubah warna lagi meski terkena cahaya.

    Akhir Kata

    Itulah beberapa informasi penting tentang kamera lubang jarum yang perlu diketahui bagi pecinta fotografi. Semoga dapat membantu dan menambah wawasan kalian mengenai kamera lubang jarum atau kamera pinhole.

  • Sejarah Fotografi dan Penemuan Kamera Obscura

    Sejarah Fotografi dan Penemuan Kamera Obscura

    Matamu.Net – Fotografi memiliki arti yaitu sebuah proses maupun metode yang dilakukan untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan cara memanfaatkan pantulan cahaya pada sebuah media yang peka terhadap cahaya yang dipantulkan.

    Seperti yang kita ketahui bahwa alat atau media yang populer digunakan untuk mendeteksi cahaya adalah kamera. Apabila tidak ada cahaya, maka taka da foto atau gambar yang dapat dihasilkan.

    Sementara itu, hakikat dari fotografi adalah fokus terhadap cahaya melalui bantuan pembiasan cahaya sehingga bisa membakar medium penangkap cahaya. Apabila medium tersebut telah dibakar dengan skala luminitas cahaya yang sesuai maka secara tidak langsung akan menghasilkan bayangan yang identik dengan cahaya mellaui medium pembiasan. Hal tersebut kemudian disebut sebagai lensa.

    Kendati demikian, adapun alat yang digunakan untuk memperoleh gambar yang bagus adalah lightmeter. Dimana intensitas cahaya dapat diatur oleh seorang fotografer setelah ukuran pencahayaan yang sesuai telah didapatkan melalui lightmeter.

    Selanjutnya fotografer dapat mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma, serta kecepatan rana. Sementara itu, gabungan dari ISO, diafragma, maupun speed disebut sebagai pajanan atau exposure.

    Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini perkembangan fotografi berkembang pesat. Dulunya fotografi digital menggunakan film sekarang sudah berembang menjadi digital ISO. Bukan hanya itu, saja tak bisa dipungkiri bahwa fotografi sudah menjadi bagian dari gaya hidup orang masa kini. Hal tersebut bermulai ketika era digital muncul serta media sosial semakin berkembang pesat.

    Oleh karena itu, ada baiknya kita mengetahu sejarah dari munculnya fotografi. Mulai dari siapa yang pertama kali menemukan fotografi sampai dengan perkembangan fotografi dari masa ke masa. Berikut penjelasannya.

    Dalam sejarah secara resmi fotografi dipatenkan sebagai sebuah terobosan teknologi terbaru sejak abad ke-19 atau sekitar tahun 1839 silam. Saat itu, diketahui rekaman dua dimensi sudah dibuat secara permanen dan digunakan di Prancis.

    Mekanisme Kamera Pertama

    Sejarah fotografi bermula jauh sebelum tahun Masehi. Itu berarti sejarah fotografi bermula sejak sebelum Masehi. Kala itu, pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM) diketahui seorang pria bernama Mo Ti melakukan sebuah eksperimen dimana ia mengamati suatu gejala.

    Gejala tersebut adalah apabila pada dinding sebuah ruangan yang gelap memiliki lubang kecil atau pinhole, maka bisa dipastikan bahwa pada bagian dalam ruangan tersebut akan terefleksi bayangan secara terbalik melalui lubang kecil tersebut. Kendati demikian, karena hal tersebut Mo Ti menjadi orang pertama di dunia yang sadar akan adanya fenomena kamera obscura.

    Setelah Mo Ti berhasil menemukan fenomena kamera obscura, siapa sangka sangat banyak ilmuan yang kagum akan fenomena tersebut. Misalnya pada abad ke-3 SM Aristoteles diketahui mengembangkan penemuan dari Euclid.

    Penemuan tersebut Aristoteles kembangkan mulai dari membuat kamera obscura dengan menggunakan prinsip geometri sampai dengan melakukan sejumlah percobaan mellaui kamera obscura.

    Penemuan yang ditemukan oleh Aristoteles salah satunya adalah membuat lubang kecil dalam ruang gelap, lubang tersebut diketahui meneruskan cahaya yang masuk ke dalam ruangan namun terbalik. Selain itu, ukuran gambar yang dihasilkan pun lebih kecil apabila letaknya dekat dengan lubang serta lebih besar apabila letaknya jauh dari lubang.

    Karena hal tersebut, akhirnya gambar yang dihasilkan berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Arsitoteles tidak jelas. Akan tetapi, Aristoteles gagal menemukan apa yang menyebabkan gambar yang dihasilkan tidak jelas. Oleh karena itu, pada tahun 965-1040 (10 SM) seorang fisikawan asal Arab bernama Ibnu Al Haitam (Al Hazen) berhasil menemukan masalah dari apa yang sebelumnya ditemukan oleh Aristoteles.

    Sejarah Penemuan KAmera Obscura pertama

    Kamera Pin Hole Pertama

    Ibnu Al Haitam (Al Hazen) mendapatkan solusi yaitu apabila ukuran lubang semakin kecil maka gambar yang dihasilkan justru akan semakin jelas. Meski begitu tingkat kecerahan dari gambar justru semakin berkurang.

    Ibnu Al Haitam kemudian membuat seuah lubang yang sangat kecil pada dinding sebuah ruangan yang intensitas cahanya sangat kurang atau gelap yang kemudian dikenal sebagai kamera pinhole pertama di dunia. Seperti yang kita ketahui bahwa saat itu sains masih sangat terbatas sehingga proses perekaman dari hasil gambar memakai gambar tangan manual.

    Selain mengembangkan kamera obscura tipe pinhole dengan seni, ilmuan Arab ini juga mengembangkannya untuk keperluan sains. Karena hasil penemuan dari Ibnu Al Haitam tersebutlah yang kemudian dijadikan acuan sebagai dasar pada abad ke-19 untuk mengembangkan kamera modern.

    Sementara itu, pada tahun 1558 Giambattista della Porta yang merupakan ilmuan asal Italia diketahui menyebutkan nama ‘camera obscura’ pada sebuah kotak yang saat itu digunkan untuk membantu seorang pelukis menangkap bayangan pada gambar. Pada tahun 1611 Johannes Kepler akhirnya menciptakan sebuah kamera obscura yang dibuat mirip seperti sebuah tenda.

    Metode Perekaman Gambar

    Kendati demikian, sejak awal abad ke-17 akhirnya berbagai macam penelitian dilakukan misalnya seorang ilmuan Italia bernama Angelo Sala yang melakukan penelitian dengan menggunakan cahaya matahari untuk mengabadikan serangkaian kata yang terdapat pada pelat chloride perak. Akan tetapi, percobaan yang dilakukan oleh Angelo Sala justru gagal, lantaran ia tidak mampu mempertahankan gambar tersebut secara permanen.

    Barulah pada sekitar tahun 1800 seorang yang berkebangsaan Inggris, Thomas Wedgwood melakukan percobaan dengan merekam sebuah gambar positif pada kamera obscura yang memiliki lensa. Akan tetapi, hasil yang didapatkan justru tidak sesuai dengan harapan.

    Kemudian Humphrey Davy melanjutkan percobaan yang dilakukan oleh Thomas terkait dengan percobaan menggunakan chloride perak. Namun, lagi-lagi ia juga gagal walaupun telah berhasil menangkap imaji dengan kamera obscura tidak menggunakan lensa.

    Setelah itu, pada tahun 1824 Joseph-Nicephore Niepce yang dikenal sebagai seorang seniman lithography Perancis melakukan pengamatan selama delapan jam lamanya dengan meng-exposed sebuah pemandangan dari jendela kamarnya. Pengamatan tersebut cara kerjanya hampir sama dengn lithograph namun disebut Heliogravure yang dilakukan di atas pelat logam dilapisi dengan aspal.

    Siapa sangka pengamatan tersebut membuahkan hasil dimana gambar dapat bertahan secara permanen namun hasilnya agak kabur. Kemudian tahun 1826, ia melanjutkan percobaannya sampai akhirnya melahirkan sebuah karya yang menjadi sejarah awal dari lahirnya fotografi sebenarnya. Hasil percobaan yang dilakukan oleh Joseph-Nicephore Niepce saat ini disimpan di University of Texas di Austin, AS.

    Setelah sejarah awal munculnya fotografi tersebut, sejumlah ilmuan kembali melakukan sejumlah penelitian diketahui seorang desainer panggung opera yang juga dikenal sebagai pelukis bernama Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) merupakan orang pertama yang dinobatkan sebagai pembuat foto yang sebenarnya pada tanggal 19 Agustus 1839 yang lalu.

    Hasil percobaannya menghasilkan sebuah gambar yang sifatnya permanen pada lembaran plat tembaga perak dengan lapisan larutan iodin selanjutnya disinari dengan menggunakan cahaya langsung neon selama satu setengah jam lamanya. Proses yang dilakukan oleh Jacques Mande’ Daguerre disebut sebagai daguerreotype. Selanjutnya adalah mencuci pelat dengan memakai larutan garan dan air suling untuk mrnghasilkan gambar permanen.

    Pada bulan Januari 1839 silam, Daguerre diketahui memiliki niat untuk mematenkan temuan yang didapatkannya. Namun, pihak dari pemerintah Prancis justru melakukan hal yang sebaliknya yaitu membagikan temuan tersebut secara cuma-cuma kepada seluruh dunia alias tanpa hak paten.

    Sejak saat itu, fotografi berkembang semakin pesat diseluruh dunia. Mulai dari perusahaan yang bernama Kodak Eastman yang didirikan oleh George Eastman diketahui menciptakan roll film yang kemudian dijualnya bersama dengan kamera boks dalam rangka pengembangan fotografi pada zaman itu. Tak butuh waktu yang lama fotografi kemudian semakin berkembang dengan adanya perbaikan pada kamera mulai dari lensa, shutter, film, sampai dengan kertas foto.

    Dikatahui pada tahun 1950 prisma atau SLR digunakan untuk mempermudah mengambilan gambar menggunakan kamera Single Lens Reflex. Tak hanya itu, Jepang yang dikenal sebagai salah satu negara yang melek akan teknologi akhirnya memproduksi kamera Nikon setelah itu disusul dengan diproduksinya kamera Canon.

    Sejarah KAmera Yashica terbaru manis dan keren

    Pada tahun 1972, Edwin Land berhasil menemukan teknologi baru pada kamera yaitu ditemukannya kamera Polaroid dan mulai diperjual belikan dipasaran. Seperti yang kita ketahui kamera Polaroid bisa mneghasilkan gambar tanpa harus melalui yang namanya pencetakan film.

    Kemajuan teknologi membuat fotografi juga semakin berkembang. Misalnya pada zaman dahulu ukuran kamera hampir sebesar tenda dan hanya mampu menghasilkan gambar yang tidak terlalu bagus atau tajam. Saat ini, kamera justru memiliki ukuran yang sangat kecil dan simple dibawa kemana-mana serta hasil foto yang dihasilkan sangat tajam meski ukuran foto yang dicetak sangat besar.

    Itulah informasi terkait dengan sejara fotografi dari masa ke masa. Semoga informasi di atas dapat membantu kalian menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang fotografi.