Matamu.NET – Ada niat ingin Rakit PC mining RIG tapi belum ada bajet yang memedai? Tenang berikut ini adalah list daftar Hardware untuk PC Mining RIg untuk pemula tapi tidak murahan.
Namun sebelum kita melangkah jauh ke sana, yuk kita pahami terlebih dahulu apa itu RIg.
Mining RIg dapat diartikan sebagai metode penyusunan atau perakitan element Hardware yang digunakan untuk menambang. Elemen Hardware ini tidak jauh dengan komputer pada umunya yang terdiri dari CPU, GPU, FPGA atau ASIC.
Tujuan perakiatnnya tentu saja untuk menambang Ceyptocurrency baik itu BTC, Etherium dan sejeniisnya. Jika sudah paham nah berikut ini List daftar Hardware yang masih layak
Motherboard – MSI H61M-P20 Socket 1155
CPU – Intel Core i3 3240 Ivy Bridge – LGA115
RAM – Corsair Vengeance 4GB DDR3-PC1280
VGA – Spphire HD 7790 Dual X 01
Storage – SSD Phanter 240 GB
Power Suplay – Dazumba 600 W
Kipas – Intel Proses LGA 1155 Fan
Estimasi Biaya yang dibutuhkan untuk merakit dengan perkiraan harga Second hand yang layak sebagai berikut :
NO
Unit
Harga
1
Motherboard
Rp. 500.000
2
CPU
Rp. 800.000
3
RAM
Rp. 500.000
4
VGA
Rp. 1.000.000
5
Storage*
Rp. 450.000
6
Power Suplay
Rp. 400.000
7
Kipas
Rp. 100.000
*Harga baru
Jadi total keseluruhan harga atau bajet yang kamu butuhkan hanya Rp. 3.750.000. Tambah Monitor bekar biasanya cuman seharga Rp. 800.000 jadi masih kurang dari 5 juta lah.
Mengapa Harus Barang Second?
Yah karena yang kita butuhkan adalah kinerjanya bukan prestise pakai CPU Baru. Toh sama saja. Kalau kamu ada bajet lebih yah jangan kunjungi artikel ini harusnya coba kata kunci Rakit PC RIg Versi Sultan biar handal.
Matamu.NET – Ada banyak hal baru yang muncul setelah era digital hampir memasuki semua sektor kehidupan manusia, termasuk dalam hal Finansial. salah satunya adalah uang digital atau yang lebih dikenal dengan sebagai Cryptocoin. Uang Digital dan uang Elektronik adalah dua hal yang berbeda sama sekali, Mungkin saat ini bisa dipastikan kita punya uang Elektronik yang ditaruh di kartu-kartu pembayaran dalam bentuk Tap Card, namun Uang Digital adalah hal yang sangat berbeda.
Apa Itu Cryptocurrency?
Cryptocurrency adalah mata uang digital yang sistem dan wadah penyimpanan seutuh disimpan dalam bentuk digital dan terencripsi dalam jaringan internet. Uang Digital dapat digunakan berbelanja di dunia nyata pada merchant atau perusahaan yang menerima Mata Uang Digital sebagai alat transaksi mereka.
Sekilas hampir sama dengan uang konvensional atau uang elektronik, namun Cryptocurrency tidak menetapkan harganya (Valuasi) pada sebuah lembaga central namun desentralisasi. Buat yang awam dengan sistem valuasi uang mungkin bahasa sederhananya seperti ini :
Ketika kita memegang uang Rp. 100.000 satu lembar maka nilai dari uang ini dijamin oleh oleh Bak Central yang mengelaurkannya dalam hal Bank Indonesia dengan nilai yang setara, bisa dengan emas, obligasi dan hal-hal yang bisa digunakna untuk menjamin nilai. Sehingga ketika uang ini hanya sebagai alat transaksi saja bukan “kekayaan” yang sebenarnya kita pegang. Tujuannya agar lebih aman dan memberikan jaminan keamaan transaksi. Namun Uang Digital tidak memiliki lembaga yang menjamin nilai uang, jadi ketika sistemnya dimatika maka nilai uang tersebut benar-benar hilang, meskipun mematikannya tidak semudah men-shut Down Laptop atau server.
Mudahnya, Cryptocurrency memiliki karakteristik sebagai berikut :
Uang dalam bentuk digital yakni semua sistemnya dibangun dengan sistem elektronik dan jaringan kompleks sehingga tidak mungkin ditemukan uang digital dalam bentuk nyata.
Agar bisa dicairkan dalam bentuk nyata, kita harus menukarnya dengan lembaga yang bersedia menukarkan uang digital dengan uang nyata.
Uang Digital bisa digunakan bertransaksi peer to peer tanpa ada keterlibatan pihak bank dan lembaga keuangan. Hal ini membuat biaya administrasi dan loss karena faktor Foreign Exchange Value tidak ada. Jadi kita bisa transakasi antar negara tanpa admin, adapaun biaya yang dikeluarkan untuk verifikasi transaksi kembali pada sistem Cryptocurrency dibangun. Pada umumnya kecil, karena hal ini yang menjadi ruh dari pembuatan Cryptocurrency.
Tidak lembaga hukum, negara dan NGO yang bisa mewajibkan dan menjamin transaksi harus dengan Cryptocurrency.
Pemegang Cryptocurrency tidak diketahui kecuali mereka mengaku memegang akun tersebut namun pembuktian digital sangat sulit dilakukan. Ini adalah ide dari Cryptocurrency yakni menjamin kerahasiaan pemegang. Hanya pemegang akun yang bisa logging ke Wallet atau tempat penampungan Cryptocurrency mereka. Pembuat sistem sekalipun tidak akan bisa masuk ke dompet orang lain, jika bisa masuk maka Cryptocurrency tidaklah aman digunakan dari aspek digital.
Karena tidak bisa diakses oleh siapapun, maka melupakan sandi dan akun mu sama dengan kamu kehilangan uang Cryptocurrency. Dalam hal ini akan ada pengurangan jumlah Cryptocurrency yang bereda sesuai dengan jumlah uang yang kamu miliki. (Mengendap dalam dunia Digital dan tidak diakses lagi).
Nilai Dari Cryptocoin
Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya jika nilai dan valuasi dari Cryptocurrency tidak bertipe centralistic sehingga tidak mungkin ada bank yang menjamin nilai dari Cryptocurrency itu sendiri. Nilainya sendiri tergangung pada teori Suplay and Demand dengan kriteri penilaian adalah :
Popularitas – Popularitas adalah seberapa banyak pengguna jenis Cryptocurrency tersebut. Semakin banyak penggunanya semakin mahal nilainya. Apalagi kalau digunakan perusahaan dan orang-orang multi billioner nilainya akan semakin menignkat. Hal ini yang membuat Ellon Musk bisa dengan mudah mengacaukan harga Bitcoin.
Enkripsi – Enkripsi adalah sistem atau sejenis algoritma yang dikembangkan untuk memberikan code dari setiap jumlah bitcoin yang ada. Semakin rumit enkripsinya maka semakin sulit dilakukan pembelanjaan ganda. Hal ini membuat Cryptocurrency benar-benar aman digunakan dari sisi digital. Encripsi ini juga tidak ditaruh di satu wadah server yang dikuasai oleh orang tertentu tapi di taruh pada seluruh akun yang menggunakan Cryptocurrency. Fungsi dari pembuat hanya Issue jumlah uangnya saja dan akan habis pada waktu tertentu. Pada saat habis, maka itu adalah jumlah maksimum dari Cryptocurrency yang ada di dunia.
Jumlah Total – Ini adalah prinsip ekonomi sederhana dimana semakin sedikit jumlah criptoin yang bisa digunakan untuk transaksi maka semakin tinggi nilai-nya.
Jenis-Jenis Cryptocurrency
Cryptocurrency adalah istilah yang merujuk pada aung digital sedangkan jenisnya ada banyak sekali, namun yang paling banyak digunakan adalah :
Bitcoin
Litecoin
Degocoin
BitcoinCash
Etherium
Monero
Cyronium
Featjercoun
Keuntungan dan Kekurangan Cryptocurrency
Sebagai salah salah satu alat pembayaran tentu saja ada sisi postif dan negatif dari Cryptocurrency. Adapaun keuntungan menggunakan Cryptocurrency sebagai alat transaksi sebagai berikut :
Transaksi mudah dan nyaris minim dari biaya admin dan Forex Value.
Transaksi antara negara langusng peer to peer
Aktifitas bersifat transaparan karena kuncinya dipegang semua pemegang uangnya.
Sistem tansaksi tidak bisa diintervensi oleh pemerintah dan lembaga keuangan manapun
Adapun kekurangan dari Cryptocurrency sebagai berikut :
Sistem dibuat membuat penggunanya dibisa melacak siapa orang dibalik sebuah akun. Hal ini sangat mudah dimanfaatkan di pasar ilegal dan gelap, terutama pembelian senjata.
Akun hanya diketahui oleh mu sehingga tidak akan ada admin yang membantu mereset password jika kaku melupakan akun dan passwordmu,
Nilainya sangat fluktutaif karena tidak ada sistem pengaman / penjamin nilai mata uang.
Matamu.NET – Semenjak aktifitas penambangan Bitcoin semakin meningkat, keberadaan VGA dipasaran semakin sulit ditemukan. Meskipun tidak semua jenis VGA, namun kebanyakan VGA premium langsung ludes begitu di lepas ke pasaran.
Aksi borong VGA ini dilakukan oleh para Miner atau penambang Bitcoin yang membutuhkan banyak VGA saat menambang BITCOIN.
Lantas mengapa para Miner merakit komputer dengan banyak VGA?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita cari tahu fakta mengenai akitiftas penambangan Bitcoin.
VGA tidak begitu efisien digunakan untuk menambang Bitcoin lagi saat ini. Kebanyakan VGA digunakan untuk menambang Cryptocurrency lain seperti ethereum dan lain-lain
Menambang Cryptocurrency dengan CPU juga masih memungkinan untuk dilakukan apalagi jika kalian bekerja dalam tim, hanya saja jenis uang digital yang ditambang terbatas seperti Monero Digital Currecy
Menambang Bitcoin jauh lebih efisien dengan processor penambang spesifik seperti ASIC Miner atau Application Specific Integrated Circuit, terutama untuk Bitcoin yang pakai Algoritma Hash SHA-256.
Sehingga mari kita sedikit meluruskan pertanyaan ini.
Mengapa minning cryptocurrency (tidak hanya Bitcoin) membutuhkan banyak VGA?
Jawaban sederhananya ada tiga alasan yakni :
Arsitektur VGA lebih sesuai dengan Algoritma beberapa sistem Cryptocoin, sehingga lebih mudah dalam menyelesaikan Puzzle tambang.
VGA memiliki thread (bagian yang analog dengan Core pada CPU) yang banyak dimana semakin banyak Thread semakin banyak puzzle yang bisa diselesaikan secara bersamaan. Jumlah Thread pada VGA jauh lebih banyak dibandingkan dengan CPU, sehingga VGA lebih efektif.
VGA lebih mudah ditemukan di pasaran dibandingkan dengan ASIC yang harus pesan khusus. Selain itu VGA juga lebih ramah daya listrik dibandingkan dengan mennggunakan CPU dengan Core yang lebih banyak.
Turorial membuat PC Miner buat awam lebih banyak menyediakan seeting VGA dibandingkan dengan yang lain. Jadilah VGA semakin susah ditemukan.
Matamu.NET – Sejak awal dikenalkan pada tahun 2008 Silam, Nilai mata uang digital Bitcoin sampai saat ini sudah memiiki nilai yang fantastis. Mata uang besutan Satoshi Nakamoto sudah melambung jauh sejak dihargai 1 USD pada April 2011 kini sudah berharga 500 juta rupiah lebih untuk 1 BTC nya.
Jika anda membeli Bitcoin pada April 2011 sebanyak 10 USD, saat ini anda sudah punya kekayaan sekitar 368.353 USD atau 36.800 kali dari uang yang anda belanjakan pada tahun 2011. Namun apakah membeli Bitcoin masuk dalam kategori Investasi terutama di era Cryptocoin yang semakin besar ini?
Baik mari kita definisikan dulu perbedaan antara Investasi, Menabung dan Berjudi sebelum kita terlalu jauh membahas tentang Investasi Bitcoin.
Investasi – Investasi adalah sebuah usaha yang dilakukan dalam bentuk belanja modal pada sebuah kegiatan usaha dalam jangka waktu tertentu. Nilai yang didapatkan tentu saja bergantung dari tempat kita menginvestasikan uang, namun hal yang paling pasti dalam investasi adalah adanya kegiatan usaha yang dilakukan pada uang yang diberikan.
Investasi paling sederhana adalah memberikan sejumlah uang pada seseorang yang membuka usaha sebagai modal usaha yang diberikan nilai sesuai dengan kegiatan usaha yang diberikan. Misalnya saja si A membantu memberikan modal kepada si B untuk kegiatan usaha jual beli Udang dengan nilai 10 juta. Si B memberikan nilai kepemilikan usaha sebesar 20 % dari total usaha yang dilakukan si B. Sehingga jika setelah 1 tahun berlalu, nilai total aset dan kegiatan usaha si B naik 200 % maka nilai investasi si A yang awalnya 10 juta sekarang senilai dengan 20 juta.
Belum lagi jika ada perjanjian bagi hasil misalnya pad abulan berjalan keuntungan bersih bulanan dari usaha yang dilakukan adalah terdapat 4 juta sudah di luar belanja modal dan biaya pengembangan jika ada. Maka si A berhak mendapatkan Dividen dari 4 juta rupiah sebesar 4 x 20 % atau sekitar 800.000 ribu rupiah. Rentang waktunya tergantung dari kesepatan ke dua belah pihak.
Hal ini berbeda dengan memberikan utang modal. Misalkan si A memberikan utang modal usaha kepada si B dengan perjanjian dikembalikan tahun depan dengan 15 juta rupiah. Maka nila yang dikembalikan si B haruslah 15 juta rupiah, tidak peduli usaha tersebut bangkrut, atau misalkan berkembang naik menjadi 300 % total aset dan kegiatan usaha awal.
Menabung adalah kegiatan menyimpan sejumlah harta atau benda yang nilainya bergantung dari benda tersebut. Sebut saja si A menabung 100 juta rupiah di brangkasnya maka Uang tersebut disebut tabungan. Jika uang tersebut di simpan di Bank maka tabungan tersebut akan tetap 100 juta rupiah tahun berikutnya. Jika ada bunga yang diberikan baik itu suku buka deposito atau bunga bank reguler maka suku bunga tersebut adalah hadiah saja bukan bernilai investasi.
Hal ini didasari kegiatan usaha bank tidak mempengaruhi jumlah uang yang ia simpan, misalnya Bank tersebut rugi ataupun untung pada tahun berjalan, maka si A tetap saja mendapatkan bunga sesuai dengan perjanjian awal. Namun menyimpan uang ke pihak lain seperti Bank tetap memiliki Resiko jika bank yang dimaksud bangkrut, ini ibarat nabung di celengan, eh celengannya hanyut ke bawa banjir atau di gondol maling.
Nabung bisa jadi kegiatan yang menguntungkan jika disimpan dalam bentuk barang yang nilainya mungkin naik, seperti properti atau emas. Hal ini karena diangap dua barang tersebut memiliki trend nilai yang selalu naik dari zaman nenek moyang sampai hari ini. Tapi tetap saja ada resiko kehilangan. Seperti Properti ada resiko kehilangan jika terjadi bencana alam yang maha dahsyat dan membuat lokasi rubuh atau malah hilang.
Bagaimana dengan membeli Bitcoin?
Membeli Bitcoin atau Cryptocurence lainnya berbeda dengan Investasi, pasalnya Cryptocoin pada umumnya tidak memiliki nilai jaminan yang baku dan dipegang perbankkan. Misalnya saja ketika ada ahli teknoligi X membuat mata Cryptocurency, maka jumlah uang beredar tergantung dari Algoritma yang di buat si X. Jika uang tersebut dianggap stabil dan banyak digunakan oleh orang lain makanya nilanya akan meningkat. Namun ingat, kuncinya ada pada si pembuatnya sehingga ada kemungkinan dia menambahkan jumlah uang yang beredar (tapi ini akan membuat nilai Cryptocurrent tersebut semakin rendah).
Mudahnya begini, nilai mata uang yang dibuat si X itu hanya bergantung dari Suplay dan Demand yang masalahnya adalah nilai intristik dari uang tersebut tidak ada. Pada saat kita membeli emas 1 kg, maka nilai intristik dari emas akan selalu 1 Kg, sekalipun harga emas tersebut turun dalam rupiah atau dollar tapi kita masih tetap memiliki 1 kg emas.
Misalkan, saya memiliki 1 BTC dan membeli seharag 500 juta rupiah, kemudian nilai tersebut turun 250 juta rupiah, maka nilai tersebut bukanlah nilai Intristik BTC, karena turunnya 1 BTC dipengaruhi oleh penggunanya yang semakin berkurang dan pada sampai satu titik nilai 1 BTC bahkan bisa tidak dihargai lagi ketika tidak ada orang yang ingin menggunakannya lagi.
Faktor apa yang mempengaruhi nilai Bitcoin?
Meski bisa ditebak namun niali dari Bitcoin tidak bisa diprediksi dan ditentukan dengan pasti, hampir sama dengan kejadian ketika Manchester United melawan Chelsea FC. Di atas kertas kita bisa menghitung kondisi par apemain dan strategi yang diterapkan, tapi bola itu bundal dan hasilnya dari pertandingan ini tidak akan pernah ketahuan. Berhasil memangkan lotre karena pasang di MU itu sama dengan berjudi karena peluangnya menang dan kalahnya ada.
Jadi apakah membeli Bitcoin termasuk dengan investasi?
Jika dikembalikan pada definisi awal, maka ketika kita membeli Bitcoin, kita sama sekali tidak memberikan sumbangsih apa-apa pada belanja modal dan kegiatan usaha. Analoginya menyerupai pembelian Ikan Arwana yang nilanya 100 juta rupiah pada saat orang-orang ramai membeli arwana. Segera setelah orang-orang sudah tidak suka dengan ikan Arwana, maka dengan sendirinya nilai ikan arwana kembali ke nilai aslinya yakni sama dengan ikan peliharaan lainnya.
Bagaiman jika tiba-tiba ada aturan Memlihara Ikan Arwana adalah kegiatan ilegal?
Nilai Material pada Ikan Arwana hilang Begitu ikannya mati
Tidak ada yang bisa menebak permintaan pasar pada Bitcoin, ketika Elon Mask mengizinkan transaksi dengan perusahaan Tesal menggunakan Bitcoin, nilai Bitcoin meningkat drastis. Begitupun sebaliknya ketika Elon Mask memutuskan Tesla tidak lagi menerima transaksi dalam BTC, nilai BTC jatuh. Anda yang berada dalam posisi pembeli BTC, tidak akan pernah bisa menebak nilai dari BTC.
Bisa kok?
Kita lihat saja kecenderungan pasar dunia menggunakan BTC, yah ini sama seperti membadningkan penyerang Manchester yang menurut statistik sudah mencetak 27 gol pada saat melawan Chelsea yang penyerangnya hanya mencetak 21 gol. Kita bisa melihat trendnya MU lebih unggul dibandingkan Chelsea akan tetapi kita tetap tidak bisa memastikan hasilnya.
Hasilnya pun tidak dipengaruhi oleh jumlah taruhan yang kita pasangkan, berbeda dengan investasi yang kegiatan usahanya bisa bergantung dari nilai uang yang kita investasikan ke kegiatan usaha tersebut. Semakin banyak belanja modal semakin lancar proses produksi dan kegiatan jual beli, begitupun sebaliknya.
Jadi silahkan disimpulkan sendiri, apakah membeli Bitcoin termasuk dalam kegiatan Investasi atau tidak?
Jika tidak menurut kalian membeli Bitcoin masuk dalam kategori Menabung atau Judi?
Matamu.NET – Secara sederhana, Bitcoin dapat diartikan sebagai sebuah instrumen pembayaran yang digunakan untuk bertransaksi melalui dunia Digital lebih mudahnya disebut mata uang elektronik. Layaknya uang, Bitcoin memiliki nilai yang dapat disetarakan dengan mata uang nyata. Misalnya saja pe 3 mei 2012, 1 Bitcoin itu setara dengan 838 juta rupiah.
Sekalipun sama-sama memiliki nilai, Mata uang elektronik ini berbeda dengan uang elektronik. Uang Elektronik adalah jenis uang yang nilainya dijamin oleh suatu lembaga besar yang disebut bank sentral sehingga mata uangnya masih sama dengan fisiknya seperti Rupiah, Dollar, Euro dan seterusnya sedangkan Bitcoin tidak memiliki penjamin.
A. Pengertian Bitcoin
Bitcoin adalah mata uang elektronik yang diciptakan oleh seorang bernama Satoshi Nakamoto. Bitcoin ingin memwujudkan transakasi online yang tidak melibatkan pihak Bank yang memakan banyak biaya administrasi dan nilainya tergantung dari jaminan yang ada di Bank Sentral yang menerbitkan mata uang tersebut. Hal ini tentu saja akan menimbulkan kesenjangan dalam transaksi yang terjadi antara mata uang terutama untuk mata uang yang dikeluarkan oleh bank sentral dengan nilai jaminan yang rendah.
Bitcoin menggunakan sistem transaksi peer to peer (p2p) dimana dua orang akan bertransaksi tanpa ada campur tangan administrator tunggal atau sistem bank Sentral. Nilai dari Bitcoin tergantung dari popularitas dari Bitcoin itu sendiri dengan indikator berupa besarnya database dalam bentuk node-node di jaringan p2p ke jurnal transaksi. Dengan demikian pemilik dan penentu nilai tukar Bitcoin adalah semua penguna Bitcoin, bukan segelintir orang yang memiliki model atau pemegang bank sentral semata.
1. Cara Kerja Bitcoin
Bitcoin disimpan dalam aplikasi yang disebut Wallet yang membutuhkan data diri anda seperti nama dan alamat. Wallet akan terhubungan ke database yang tersimpan dalam bentuk Node-node yang tersimpan di seluruh pengguna Bitcoin. Transaksi yang valid akan terjadi jika terverifikasi oleh sistem ini. Hal ini menunjukkan Sistem Bitcoin terdesentralisasi dan berbeda dengan uang tradisional dimana transakasi valid tercatat pada satu database bank saja.
Teknik verifikasi dan pinyimpinan data base akan semakin valid jika penggunanya semakin banyak dan akan membentuk banyak node-node database yang selanjutnya disebut sebagai Blockchain. Tugas dari Blockchain adalah mencatat dan menverifikasi setiap transakasi yang terjadi pada wallet Bitcoin kemudian informasi diolah untuk menunjukkan saldo yang bisa ditransaksikan oleh akun pemilih wallet. Semakin akurat Blockchain mencatat transaksi yang terjadi maka semakin stabil bula sistem Bitcoin yang terbangun.
Peran Penambangan Bitcoin ini adalah mencegah akun-akun melakukan trasanksi dengan block-block baru yang mereka buat sendiri. Sistem ini akan berdampak pada keamaan Bitcoin.
2. Double Spending
Misalkan sebuah Wallet memiliki 1 BTC dan mencoba mengirim 1 BTC ke Wallet B dan Wallet C pada saat yang bersamaan. Proses transaksi ini akan dicatat oleh para Miner dan dikonfirmasi berdasarkan sistem Timestamp. Transaksi yang pertama berhasil akan dicatat Valid sedangkan transaksi ke dua dicatat sebagai Double Spending sehingga transaksi ke dua akan dibatalkan.
Para Miner yang mengkongfirmasi pembayaran baik Valid atau Tidak Valid ini akan mendapatkan komisi dari jaringan Bitcoin, peran ini selanjutnya disebut Operator. Komisi ini yang akan membuat jumlah Bitcoin yang beredar dipasaran semakin besar.
Pada proses transfer Bitcoin, Jaringan secara otomatis akan menghitung biaya transfer yang diperlukan dan selanjutnya biaya ini dikirim ke Operator yang berhasil mengkonfirmasi pembayaran. User yang melakukan transfer juga bisa memberikan bonus transfer kepada miner untuk mempercepat proses konfirmasi.
Komisi jasa operator transaksi inilah yang banyak dikejar oleh orang awam dan membuat pertubuhan Miner Bitcoin semakin besar.
3. Tidak Memiliki Nilai Tukar
Ketika kita memiliki selembar uang 100.000 rupiah itu berbarti kita memiliki harta yang nilanya setara oleh jaminan yang ada di bank Sentral di Indonesia. Nilai ini yang bisa ditukar dengan barang atau jasa yang setara dengan nilai uang 100.000 rupiah. Demikian pula dengan Saham yang kita pegang nilanya tergantung dari Oblogasi dan komoditi yang terikat dengan dengan perusahaan tempat sahat tersebut melekat. Berbeda dengan Bitcoin, Mata uang ini tidak memiliki nilai tukar yang jelas.
Nilai tukar bitcoin tergantung dari seberapa banyak yang ingin menggunakan Bitcoin karena sifat desentralisasi tadi, semakin banyak penggunanya maka semakin besar nilanya sebaliknya jika penggunanya sudah tidak ada maka nilai Bitcoin bisa saja menjadi nol. Dengan kata lain, fluktuasi nilai dari Bitcoin seratus persen bergantung dengan jumlah permintaan, jika turun maka uang anda bisa menjadi 0 sama sekali.
B. Pembuatan Bitcoin
Satoshi Nakamoto membuat bitcoin dengan algortima pembalikan matematika yang disebut Reversing / brute-forcingSHA-256.
Mudahnya seperti ini, mari kita umpakan akan 20.000 berasal dari penjumlahan 13.219 + 6.881 = 20.000. Satoshi kemudian memberikan angka 15.000 kepada seluruh jaringan bitcoin setiap 10 menit sekali dan para Miner harus menebak kedua angka yang aktif dalam menciptkan angka 20.000 tersebut.
Tentu saja angka yang dimaksud tidak sesederhana di atas tapi terdiri ribuan sampai jutaan kemungkinan terganting dari seberapa detil informasi dan data transaksi yang terjadi. Miner harus membuat Algoritma yang melakukan Bruce Force atau tebakan otomatis yang sangat cepat. Setiap tebakan akan terdaftar oleh sistem sehingga tidak ada tebakan yang akan sama didaftarkan.
Apabila miner berhasil menemukan kombinasi tersebut maka mereka akan mendapatkan bonus berupa 1 Block Bitcoin. Pada tahun 2015 setiap 1 Block Bitcoin berisi 25 BTC dan jumlah bonus ini dirancang akan menyusun setengah setiap 4 tahun dengan demikin jumlah Bitcoin yang bisa tercipta hanya 21 juta Bitcoin pada tahun 2140. Jumlah ini tidak begitu banyak untuk melayanai semua transaksi Bitcoin dengan popularitas saat ini hal ini membuat demand terhadap bitcoin semakin meningkat dan nilai tukarnya semakin naik.
Sistem Reverse 256 ini juga akan mengontrol jumlah Bitcoin di pasaran dan mencegah Oversuply dari Bitcoin yang ada di lapangan.