Author: Ahmad Dahlan

  • Foto Apa yang Paling Laku Di Shutterstock dan Apakah Fotografer Pemula Punya Kesempatan?

    Foto Apa yang Paling Laku Di Shutterstock dan Apakah Fotografer Pemula Punya Kesempatan?

    Matamu.Net – Menjual foto melalui website microstocker seperti Shutterstock memang gampang-gampang susah. Mudahnya karena fotografer tidak perlu pusing mengenai kualitas foto yang akan diupload karena ada kurator yang akan menilai foto tersebut layak lulus atau tidak. Yang kedua tidak ada batasan upload foto, jadi silahkan upload foto sebanyak-banyaknya dan biarkan kurator yang bekerja menilai foto anda.

    Selain itu, Shutterstock juga menerima foto dari berbagai Device seperti Samrtphone dan Kamera Pocket, jadi tidak mesti kamera profesional seperti DSLR dna Mirrorless. Asalkan dimensi foto terpendek sudah lebih dari 2000 px maka foto kamu sudah bisa masuk ke kamar kurator.

    Kesulitan dari Shutterstock mungkin karena mudahnya persyaratan mengirim foto maka akan ada banyak fotografer pesain yang berlomba-lomba memasukkan foto di sana. Karya-karyamu akan bersaing dengan jutaan karya dari jutaan fotografer dair seluruh dunia. Namun tenang saja, rejeki sudah diatur oleh tuhan, kamu sisa berusaha kok.

    Namun apakah Fotografer pemula punya kesempatan menjual foto di Shutterstock?

    Jawabannya tentu saja ada. Bahkan sekalipun kamu hanya memotret menggunakan Kamera Handpshone Android harga kurang dari dua jutaan. Selama ada yang merasa butuh dengan foto kamu, maka akan ada yang membeli foto tersebut.

    Buta kalianyang berminat menjadi Contributor, daftar di sini yuk. Gratis kok. Daftar Shutterstock

    Foto Apa Yang Paling Laris di Shutterstock?

    Pertanyaan ini sebenarnya tidak bisa dijawab tanpa ada data langsung dari Shutterstock, karena hanya situs mereka sajalah-lah yang mampu menjawabnya, namun data ini tidak pernah dipublikasikan oleh Shutterstock.

    Namun data ini bisa ditebak-tebak berdasarkan dua metode. Yakni metode pertama dengan mengunjungi Shotlist shutterstock. Di sana akan ada release dari Shutterstock mengenai foto apa yang paling banyak di cari bulan ini dan bulan berikutnya.

    Metode ke dua adalah membaca trending pencarian dri blog resmi Shutterstock. Di Blog Resmi ini tidak hanya memberikan daftar genre foto yang paling laris di Shuttertsock, tapi juga memberikan tips dan saran dalam memotret dan membuat konsep foto yang nantinya akan dijual di situs-situs mereka.

    Blog tersebut pada umumnya berisi informasi mengenai event yang akan terjadi dalam waktu dekat seperti Womens Day, Earth Day, dan sejenisnya. Artikel yang terbit akan berisi tentang mengapa kalian harus membuat foto tersebut dan memberikan petunjuk untuk membuat karya yang baik seperti trend foto yang berkaitan dengan moment tersebut.

    Misalnya saja jika kalain mengungjungi blog tersebut apda bulan April maka akan ada informasi mengenai Event Hari buruh pada tanggal 1 Mei. Shutterstock akan menerbitkan beberapa artikel yang berisi strategi membuat foto atau ilustrasi tentang peringatan hari buruh. Tujuannya tentu saja untuk memenuhi permintaan pasar seperti Media massa, Website dan perusahaan yang akan membahas mengenai Labour Day.

    Shutterstock tentu saja mengincar pasar tersebut dan berharap contributor mereka mampu menghasilkan foto yang bagus dan menarik banyak pembeli di foto-foto mereka, namun hal ini bukan berarti jaminan foto kamu laku loh. Ini hanya meningkatkan peluang foto kamu terjual.

    Mengintip Blog Pribadi Contributor Lain

    ATM, Amati, Tiru dan Modifikasi. Hal ini juga efektis dilakukan di Shutterstock loh. Rajin-rajinlah mengikuti postingan para Contributor yang sudah berhasil lalu tidak ada salahnya kamu tiru ide mereka dalam berkarya dengan kearifan lokal.

    Salah satu Contributor yang sering berbagi certia adalah Alex Rottenberg yang sudah bergabung sejak tahun 2015. Ketika saja namanya di Gogole dengan tmabahan Shutterstok maka kamu akan dapatkan blog pribadinya.

    Alex sendiri banyak memposting foto yang bertema Pariwisata, Kemanusiaan, Refuges, dan Demonestrasi. Seperti foto di bawah ini :

    Dalam tulisan yang di post oleh Alexandre Rotenberg, foto berjenis Editorial ini sudah laku sebanyak 523 kali. Analisi pribadi saya tentang foto ini sebenarnya sederhana seperti unsur-unsur berikut ini :

    1. Foto tersebut adalah foto momen dimana fotografer hanya bisa mengambil saat berada di Budapest di tengah para para pencari suaka.
    2. Isu pencari suaka sangat viral di tahun 2015 terlebih setelah invasi ISIS di negara-negara timur membuat banyak orang tergerak untuk membahsa isu tersebut.

    Pendapat ini juga diperkuat dengan tema-tema postingan blog di Shutterstock yang membahas tentang cara membuat krrya bertema protes dan demonstrasi.  

    Foto-foto ini memberikan guidance tentang membuat karya bertema protest yang baik. Tujuannya tentu saja satu, setelah membaca Shutterstock berharap contributor mereka bisa memenuhi permintaan pasar tentang foto-foto berkaitan.

    Selain foto bertema protest, Alexander Rottenberg juga menjelaskan jika foto-foto bertema wisata dan cityscape. Hanya saja saingannya sangat banyak. Menurut salah satu kontributor Frederiz Cerez, menyatakan jika foto tentang New York, Paris dan London paling banyak dicari, namun paling banyak tersedia juga.

    Hasil penelurusan Cerez menemukan ada sekitar 1 juta foto dengan keyword tersebut di Shutterstock, jadi foto akan berada di lautan foto orang lain, tentu saja peluang terbelinya kecil.

    Foto di atas adalah foto cityscape dari kota Rotterdam di Belanda. Alenxander menjelaskan jika foto di atas sudah sebanyak 143 kali donwload.

    Apakah Fotografer Amatir Indonesia Berpeluang?

    Sebagaimana jawaban saya diatas, saya yakin sangat berpeluang untuk ikut mengambil bagian dari penjualan foto secara global. Kita hanay butuh sedikit kreativitas saja dan seperti kata Jack Ma, jika kita adalah buaya, berjayalah di Sungai jangan di laut karena disana ada Hiu yang sudah lebih kuat.

    Maksudnya adalah jika skill foto produk kita tidak cukup mumpuni, lupakan saja dulu foto produk, mungkin kita bisa menjual momen yang tidak bisa ditemukan oleh orang luar negeri. Misalnya saja memanfaatkan iklim tropis kita.

    Indonesia memiliki banyak flora dan fauna yang sulit ditemukan oleh orang luar negeri, maka maksimalkanlah peluang tersebut. Seperti foto saya dibawah ini.

    Yah tentu saja sangat sulit menemukan rumput seperti diatas di negara beriklim dingin di Eropa, dan bakalan lebih hemat bagi orang Eropa membeli foto tersebut di Shutterstock dibandingkan dengan harus datang sendiri ke Indonesia.

    Berdasarkan hasil salah satu situs Microstoker, ada banyak hal yang dicari tentang Indonesia namun penyedia kurangnya seperti kata kunci berikut ini.

    Nah!!! Betulkan? ternyata sederhana juga permintaan mereka. Bahkan foto Gado-gado pun banyak dicari, munkin saja untuk kebutuhan promosi pariwisata di sana. Idenya tentu saja hanya memaksimalkan kearifan lokal yang oranmg laur tidak bisa dapatkan dengan mudah.

    Gimana? sudah punya ide untuk memotret hari ini untuk di stor di Microstock?

    Nah buat kalian yang masih bingung cara menjual foto di shutterstok, mungkin artikel ini akan membantu : Cara menjual foto di Shuttertstock.

  • Cara Menjual Foto di Contributor Shutterstock Melalui Smartphone – Model FAQ

    Cara Menjual Foto di Contributor Shutterstock Melalui Smartphone – Model FAQ

    Matamu.NET – Punya hobi motret atau hal-hal yang terkait dengan fotografi, tapi selama ini tidak tau caranya menjadi hobi kamu menjadi uang? Mungkin shutterstock adalah jawaban yang tepat untuk kamu yang tidak suka terikat dengan kontrak kerja seperti fotografer profesional pada umumnya.

    Shutterstock adalah salah satu Microstock tempat jita bisa jual foto yang dipotret dari Handphone maupun Kamera Digital

    Apa Itu Shutterstock?

    Shutterstock adalah websites yang menyediakan tempat bagi microstocker untuk memajang foto mereka. Foto yang dipajang kemudian ditawarkan secara otomatis oleh shutterstock kepada calon pembeli yang merupakan member dari Shutterstock di situs mereka.

    Tugas para microstocker hanya mengupload foto lalu memberikan judul dan deskripsi dari foto tersebut persi sama seperti mengupload foto di Instagram dan facebook, namun bedanya, foto kamu memiliki peluang dibeli oleh orang lain dari seluruh dunia.

    Bagi para microstocker bisa menjual foto mereka setelah membuat akun contributor di laman berikut : Daftar Contributor Shutterstock. Proses pendaftaran mudah dan gratis tanpa dipungut biaya apapun.

    Apa saja syarat menjadi contributor?

    Syarat untuk menjadi kontributor shutterstock kurang lebih sama seperti membuka akun facebook dan instagram :

    1. Gmail

    Sedangkan syarat tambahan lainnya adalah :

    1. Alamat Facebook
    2. Alamat Instagram
    3. Alamat Website
    4. Alamat Linkedin
    5. Foto Profil

    Syarat tambahan ini bisa dipenuhi kapan saja, karena syarat ini tidak berpengaruh terhadap kinerja penjualan kamu. Setiap foto di Shutterstock akan dipajang sesuai dengan ketertarikan calon pembeli, bukan performa akun contributor.  

    Foto apa saja yang bisa dijual Shutterstock?

    Secara umum, semua foto diterima di shutterstock bahkan konten dewasa sekalipun namun shutterstock memberlakukan beberapa syarat pada foto-foto dengan genre tertentu. Foto yang paling mudah diterima adalah foto-foto umum yang tidak mengandung wajah manusia, merek dagang dan tulisan. Foto ini bisa diupload dan langsung diberikan nama dan deskripsi. Tema-tema foto ini seperti 

    1. Foto Landscape, Seascape, Skyscape dan sejenisnya
    2. Objek seperti batu, daun, tanaman, bahan makanan, hewan dan sejenisnya. 

    Foto-foto ini bebas kamu upload selama ukuran gambar dari foto kamu lebih dari 2000 pixel x 2000 pixel atau 4 megapixel. Seperti salah satu foto saya yang baru saja di Shutterstock di bawah ini. Foto ini saya ambil saat sedang duduk di depan rumah, lalu saya melihat awan yang sedang biru-birunya. Iseng-iseng foto terus upload ternyata foto tersebut berhasil laku.  

    Foto langit biru dengan satu awan sederhana laku di Shutterstock

    Meskipun foto ini hanya laku sekitar 0,25 $ atau sekitar 3000 ribu rupiah, namun lisensi dari foto tersebut tetaplah milik fotografer, jadi pembeli hanya mendapatkan hak untuk menggunakan foto tersebut dan tidak punya hak untuk menjual ulang. Dengan kata lain, satu foto kamu bisa dijual berulang kali selama ada yang berminat mendownloadnya.

    Buat kalian yang penasaran dengan harga jual Foto di Shutterstock, Silahkan baca : Jenis-Jenis Earning dan Harga Jual Foto di Shutterstock.

    Harga jual shutter stock mahal dan Cara Mudah Menjual Foto Melalui Shutterstock Melalui Smartphone - Model FAQ

    Untuk foto-foto yang terdapat objek berupa orang, bangunan, merek dan tulisan besar harus disertai Photo Release atau Model Release untuk dijadikan foto komersial. Foto dengan model Release pun bisa laku dengan harga puluhan kali lipat dengan foto tanpa model release.   Foto dengan Model release biasanya akan laku dengan harga paling rendah 60 $ atau sekitar 800 ribu rupiah dan bisa laku sampai 2000 $ (26 juta rupiah) tergantung dari seberapa baik proses tawar menawar foto dilakukan.

    Oh iya untuk karya profesional dengan shutterreleases, biasanya Shutterstcok akan menanyakan terlebih dahulu kepada anda mengenai harga jual dari foto yang anda akan berikan pada foto tersebut. Kisaranya mulai dari rentang 60 $ sampai dengan 2000 $.  

    Adakah Syarat Khusus dari Foto bisa saya jual?

    Selain dari syarat dimensi minimal yakni 2000 px untuk sisi terpendeknya, foto kamu paling tidak over exposure atau under exposure, tidak blur, pixelette, tidak mengandung chromatic aberration dan sejenisnya namun pada umumnya kamera jaman sekarang sudah memenuhi seluru teknis tersebut, kecuali kamu mau bermain dengan metode manual. 

    Bisakah saya menjual foto dari Handphone saya?

    Yah, Bisa!!!

    Shutterstock tidak pernah mensyaratkan foto harus diambil dari kamera profesional. Bahkan foto dari kamera Handphone selama memenuhi syarat diatas yakni paling tidak memiliki dimensi paling pendek 2000 px atau 4 MP, maka foto tersebut sudah bisa diterima oleh Shutterstock.

    Kalau mau dibandingkan dengan kamera hanpdhone kelas Midlle-End saat ini kebanyakan sudah sampai 12 MP, sedangkan paling kecil adalah 6 MP. Kamu hanya perlu memastikan setting kamera ponsel kamu di kualitas maksimum.

    Buat kamu yang membukan akun contributor melalui Website-nya, kamu bisa dengan mudah mengopload gambar melalui Smartphone kamu dengan bantuan Applikasi Shutterstock Contributor yang tersedia gratis di Googel Play Store.

    Bagaimana saya mencairkan uang yang saya dapatkan melalui Shutterstock?

    Untuk hari ini satu-satunya cara untuk mencairkan uang atau penghasilan kamu dari Shutterstock harus melalui Paypal yang saya pikir sudah sangat mudah mengaktifkan Paypal saat ini bahkan tanpa kartu kredit sekalipun.

    Seperti layanan Jenius dari BTPN yang memudahkan aktivasi Paypal tanpa kartu kredit dan aman karena kamu bisa mengatur sendiri jenis kartu aktivasi-nya.

    Buat kamu yang tidak kenal Paypal, kamu bisa baca di link berikut ini : Apa Itu Paypal?. Oh iya Daftar Paypal juga gratis kok dan tidak ada biaya bulanan sama sekali.

    Kamu bisa mencairkan penghasilan kamu jika jumlah minimal 35 $, dan akan cari pada bulan berikutnya saat kamu melakukan Request pencairan uang. Uang tersebut akan dikirim ke akun Paypal kamu dan kamu sisa tarik dana dari Paypal ke rekening kamu.

    Apakah Penghasilan akan hangus jika dalam sebulan foto saya tidak laku?

    Tidak ada istilah hangus dalam penjualan foto di Shutterstock selama kamu tidak melakukan pelanggaran berat. Uang yang kamu hasilkan akan terus tersimpan meskipun tidak ada transaksi apa-apa selama bertahun-tahun, dan lasdonya akan terus diakumulasikan setiap 15 menit.

    Jadi tunggu apalagi, segera daftar di Shutterstock mumpung gratis pada link yang tertera di atas.

    Jika ada pertanyaan, jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di kolom komentar, jika sempat saya akan segera jawab.

  • Mengenal Red Eyes Effect Dalam Fotografi

    Matamu.NET – Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi dapat menghasilkan sebuah perangkat yang lebih bagus dari perangkat sebelumnya, salah satunya adalah kamera. Akan tetapi, meski kamera telah dibekali berbagai fitur yang canggih, namun tak menutup kemungkinan ada-ada saja masalah yang terjadi ata didapatkan saat memotret.

    Adapun masalah yang sering didapatkan ketika mengambil gambar adalah red eyes effect atau efek mata merah. Red eyes merupakan efek yang muncul pada mata seseorang disebuah foto dengan memancarkan cahaya merah terang. Ketika efek tersebut muncul maka secara tidak langsung dapat membuat kualitas foto buruk.

    MAta Manusia jadi merah karean Efek Blitas dari kamera

    Perlu diketahui bahwa red eyes effect muncul ketika mengambil gambar dengan menggunakan flash namun kondisi cahaya yang tersedia buruk atau gelap. Kendati demikian, karena hal tersebut maka akan membuat pupil melebar sehingga cahaya yang masuk ke dalam mata sangat banyak dan seolah-olah memancarkan cahaya.

    Oleh karena itu, untuk menghindari red eyes effect pada foto maka terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan seperti berikut ini.

    1. Matikan Flash

    Cara yang paling efektif untuk menghindari red eyes pada foto adalah dengan mematikan flash pada kamera. Pada saat itulah, komposisi yang tepat harus digunakan mulai dari mengatur aperture, shutter speed, sampai dengan ISO agar dapat menghasilkan foto yang bagus meski tidak menggunakan flash.

    2. Menyalakan Lampu

    Seperti yang kita ketahui bahwa red eyes effect muncul lantaran kondisi cahaya yang tersedia pada tempat pengambilan gambar gelap. Oleh karena itu, sebaiknya sediakan sumber pencahayaan tambahan seperti lampu atau flash eksternal agar tidak membuat pupil mata terbuka lebar. Dengan begitu, red eyes tidak muncul dalam foto.

    3. Menggunakan Flash Eksternal

    Flash eksternal membantu mengurangi red eyes effect pada foto dibandingkan harus menggunakan built in flash kamera. Dengan menggunakan flash eksternal maka letak sumber cahaya dengan lensa cukup sehingga dapat menghindari munculnya red eyes ada foto. Hal tersebut dikarenakan cahay terpantul di retina dan tidak akan dikirim ke lensa yang membuat red eyes effect.

    4. Bounce Flash

    Tak dapat dipungkiri dengan adanya flash maka cahaya yang dihasilkan cenderung sangat kuat. Oleh karena itu, untuk mengurangi sedikit intensitas cahaya yang berlebihan maka gunakan kertas tisu atau diffuser (alat yang digunakan untuk menyebarkan cahaya) yang akan membuat cahaya lebih lembut.

    5. Menggunakan Mode Red Eyes Reduction

    Ini merupakan cara yang paling tepat digunakan untuk mengurangi red eyes effect. Akan tetapi, tidak semua kamera memiliki mode red eyes reduction. Jadi sebelum memutuskan membeli kamera terlebih dahulu cari tahu spesifikasi yang dimiliki oleh kamera tersebut. Penggunaan mode tersebut dirancang secara otomatis tanpa harus mengubah pengaturan lainnya pada kamera.

    6. Atur Gaya

    Satu lagi cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi red eyes effect adalah dengan mengatur angle pengambilan gambar. Misalnya saja mengambil gambar dari samping agar red eyes tidak terlalu Nampak ketika kondisi cahaya kurang bagus dalam pengambil gambar.

    7. Editing

    Cara terakhir yang dapat dilakukan adalag dengan mengedit foto menggunakan software edit foto seperti Photoshop. Software tersebut diketahui memiliki fitur khusus untuk menghilangkan atau menghapus red eyes pada foto.

    Itulah penjelasan mengenai red eyes effect serta cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi red eyes pada foto. Semoga bermanfaat.

  • Apa Itu ISO Dalam Fotografi?

    Matamu.Net – Istilah ISO sudah tidak asing lagi bagi orang-orang yang berkecimpung di dunia fotografi. bagaimana tidak, ISO akan selalu menjadi sesuatu yang sangat menarik dan penting untuk diketahui oleg seorang fotografer agar dapat menghasilkan foto yang berkualitas dan bagus. Seperti yang kita ketahui bahwa pengaturan ISO merupakan bagian dari segitiga exposure dalam sebuah kamera selain Aperture dan Shutter Speed.

    Pengertian ISO

    ISO adalah ukuran atau tingkat sensitivitas dari sensor kamera terhadap cahaya. Oleh karena itu, semakin rendah pengaturan ISO paka sebuah kamera maka semakin bagus kualitas foto yang dihasilkan. ISO dapat diumpakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai sebuah kerikil yang dimasukkan ke dalam gelas. Dengan adanya kerikil tersebut maka secara tidak langsung gelas tersebut tidak lagi membutuhkan banyak air agar menjadi penuh sampai ke bibir gelas.

    Dengan adanya perumpamaan di atas maka dapat diketahui bahwa cara kerja serta fungsi dari ISO bekerja hampir sama dengan perumpamaan tersebut. Dimana, semakin besar ISO yang digunakan saat mengambil gambar maka cahaya yang dibutuhkan dalam memotret tidak terlalu banyak lantaran mendapatkan cahaya yang tepat dengan hasil foto terbaik.

    Pengaturan ISO Kamera Digital

    Dalam ISO terdapat beberapa hal yang harus dipahami, salah satunya adalah pengaturan ISO itu sendiri. Seperti yang kita ketahui bahwa satuan yang terdapat dalam pengaturan ISO tak hanya pilihan auto saja. Akan tetapi, juga terdapat pengaturan manual dengan pilihan angka yang dimulai dari 50/100, 200, 400, 800, 1600, 3200, dan yang satuan ISO lainnya.

    Iso dan efeknya terhadap gambar

    Tak hanya itu, ketika seorang fotografer menggunakan kamera yang professional maka diketahui bahwa nilai satuan ISO yang dimiliki oleh kamera biasanya bisa sampai 25000. Fungsi dari ISO bukan hanya membuat pengambilan gambar atau foto mendapatkan cahaya yang sesuai dan tepat. Akan tetapi, di samping itu ada kemungkinan ketika menggunakan ISO akan mengakibatkan munculnya noise pada foto yang telah dipotret.

    Noise merupakan bintik-bintik kecil yang muncul atau yang terdapat pada foto. Akan tetapi, tak perlu khawatir lantaran sekarang ini teknologi semakin berkembang khususnya pada kamera digital sehingga efek noise yang timbul dapat diminimalisir walaupun menggunakan ISO dengan satuan yang cukup tinggi tapi efek noise pada foto yang dihasilkan cukup rendah.

    Selain menimbulkan efek noise, memakai ISo dengan satuan yang tinggi sebenarnya juga dapat membuat kualitas foto yang dihasilkan berkurang. Mulai dari warna yang dihasilkan foto kurang terlihat sampai dengan foto atau gambar terlihat kurang detail atau tajam, dan masih banyak lagi lainnya.

    Penggunaan ISO

    Kebanyakan ISO tinggi digunakan ketika kondisi pengambilan gambar kurang cahaya, misalnya memotret pada malam hari dan lain sebagainya. Selain itu, ISO digunakan apabila bagian segitiga exposure lainnya, yaitu Aperture dan Shutter Speed belum memperoleh cahaya yang tepat atau biasa disebut dengan exposure.

    Saat keadaan atau kondisi tersebutlah sebaiknya ISO baru dinaikkan agar mendapatkan cahaya yang sesuai serta Shutter Speed yang juga sesuai untuk menghasilkan gambar yang bagus dan keren. Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan ISO dengan nilai sekecil mungkin agar dapat terhindar dari efek noise.

    Itulah pembahasan singkat tentang ISO dalam fotografi. Semoga bermanfaat.

  • Cara Menjadi Fotografer Profesional

    Cara Menjadi Fotografer Profesional

    Matamu.Net – Setiap orang yang memiliki hobi atau tengah mendalami aktivitas fotografi pastinya memiliki impian untuk menjadi seorang fotografer yang professional. Bagaimana tidak, selain mendalami hobinya tersebut seorang fotografer professional secara tidak langsung dapat menghasilkan pundi-pundi uang dari memotret objek.

    Kendati demikian, perlu diketahui bahwa sebenarnya untuk menjadi seorang fotografer professional tidaklah terlalu sulit seperti yang selama ini dibayangkan. Namun, yang utama dan pertama yang harus dimiliki oleh seorang fotografer adalah dasar yang kuat, yaitu kemauan. Apabila kemauan ada, maka meski skill atau kemampuan yang dimiliki oleh seorang fotografer tidak terlalu handal, lama kelamaan apabila diasah pastinya akan menjadi fotografer professional dengan skill yang mumpuni.

    Kata ‘Profesional’ yang disematkan pada fotografer bukan semacam kata-kata semata saja. Akan tetapi, sebutan fotografer professional adalah penghargaan yang diberikan kepada seorang fotografer yang mampu mneghasilkan gambar-gambar yang bernilai dan berkualitas baik itu foto bertema pemandangan alam, makanan, olahraga, bangunan, dan lain sebagainya.

    Oleh karena itu, untuk menjadi seorang fotografer professional membutuhkan waktu dalam mengasah kemampuan memotret dan tidak bisa didapatkan secara instan. Di samping itu, menjadi fotografer professional bukan terletak pada kamera yang digunakan fotografer.

    Akan tetapi, dilihat dari kemampuan sang fotografer dalam memotret. Karena sebagus apapun kamera apabila tidak berada ditangan yang tepat maka hasil foto tidak akan bagus. Begitu pun sebaliknya baik kamera mahal ataupun murah tapi sang fotografer mampu menggunakannya maka hasil foto akan tetap berkualitas.

    Cara menjadi Fotografer Profesional

    Maka dari itu, untuk melatih kemampuan Anda dalam fotografi sehingga lebih professional berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan agar menjadi fotografer professional.

    1. Banyak membaca buku mengenai fotografi

    Sekarang ini, mencari referensi terkait dengan fotografi bukan lagi perkara yang sulit. Hal tersebut dapat dilakukan hanya dengan berselancar saja di dunia maya. Diketahui sangat banyak artikel yang membahasa tentang fotografi, sejarah, sampai dengan teknik fotografi yang baik.

    Di samping itu, Anda juga dapat mencari tau karya-karya yang dihasilkan oleh seorang fotografer professional dan melihat contoh-contoh karya mereka. Dengan mengetahui hal tersebut, maka bisa saja keinginan Anda untuk menjadi fotografer professional semakin tepacu untuk diasah.

    2. Menggunakan peralatan yang tepat

    Perlu diketahui bahwa jenis peralatan yang dibutuhkan setiap fotografer berbeda-beda, yaitu tergantung jenis pemotretan yang dilakukan. Namun, secara umum biasanya fotografer professional menggunakan dua kamera serta lensa yang bermacam-macam ukurannya.

    Selain itu, yang perlu dipersiapkan adalah perangkat lunak atau software yang cocok digunakan setelah proses pengambilan gambar selesai. Hal tersebut bertujuan agar menghasilkan gambar yang lebih bagus dan keren. Oleh karena itu, selalu ingat bahwa gunakan alat yang tepat pada setiap jenis pemotretan.

    3. Berlatih menggunakan kamera setiap hari

    Cara selanjutnya yang dapat dilakukan untuk menjadi fotografer professional adalah biasakan untuk berlatih menggunakan kamera setiap hari. Potret apapun yang ada dihadapan Anda jangan pikirkan objek apa yang difoto maupun kamera apa yang dipakai untuk mengambil gambar. Terlebih dahulu fokus untuk memotret secara rutin.

    Lakukan hal tersebut secara teratur alias setiap hari. Biarkan kegiatan tersebut mengalir apa adanya secara konsisten. Dengan begitu secara tidak langsung keterampilan teknik menggunakan kamera akan semakin terasah.

    4. Mencari tahu keahlian atau keterampilan

    Untuk mengetahui keahlian atau keterampilan yang dimiliki maka ambillah gambar pada setiap jenis fotografi yang Anda sukai. Hal tersebut dilakukan sebelium akhirnya menentukan bidang keahlian yang sebenarnya dimiliki. Dengan berkali-kali melakukan percobaan maka Anda nantinya akan mengetahui keahlian yang dimiliki entah itu jenis fotografi wedding, olahraga, pemandangan, modelling, atau jenis lainnya.

    Apabila Anda telah mengetahui hal tersebut maka kesempatan untuk menjadi fotografer professional selangkah lebih dekat. Di samping itu, peluang untuk mendapatkan keuntungan juga semakin mudah apalagi jika dijadikan sebagai bisnis.

    5. Pahami segitiga eksposur

    Salah satu cara menjadi fotografer professional adalah dengan memahami yang namanya segitiga eksposur agar menghasilkan foto yang berkualitas dan bernilai tinggi. Seperti yang kita ketahui bahwa segitiga eksposur merupakan elemen dasar dari eksposure, yaitu ISO, Aperture, dan juga Shutter Speed.

    Ketiga elemen tersebut saling berhubungan satu sama lain sehingga nantinya hasil bidikan menjadi seimbang. Dengan cara mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam sensor kamera.

    Ilustrasi keren tentnag Segitiga Exposure dalam fotografi

    6. Memegang kamera dengan benar

    Cara yang satu ini biasanya tidak diperhatikan oleh beberapa orang. Padahal memegang kamera dengan benar adalah sesuatu yang tak bisa disepelekan. Apabila cara memegang kamera dilakukan dengan benar dan tepat maka saat mengambil gambar atau memotret tidak terjadi guncangan yang menyebabkan foto tidak fokus.

    Oleh kerena itu, memegang kamera dengan benar adalah sesuatu yang sangat penting agar hasil bidikan bagus serta fokus pada objek yang akan dipotret.

    7. Mendekat ke obyek foto

    Cara selanjutnya yang dapat dilakukan untuk menjadi fotografer professional adalah memotret objek dengan jarak dekat. Hal tersebut dilakukan agar menghasilkan foto yang kesannya lebih real atau nyata. Salah satu cotoh sederhananya adalah ketika memotret objek bunga maka usahakan dekatkan kamera dan buat fokus pada objek yang difoto.

    8. Maksimalkan komposisi foto

    Hal yang mendukung agar menjadi seorang fotografer professional yaitu dengan memaksimalkan komposisi foto. Perlu diketahui bahwa bukan hanya lensa saja yang mempengaruhi hasil foto. Akan tetapi, Anda juga harus mengasah kemampuan dalam komposisi foto pada saat mengabadikan gambar melalui kamera.

    Paling tidak, usahakan menguasai satu jenis komposisi dan asah kemampuan tersebut sampai mahir. Setelah itu, kembali asah keterampilan dengan mempelajari jenis komposisi lainnya sampai semua komposisi dapat dikuasai sehingga dapat menjadi seorang fotografer professional.

    Ruang keren pada fotografi mantap Segitiga Exposure

    9. Bergabung dengan komunitas fotografer

    Cara lainnya yang dapat dilakukan untuk menjadi fotografer professional adalah dengan bergabung dengan komunitas fotografer. Perlu diketahui bahwa dalam mengembangkan ide-ide fotografi tak selamanya dapat dilakukan seorang diri, tapi membutuhkan partner atau orang lain.

    Oleh karena itu, ada baiknya jika bergabung dengan komunitas fotografi yang ada disekitar Anda. komunitas tersebut tidak perlu semuanya beranggotakan fotografer professional karena tujuan Anda ingin belajar sehingga Anda dapat lebih mendalami keterampilan yang dimiliki. Selain itu, tak menutup kemungkinan anggota dalam komunitas tak segan-segan membagikan ilmu yang mereka miliki kepada anggota komunitas lainnya.

    10. Belajar cara mengedit

    Sangat penting bagi seorang fotografer untuk mengetahui cara menggunakan software yang tepat dalam proses editing foto. Seperti yang diketahui bahwa dengan menggunakan software yang berkualitas secara tidak langsung dapat menciptakan gambar yang bekualitas pula.

    Saat ini sudah banyak software edit foto yang dapat diunduh baik itu yang gratis maupun berbayar. Mulai dari yang populer seperti Adobe Photoshop, Photo Pos Pro, PicturesToExe 9, GIMP, Lightroom, dan masih banyak lagi lainnya.

    Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu Anda menjadi seorang fotografer professional. Semoga artikel ini dapat membantu para fotografer yang ada di Indonesia menjadi seorang fotografer yang handal dan professional. Selamat mencoba.

  • Mengenal Aliran Fotogafi Konsep Surealis

    Matamu.Net – Mungkin bagi sebagian orang kata surealis masih terdengar asing di telinga mereka. Begitu pun dengan para pecinta fotografi, tidak semua fotografer memahami yang namanya fotografi surealisme.

    Tak sebatas itu saja, diketahui bahwa berdasarkan perkembangan karya surealis saat ini sudah banyak misalnya saja ayat atau karya sastra, film, lukisan, sampai dengan foto. Oleh karena itu, tidak ada salahnya apabila kita membahas fotografi surealis.

    Konsep Foto Surealis

    Aliran Foto Surealis

    Surealisme merupakan sebuah aliran yang memunculkan kontradisksi antara mimpi dan realita menjadi nyata dalam suatu gambar. Dimana objek nyata tersebut diperlihatkan dalam keadaan yang sebenarnya tidak mungkin terjadi di dunia nyata.

    Konsep Foto Surealis Langit biru adalah Kepalsuan

    Sementara itu, secara etimologis istilah ‘surrealisme’ diketahui berasal dari kata dalam Bahasa Perancis ‘surréalisme’ yang merupakan gabungan dua kata, yaitu ‘sur’ yang berarti super, beyond or above dan juga ‘realisme’. Dari kedua kata tersebut dapat dikatakan bahwa surealis berarti lebih dari sekedar realis atau bisa dikatakan lebih dari nyata.

    Seiring dengan berkembangnya bentuk genre dari surealis secara tidak langsung memengaruhi perkembangan bentuk serta genre pada ranah fotografi. untuk menghasilkan karya fotografi yang bersifat surealis, membutuhkan pronsip-prinsip surealis yang dikaitkan dengan elemen visual baik itu nyata maupun tidak nyata.

    Padahal diketahui bahwa fotografi merupakan sebuah medium yang digunakan untuk menghasilkan karya seni visual yang nyata. Oleh karena itu, fotografi surealis sempat diragukan dalam fotografi.

    Konsep Foto Surealis hantu di hutan

    Akan tetapi, apabila dilihat secara artistik justru dengan adanya fotografi surealis secara tidak langsung dapat dijadikan sebagai salah satu upaya alternatif dalam memperlihatkan visual karya seni fotografi yang ekspresif. Dengan kata lain seorang fotografer juga dapat menghasilkan karya foto yang mengeksplorasi berbagai aspek alam bawah sadar maupun fantasi dengan tujuan untuk mengembangkan budaya visual yang bernilai nyata maupun tidak nyata.

    Maka dari itu, fotografi surealis adalah sebuah karya yang realistic secara visual yang ditampilkan namun bertentangan dengan akal sehat.

    Untuk menghasilkan foto surealis maka seorang fotografer harus lebih peka dan kreatif dalam melihat objek foto yang diketahui mempunyai potensi baik itu estetik maupun tersirat. Selain itu, yang paling penting juga adalah pastinya sang fotografer surealis telah memiliki pengalaman, skill, serta kepekaan terhadap objek yang dapat dijadikan sebagai karya fotografi surealis.

    Konsep Foto Surealis menjaga langit tetap biru adalah kewajiban manusia

    Sama seperti genre fotografi lainnya, fotografi surealis juga menggunakan sejumlah teknik fotografi. teknik tersebut mulai dari teknik pemotretan, teknik komposisi, pencahayaan, teknik dalam penggunaan lensa maupun filter, sampai dengan software (Photoshop, CorelDraw, Lightroom, dan lain sebagainya).

    Perlu diingat juga bahwa untuk membuat foto surealis terlihat lebih nyata serta asli maka digunakan sejumlah properti serta objek pengambilan gambar yang tepat. Di samping itu, untuk membuat foto lebih nyata maka bisa digunakan software edit foto ketika proses pengambilan gambar selesai.

    Ituah penjelasan singkat terkait dengan aliran foto surealis. Meski fotografi surealis agak sulit untuk dipahami, namun semoga artikel ini dapat membantu dan menambah pengetahuan Anda tentang foto surealis.

  • Apa Itu High Key Fotografi?

    Apa Itu High Key Fotografi?

    Matamu.Net – Dalam fotografi istilah ‘Brightness’ merupakan salah satu yang sangat penting untuk diketahui dan dipahami agar dapat menghasilkan foto yang bagus dan keren. Brightness adalah proses yang dilakukan untuk membuat seberapa cerah objek yang akan dipotret.

    Seperti yang kita ketahui bahwa kecerahan dari hasil foto yang diperoleh berasal dari nilai exposure yang diberikan atau digunakan serta seberapa besar cahaya yang diperoleh ketika mengambil gambar atau foto.

    Exposure sendiri memiliki fungsi untuk membuat cahaya menjadi terang maupun gelap pada foto. Selain itu, Brightness terdiri dari tiga jenis, seperti High Key, Normal Key, dan juga Low Key. Kali ini, kita akan membahas salah satu dari jenis Brightness tersebut, yaitu High Key.

    cewek manis dan seksi High Key

    Pengertian High Key

    High Key merupakan teknik pencahayaan yang menghasilkan warna dan gambar yang didominasi oleh warna putih maupun terang atau bisa juga dikatakan sedikit mid-range. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa foto yang menggunakan High Key tidak selamanya selalu berwarna putih. Namun, bisa saja warna lain tetapi warna yang digunakan harus cerah.

    Selain itu, foto High Key umumnya mempunyai kontras yang rendah lantaran warna yang diperlihatkan merupakan dominan putih. Bukan hanya itu saja, foto-foto High Key juga cenderung terang, ringan, serta dianggap positif.

    Tak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan foto High Key hanya mempunyai sedikit shadow atau bahkan tidak ada shadow. Karena menghasilkan warna yang cerah maka tak jarang subjek yang ditampilkan warnanya hampir sama dengan warna latar belakang atau background.

    Oleh karena itu, ketika menggunakan High Key maka middle tone yang digunakan hanya sedikit sampai dengan tone yang digunakan hampir sama dengan keseluruhan dari frame. Adapun subjek yang bagus dan cocok dipotret menggunakan High Key adalah potret orang, foto prewedding, foto keluarga maupun foto produk.

    Sementara itu, untuk foto pemandangan biasanya foto High Key digunakan ketika memotret salju maupun kabut. Perlu diingat meski menggunakan exposure yang tinggi jangan sampai membuat foto over-exposure.

    Model korea selatan seksi Toge dan hot manis hidung pesek

    Teknik Foto High Key

    Adapun teknik atau cara yang dapat dilakukan untuk memotret High Key adalah seperti berikut ini:

    • Memilih latar belakang atau background yang berwarna cerah, misalnya putih, kuning, serta warna lainnya yang membuat foto terlihat lebih cerah. Ketika memotret untuk fotografi portrait maka sebaiknya model atau subjek yang difoto memakai pakaian serta aksesoris sebaiknya werna cerah.
    • Apabila menggunakan cahaya yang konstan maka disarankan untuk mengatur exposure agar membuat foto lebih cerah, tapi tidak over-exposure.
    • Gunakan light modifier berukuran besar agar cahaya dapat membanjiri subjek serta background. Di samping itu, juga membuat cahaya yang jatuh ke subjek lebih halus. Misalnya light modifier softbox (80 x 120 cm), oktabox (150 cm), beauty dish (70 cm), dan juga background reflector.

    Dalam mengambil foto High Key maka seorang fotografer harus kreatif mengarahkan pose atau gaya dari objek yang akan difoto. Dengan begitu, fotografer akan memperoleh ekspresi yang tidak terduga namun menarik dan bagus.

    Itulah penjelasan singkat tentang High Key fotografi beserta teknik memotret High Key. Semoga bermanfaat.

  • Apa Itu Low Key Fotografi?

    Apa Itu Low Key Fotografi?

    Matamu.Net – Low Key merupakan teknik pencahayaan yang digunakan dalam fotografi yang dimana objek utama dikelilingi oleh warna gelap dengan sedikit highlight. Maka dai itu, foto Low Key biasanya memperlihatkan efek dramatis. Selain itu, foto-foto Low Key juga mempunyai tone yang gelap dan yang mendominasi foto adalah warna hitam.

    Kendati demikian, tak mengherankan apabila fokus khusus diberikan terhadap subjek terkait dengan bentuk dengan lebih menekankan highlight dengan tujuan agar menghasilkan foto yang lebih menarik dan menakjubkan. Di samping itu, foto Low Key tak jarang mempunyai tingkat kontras yang tinggi.

    Low Key key biasanya digunakan untuk membuat foto dramatis misalnya foto landscape maupun foto model dengan menghasilkan efek yang dramatis. Berbeda dengan High Key yang menggunakan exposure yang tinggi, Low Key justru harus menurunkan nilai exposure pada kamera.

    Histogram pada Fotografi Low Key

    Salah satu ciri-ciri fotografi Low Key terletak pada Histogram yang lebih conding ke sisi kiri. Hal ini bisa dilihat di beberapa software editing foto seperti Photoshoop.

    Teknik Foto Low Key

    Seperti yang kita ketahui bahwa Low Key sangat cocok digunakan untuk menyampaikan kesan misterius maupun kesedihan pada foto. Oleh karena itu, tak jarang orang juga biasa menggunakan Low Key ketika memotret foto duka, portrait misterius, maupun pemotretan dengan tema horror.

    Tantangan dalam memotret Low Key adalah cara mengarahkan cahaya pada bagian yang bagus serta membatasi cahaya agar tidak membuat terang segala sesuatu yang tidak diinginkan dalam foto. Maka dari itu, seorang fotografer harus cermat mengamati subjek sebelum memutuskan menggunakan light modifier yang dibutuhkan.

    CEwek manis dan seksi pakai Hot pant pose foto studio keren dan manis

    Berikut ini beberapa teknik dan tips yang dapat dilakukan untuk memotret menggunakan Low Key:

    • Menentukan lokasi serta mempersiapkan background dengan nuasa gelap, misalnya saja warna hitam maupun warna tua lainnya. Selain itu, ketika objek yang akan difoto manusia maka sebaiknya memakai pakaian yang juga berwarna gelap seperti background.
    • Menggunakan satu sumber cahaya, baik itu cahaya alami maupun cahaya buatan yang berasal dari jendela, lampu, dan lain sebagainya. Setelah itu, atur sedemikin rupa posisi subjek yang akan dipotret sampai mendapatkan efek yang dramatis. Untuk mendapatkan efek cahaya yang bagus, tidak ada salahnya apabila menggunakan reflector.
    • Mengatur Exposure menjadi lebih gelap agar menghasilkan suasana yang lebih dramatis. Oleh karena itu, fotografer harus memahami pengaturan dari segitiga exposure (ISO, Aperture, dan juga Shutter Speed).
    • Untuk membuat foto Low Key portrait terlihat lebih dramatis maka sebaiknya menggunakan satu cahaya yang berasal dari samping. Maka dari itu, ketika memotret menggunakan Low Key jangan nyalakan flash kamera, namun gunakan pencahayaan tambahan.
    • Komposisi merupakan hal terpenting dalam fotografi pada semua jenis foto, termasuk foto Low Key. Seorang fotografer bebas bereksperimen mensetting komposisi untuk menghasilkan foto Low Key yang bagus. 
    • Tips yang perlu diingat juga bahwa ketika memotret foto Low Key portrait ada baiknya tidak melakukan eye contact langsung dengan kamera sehingga dapat menghasilkan foto yang dramatis.

    Itulah penjelasan tentang Low Key dalam fotografi disertai dengan teknik foto Low Key. Semoga dapat dengan mudah dipahami dan selamat mencoba.

  • Fotografi – Mengenal Pengertian Flare (Lens Flare)

    Matamu – Pada saat cahaya datang dari sumber yang sangat terang misalnya cahaya matahari maupun cahaya buatan dan secara langsung mengenai elemen depan pada lensa kamera maka tak dapat dihindari bahwa hal tersebut akan menyebabkan terjadinya pantulan pada elemen lensa, diafrgama, sampai dengan sensor kamera.

    Kendati demikian, ketika hal tersebut terjadi maka besar kemungkinan kualitas foto atau gambar yang dihasilkan akan rendah serta menghasilkan sebuah penyimpangan cahaya dengan bertuk yang bermacam-macam yang mengurangi nilai dari fotografi. Kejadian tersebut biasa disebut sebagai flare pada lensa.

    Sementara itu, ketika flare muncul maka akan memberikan efek yang tidak diinginkan pada gambar atau foto seperti:

    • Dapat mengurangi kontras pada gambar atau foto yang disebabkan over exposure sehingga akan muncul seperti kabut yang menutupi objek.
    • Munculnya bentuk-bentuk aneh yang tak diinginkan dengan berbagai warna bahkan bisa semin-transparan dari berbagai macam warna.

    Tak hanya itu, flare dalam fotografi diketahui juga dapat merusak sebuah foto atau gambar yang dipotret. Akan tetapi, tak sedikit pula fotografer yang mengangga bahwa flare adalah salah satu cara yang dapat dilakukan agar dapat menghasilkan atau membuat kesan artistik pada sebuah foto. Menariknya lagi, tak jarang efek dari flare justru dimasukkan ke dalam visualisasi sebuah film maupun game PC dengan tujuan agar menambah kesan realisme dan lain sebagaiya.

    Oleh karena itu, adanya flare bisa disebut sebagai sesuatu yang relative, dimana pada kondiis tertentu dapat merusak hasil foto namun tak menutup kemungkinan juga diperlukan untuk menghasilkan konsep pemotretan yang berkesan artistik.

    Falre Bloue sexy Model foto model concept

    Faktor-Faktor Penyebab Flare

    Saat ini diketahui bahwa sebagian besar kamera dirancang dengan teknologi muti-coating yang berarti dapat mengurangi efek flare pada foto. Akan tetapi, tak dapat dipungkiri flare masih bisa saja terlihat. Berikut ini beberapa faktor terjadinya flare pada foto.

    1. Elemen lensa (kualitas lensa)
    2. Focal length, lensa yang memiliki facal length yang panjang seperti tele justru dapat memicu munculnya flare pada foto. Oleh karena itu, lensa tersebut biasanya dibekali dengan lens-hood.
    3. Desain lensa
    4. Filter, apabila filter kamera kualitasnya rendah maka hal tersebut bisa saja dapat menimbulkan banyak flare pada foto atau gambar.
    5. Debu lensa, ketika lensa pada kamera terlalu berbebu alias menumpuk maka bisa saja dapat menyebabkan terjadinya flare.

    Tips Menghindari Flare

    Terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan agar dapat terhindar dari flare yang tidak diinginkan seperti berikut ini.

    1. Menggunakan Lens-Hood, lensa tersebut sengaja dibuat dengan tujuan agar dapat membantu lensa dalam menghalangi cahaya matahari langsung yang masuk ke dalam elemen depan kamera sehingga dapat menimbulkan flare.
    2. Apabila tidak memiliki Lens-Hood maka gunakan tangan atau benda lain sebagai tudung lensa untuk menghalangi sinar matahari langsung.
    3. Menggunakan lensa yang berkualitas tinggi.
    4. Menggunakan lensa fix atau Prime Aperture yang besar.
    5. Mengubah posisi angle, agar dapat menghindari sumber cahaya yang berlebihan ketika mengambil gambar.

    Tips Menghasilkan Foto Flare Artistik

    Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa tidak selamanya flare memberikan efek buruk pada foto. Akan tetapi, pada kondisi tertentu flare juga dapat menghasilkan foto yang justru dinilai memiliki nila estetik tersendiri. Berikut ini beberapa tips agar flare memberikan kesan estetika pada foto.

    1. Mengarahkan lensa kamera langsung menghadap sumber cahaya, baik itu cahaya matahari atau lampu.
    2. Mensetting Aperture, semakin kecil bukaan (mislanya f/8-f/16) maka ruas-ruas yang muncul semakin banyak sehingga memunculkan kesan seperti bintang. Sementara itu, ketika bukaan semakin besar (misalnya f/1.4-f/2.8) maka sumber cahaya akan terlihat lebih bulat.
    3. Menggunakan kualitas lensa serta sensor yang bagus sehingga dapat menghasilkan pandaran flare yang berbeda alias unik.
    4. Flare tercipta karena adanya sumber cahaya yang kuat dari satu titik. Oleh karena itu, ketika cahaya matahari tertutup oleh awan maka sebaiknya menggunakan cahaya buatan sepertu lampu atau senter agar penyebaran flare dapat dikendalikan.
    Konsep foto model seksi dengan flare cewek cantik

    Itulah penjelasan singkat tentang flare dalam fotografi. semoga dapat membantu dan menambah pengetahuan Anda.

  • Sejarah Kamera Leica – Produsen Kamera Profesional Terbaik Sepanjang Masa

    Matamu.Net – Kamera Leica sudah tidak asing lagi bagi pecinta fotografi. Kamera yang satu ini sudah dikenal sebagai salah satu produsen kamera yang sangat disegani dan dihormati di seluruh dunia. Tidak seperti dengan produsen kamera lainnya, Leica sendiri diketahui memproduksi kamera dengan jumlah yang terbatas. Perusahaan ini merupakan perusahaan kamera yang berasal dari Jerman.

    Salah satu alasan kamera Leica sangat digemari sejumlah fotografer adalah lantaran kamera tersebut memiliki material penyusun yang sangat kuat ditambah lagi dengan kualitas yang ditawarkan juga tidak main-main. Tak tanggung-tanggung, kamera keluaran Leica diketahui bisa digunakan sampai berpuluh-puluh tahun terhitung sejak tanggal pembelian. Oleh karena itu, kamera Leica tak jarang dijadikan sebagai salah satu koleksi berharga bagi fotografer.

    Bukti dari bagusnya kualitas kamera yang dimiliki oleh Leica adalah Leica yang diproduksi pada tahun 1950-an masih bisa dipakai sampai sekarang ini. Kendati demikian, tak mengherankan apabila harga dari kamera Leica dibanderol dengan budget yang lumayan mahal dibandingkan dengan jenis kamera lainnya.

    Oleh karena itu, bagi generasi sekarang apabila mendengar yang namanya kamera Leica maka hal pertama yang muncul dipikiran adalah kamera dan lensa yang memiliki harga jual tinggi. Kira-kira apa yang menyebabkan kamera Leica mahal? Seperti yang sebelumnya disebutkan bahwa kamera Leica mempunyai kualitas yang tinggi.

    Di samping itu, Leica juga merupakan merk kamera yang termasuk ke dalam golongan premium dengan jumlah produksi terbatas. Hal tersebutlah yang membedakan kamera Leica dengan yang lainnya.

    Bukan hanya itu, Leica juga bukan tipikal produsen kamera yang memburu atau mengikuti harga pasar. Malahan Leica sama sekali tidak berniat untuk menjadi pangsa pasar besar yang membuat produk kamera kualitas cukup baik namun harga jual yang rendah. Akan tettapi, Leica justru membuat produk kamera dengan kualitas high-end serta unik yang disesuaikan dengan teknologi masa kini.

    Lantaran perusahaan Leica tidak melakukan produksi secara besar-besaran maka produk yang dibuat tidak main-main. Oleh karena itu, semua kamera yang dibuat menggunakan komponen-komponen yang sangat canggih.

    Sehingga harga disesuaikan dengan biaya produksi tersebut. Diketahui pada tahun 2016 yang lalu, Leica hanya menjual sebanyak 100 ribu kamera saja dengan pangsa pasar hanya mencapai satu persen. Meski begitu, cukup banyak fotografer yang mengincar kamera keluaran Leica.

    Kendati telah menjadi salah satu produsen kamera yang sangat di hormati di dunia berikut sejarah singkat dari adanya kamera Leica yang populer sampai sekarang.

    Deretan Kamera-Kamera Leica dari masa ke masa

    Awalnya bukan produsen kamera

    Perusahaan Leica didirikan pada tahun 1914 silam. Perlu diketahui bahwa Leica dibaca Lai-ka bukan Lei-ka. Adapun pendiri dari perusahaan tersebut adalah Ernst Leitz. Nama Leica sendiri merupakan akronim dari nama belakang dari Leitz serta camera.

    Diketahui bahwa sebelum dikenal sebagai perusahaan bernama Leica, perusahaan tersebut berada di bawah naungan dari perusahaan bernama Optical Institute yang pada tahun 1849 yang lalu didirikan. Setelah beberapa tahun kemudian Optical Institute diganti menjadi Ernst Leitz Optical. Namun, pada saat itu, perusahaan ini dikenal sebagai produsen mikroskop yang dibuat khusus untuk digunakan para peneliti.

    Bukan produsen kamera 35 mm pertama

    Sebagai informasi bahwa sebenarnya Leica bukan produsen kamera pertama yang memakai sensor 35 mm di dunia. Akan tetapi, berdasarkan sejarah sensor berukuran 35 mm tersebut merupakan hasil riset dari perusahaan Leica. Adapun orang yang melakukan riset yang kemudian bergabung dengan Leitz adalah Oskar Barnack yang diketahui sebagai Direktur Riset pada tahun 1911.

    Riset yang dilakukan adalah dengan memulai mempereteli kamera film yang kemudian dipasangkan dengan film berukuran 35 mm. Kala itu, ukuran standar adalah 35 mm. Namun, lantaran kecepatan emulsi pada film kala itu tidak mampu dan tidak dapat dijadikan sebagai acuan sehingga membuat matering kurang akurat maka Barnack akhirnya membuat sebuah perangkat kecil yang bertujuan untuk menguji film. Hingga akhirnya, berdasarkan riset tersebut terciptalah kamera miniatur yang saat ini dikenal dengan nama Ur-Leica.

    Siapa sangka kamera yang ukurannya sangat kecil tersebut mampu mengubah sejarah dunia yang dimana dulunya kamera identik dengan ukuran besar sehingga sangat sulit untuk dibawa kemana-mana kini ukuran dan bentuknya simpel.

     Kamera yang diragukan

    Pada tahun 1914, mimpi dan ambisi seorang Barnack sempat berhenti lantaran adanya Perang Dunia I. Akan tetapi, setelah Perang Dunia I selesai, Barnack kembali membangun mimpinya yaitu kembali melanjutkan proyek yang sebelumnya terhenti.

    Tak ada kata menyerah, ia kemudian meneruskan proyek impiannya dengan memulai melakukan modifikasi prototype. Di samping itu sebagai Direktur Riset, Barnack juga memberitahukan temuannya tersebut kepada Ernst Leitz agar prototype temuannya dapat diproduksi sehingga dapat dipasarkan.

    Adapun kamera yang saat itu diproduksi adalah Model 0 yang menggunakan lensa Leitz 50 mm Anastigmat. Usaha dan kerja keras yang dilakukan oleh Barnack dan Leitz sempat dipanding sebelah mata oleh beberapa ilmuan maupun fotografer. Namun, Leitz tetap nekat untuk melakukan produksi. Siapa sangka, hasil dari kenekatan dari Leitz tersebut menghasilkan kamera akhirnya diperkenalkan pada Leipzig Fair. Kini, kamera tersebut dikenal dengan nama Leica I.

    Evolusi desain kamera Leica

    Semakin tahun perusahaan yang dirintis oleh Leitz semakin berkembang. Pada tahun 1930, kamera terbaru Leica berhasil diproduksi dengan tampilan yang lebih canggih, yaitu lensa kamera dapat diganti-ganti. Awal mula lensa hanya dibuat dan cocok untuk satu body kamera saja. Akan tetapi, tak lama kemudian akhirnya mount lensa tersebut dibuat berdasarkan standarisasi sehingga lensa dapat digunakan untuk semua bodi kamera.

    Sementara itu, pada tahun 1932 Leica kembali melakukan inovasi pada produksi kameranya dengan mengubah dasar pada desain kamera yang kemudian diproduksi dengan nama Leica II. Spesifikasi dari Leica II adalah membuat viewfinder menjadi satu yang awalnya terpisah pada bagian atas bodi kamera. Saat itu juga untuk pertama kalinya Leica menggunakan rangefinder. Sistem tersebut sampai sekarang terus dipertahankan serta digunakan pada jenis kamera andalan Leica yaitu M10.

    Kelahiran generasi M kamera Leica

    Melalui gelaran Photokina pada tahun 1954, Leica diketahui merilis kamera andalannya yang diberi nama M3. M3 merupakan seri pertama yang diproduksi dari tipe M. Sampai saat ini kamera M3 masih diproduksi oleh Leica. Selain itu, kamera M3 termasuk ke dalam kamera pertama produksi Leica yang memakai mount bayonet-style untuk mengganti lensa kamera.

    Pada tahun 1956 yang lalu melalui iklan, Leica mengeluarkan slogan yang dianggap sangat berani yang dimana menyebutkan bahwa kamera generasi M dapat disebut sebagai “investasi seumur hidup untuk fotografi yang sempurna”.

    Bisa dikatakan bahwa slogan tersebut sangatlah berani, namun terbukti sampai sekarang memang benar generasi M merupakan salah satu kamera yang paling disegani dan populer.